Senin, 10 Maret 2014

pleno modul reproduksi "kehamilan dan persalinanku yang pertama"

Diposting oleh Unknown di 19.09


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim).Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi.Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu, misalnya pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia, dan infek.
Perkembangan janin dimulai dari awal bulan ketiga hingga akhir kehidupan dalam Rahim dikenal sebagai massa janin. Masa ini ditandai dengan penyempurnaan jaringan dan organ serta pertumbuhan tubuh yang cepat. Beberapa kelainan timbul selama masa ini, meskipun cacat yang disebabkan oleh gaya-gaya mekanik, seperti kompresi intra uterus, bisa terjadi. Bahaya pada system saraf pusat dapat mengakibatkan gangguan prilaku pascanatal dan menurunkan kecerdasan.
1.2 rumsan masalah
·      Menjelaskan tentang anatomi dan histologi sistem reproduksi wanita
·      Menjelaskan tentang fisiologi sistem reproduksi wanita
·      Menjelaskan tentang perubahan anatomi fisiologi ibu hamil, persalinan, dan masa nifas
·      Menjelaskan tentang diagnosis kehamilan
·      Menjelskan tentang antenatal care
·      Menjelaskan tentang pencitraan dalam kehamilan
·      Menjelaskan pemantau proses persalinan dengan partograf
·      Menjelaskan fisiologi dan mekanisme persalinan normal
·      Menjelaskan tentang analgesia dan anastesi obstetri
·      Menjelaskan fisiologi nifas dan laktasi serta penanganannya
·      Menjelaskan  tentang hiperemesis gravidarum
·      Menjelaskan tentang siklus haid
·      Menjelaskan tentang mekanisme fertilisasi
Menjelaskan tentang nutrisi untuk ibu hamil









BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Anatomi  Fisiologi  dan histologi Sistem Reproduksi Wanita
Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: alat reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi wanita bagian luar yang terletak di perineum.
1.      Alat genitalia wanita bagian luar (eksterna)
a.       Mons veneris / Mons pubis
merupakan bagian yang menonjol di bagian depan simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan seks.
Gambar 1.1
b.      Bibir besar (Labia mayora)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan terdiri dari:
*      Bagian luar
Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris.
*      Bagian dalam
Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak).
c.       Bibir kecil (labia minora)
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam bibir besar (labia mayora) tanpa rambut yang memanjang kea rah bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, semantara bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.
d.      Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitive analog dengan penis laki-laki. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
e.    Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan friksi.
f.       Perinium
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.

g.      Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
h.      Himen (Selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
i.        Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayoradan labia minora. Di garis tengah berada di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen.
Alat genitalia wanita bagian dalam
a)      Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina. Panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan panjang dinding posterior 11 cm. Vagina terletak di depan rectum dan di belakang kandung kemih. Vagina merupakan saluran muskulo- membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani oleh karena itu dapat dikendalikan. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks pada bagian uterus. Bagian servik yang menonjol ke dalam vagina di sebut portio. Portio uteri membagi puncak vagina menjadi empat yaitu: fornik anterior, fornik posterior, fornik dekstra, fornik sinistra. Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan.
b)      Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih, cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer terbalik yang terletak di  pelvis minor di antara kandung kemih dan rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan berbentuk segitiga, dan seviks uteri yang berbentuk silinder. Dinding belakang, dinding depan dan bagian atas tertutup peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung kemih. Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan endometrium.
Gambar 1.2
*      Peritoneum (Meliputi dinding rahim bagian luar, Menutupi bagian luar uterus, Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf, Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen)
*       Lapisan otot (Lapisan luar: seperti “Kap”melengkung dari fundus uteri menuju ligamentum, Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai osteum uteri internum, Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka dan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat dengan demikian perdarahan dapat terhenti.
*      Semakin ke arah serviks otot rahim makin berkurang dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum yang merupakan batas dan kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut istmus. Istmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
*       Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot dasar panggul, ligamentum yang menyangga uterus adalah ligamentum latum, ligamentum rotundum (teres uteri) ligamentum infindibulo pelvikum (suspensorium ovarii) ligamentum kardinale machenrod, ligamentum sacro uterinum dan ligamentum uterinum.
*      Ligamentum latum
Merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus meluas sampai ke dinding panggul, Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar dan mengandung pembuluh darah limfe dan ureter,  Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopi,  Ligamentum rotundum (teres uteri), Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis inguinalis dan mencapai labia mayus, Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.  Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi
*      Ligamentum infundibulo pelvikum
Terbentang dari infundibulum dan ovarium menuju dinding panggul, Menggantung uterus ke dinding panggul, Antara tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium
*      Ligamentum kardinale machenrod
Dari serviks setinggi osteum uteri internum menuju panggul, Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri, Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus
*      Ligamentum sacro uterinum Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale machenrod menuju os sacrum
*      Ligamentum vesika uterinum
Dari uterus menuju ke kandung kemih, Merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga dapat, mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan
*      Pembuluh darah uterus
*      Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri sepanjang dinding lateral dan memberikan cabangnya menuju uterus dan di dasar endometrium membentuk arteri spinalis uteri
*       Di bagian atas ada arteri ovarika untuk memberikan darah pada tuba fallopi dan ovarium melalui ramus tubarius dan ramus ovarika.
*      Susunan saraf uterus Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf simpatis dan parasimpatis melalui ganglion servikalis fronkenhouser yang terletak pada pertemuan ligamentum sakro uterinum.
c)      Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas li gamentum latum berjalan ke arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim. Panjang tuba fallopi 12cm diameter 3-8cm. Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa dengan epitel bersilia.
Tuba fallopi terdiri atas :
*      Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot rahim mulai dari osteum internum tuba.
*      Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan bagian yang paling sempit.
*      Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk “s”.
*      Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki lumbai yang disebut fimbriae tubae.
Fungsi tuba fallopi :
1) Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum uteri.
2) Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi.
3) Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi.
4) Tempat terjadinya konsepsi.
5) Tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi.
d)      Ovarium
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon – hormon steroid. Letak: Ovarium ke arah uterus bergantung pada ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat pada ligamentum latum melalui mesovarium. jenis: Ada 2 bagian dari ovarium yaitu:
-        Korteks ovarii(Mengandung folikel primordial, )Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff, Terdapat corpus luteum dan albikantes
-        Medula ovarii(Terdapat pembuluh darah dan limfe,  Terdapat serat saraf, Parametrium Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke dua lembar ligamentum latum.
Batasan parametrium
1) Bagian atas terdapat tuba fallopi dengan mesosalping
2) Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
3) Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium.
4) Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii
Histologi alat reproduksi wanita
Ovarium
Fungsi ovarium :




Gambar 1.3


-       Produksi sel germinal
-        Biosintesis hormon steroid
 Sel germinal terdapat pada folikel ovarium. Masing-masing folikel berada dalam keadaan istirtahat dan mengandung oosit primordial  ( primitif ) yang dikelilingi satu lapis sel yaitu sel granulosa. Disekitar sel granulosa terdapat sekelompok sel yaitu sel teka. Sel teka memproduksi androgen yang oleh sel granulosa di konversi menjadi estrogen. Hormon steroid dari ovarium bekerja dalam folikel untuk menujang perkembangan oosit dan di luar ovarium, hormon steroid bekerja pada jaringan target.
Gambar 1.4
Pada neonatus, ovarium manusia mengandung sekitar 2 juta oosit . pada saat pubertas tersisa sekitar 100.000 oosit. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa reproduksi akibat proses mitosis oogonium primitif pada masa janin berhenti dan tidak berlanjut. Saat proses mitosis berhenti, oosit yang baru terbentuk masuk ke tahap profase dari pembelahan meiosis pertama. Oosit akan tetap berada pada tahap profase meiosis sampai mereka di stimulasi dan menjadi matang untuk proses ovulasi atau mengalami degerasi menjadi folikel atresia.
Gambar 1.5
Folikel primer berada dibagian superfisial sehingga memungkinkan untuk terjadinya ovulasi pada saat folikel sudah matang ( folikel d’graaf ) dimana terdapat area sekeliling oosit yang disebut zona pellucida
 
Gambar 1.6
Ovulasi adalah ekspulsi sel telur melalui daerah tipis (stigma ). Setelah pelepasan oosit, folikel mengempis (collaps)  dan terbentuk corpus luteum
Gambar 1.7
Tuba Falopii
Gambar 1.8
Lumen Tuba Falopii dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada permukaan selnya. Silia bergerak konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke dalam uterus agar mengadakan implantasi pada endometrium
UTERUS
Gambar 1.9
Sebagian besar dinding uterus terdiri dari otot polos yang dinamakan miometrium. Uterus harus mampu untuk membesar selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi akibat hipertrofi sel otot polos miometrium (miosit) dan penambahan miosit baru dari stem sel yang terdapat dalam jaringan ikat miometrium.
Rongga uterus dilapisi oleh endometrium. Endometrium merupakan organ target dan kelenjar endokrin. Dibawah pengaruh produksi siklis hormon ovarium endometrium mengalami perubahan mikroskopik pada struktur dan fungsi kelenjar.

Gambar 1.10
     Selama fase pra ovulasi siklus menstruasi, sel epitel permukaan endometrium mengadakan proliferasi di bawah pengaruh estrogen. Kelenjar endometrium mengalami proliferasi dan masuk kedalam lapisan subepitelial atau stroma. Arteri muskular kecil (arteria spiralis ) tumbuh kedlam lapisan basal endometrium.
Setelah ovulasi, suasana hormonal uterus berubah dari dominan estrogen menjadi dominan progesteron sehingga mitosis epitel kelenjar berhenti. Endometrium pasca ovulasi disebut endometrium sekretorik.
     Pasca ovulasi, sel stroma endometrium membesar dan tampak berbuih yang menadakan adanya peningkatan metabolisme. Sel-sel tersebut menjadi eosinofilik dan disebut sebagai sel desidua. Desidualisasi endometrium diawali sekitar arteri spiralis yang kemudian menyebar dibawah epitel permukaan dan kelenjar saat 10 hari pasca ovulasi.
     Jika tidak terjadi kehamilan, produksi progesteron corpus luteum berhenti pada hari ke 13 – 14 pasca ovulasi. Endometrium mengalami nekrosis iskemik dan meluruh sebagai debris menstruasi. Bila terjadi kehamilan, masa hidup corpus luteum memanjang dan memperpanjang produksi progesteron dan desidualisasi stroma berlanjut. Stroma endometrium merupakan sumber penting sejumlah peptida kehamilan antara lain :
Servik Dan Vagina
Servik terutama terdiri dari jaringan ikat.  Struktur ini dilapisi satu lapis epitel kelenjar penghasil mukus dibagian dalam servik (canalis endoservicalis) dan epitel skuamosa berlapis pada ektoservik. Transisi epitel kelenjar dan skuamosa dikenal sebagai zona transformasi yang penting oleh karena sering mengalami perubahan displastik yang dapat menjadi keganasan. Vagina dilapisi oleh epitel skuamosa.
                                                                                                                   

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. SKENARIO
Nn. Ninuk berusia 19 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan terlambat menstruasi selama 2 bulan  disertai  mual  muntah  tiap pagi  hari. Ia juga merasakan payudaranya menegang serta sering buang air kecil. Dari anamnesis diketahui hari pertama haid terakhir tanggal 6 Januari  2014. Hasil  Plano  test  yang dilakukan  pada  akhir  bulan  Februari dinyatakan positif. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium rutin, gula darah dan urin. Di puskesmas dokter melakukan pemeriksaan USG dan dikatakan jika embrio sudah  tampak  dengan  ukuran  GS intra uterin  2,5 cm dan CRL 1,4 cm.  Dokter  memberikan suplementasi berupa asam folat dan dokter mengingatkan agar tidak minum obat sembarangan.
Pada kehamilan 9 bulan, Nn. Ninuk kontrol kembali ke dokter karena mulai merasakan nyeri pinggang. Dari pemeriksaan dokter didapatkan tanda vital dalam batas normal, pada abdomen didapatkan  tinggi  fundus  3  jari  di  bawah  procesus  xypoideus.  Dari  pemeriksaan  Leopold didapatkan janin letak kepala, pu-ki, bagian terbawah janin sudah masuk PAP, His (-), DJJ: 140-150 x/menit, dari pemeriksaan  VT belum didapatkan pembukaan  serviks dengan  kesan panggul luas. Dokter kemudian menganjurkan untuk persalinan sebaiknya dilakukan di rumah sakit.
Satu minggu  kemudian  Nn.Ninuk  merasakan  sakit tanda  melahirkan,  dan segera  pergi ke rumah sakit. Di rumah sakit dari pemeriksaan dokter didapatkan pembukaan seviks sudah 4-5 cm, dengan penipisan serviks hampir 100%, ketuban menonjol dan kepala sudah di Hodge II. Nn.Ninuk dipantau oleh bidan dengan menggunakan partograf dan dilakukan VT setiap 4 jam.Enam jam kemudian Nn.Ninuk merasakan ingin mengedan dan ketuban pecah  dengan sendirinya. Persalinan  dipimpin  oleh  dokter  dan ½ jam  kemudian  lahir  bayi  laki-laki  secara spontan  dengan  BB  3200  gram,  PB  48  cm,  A/S  9/10.  Setelah  bayi  lahir  dokter  segera menyuntikkan  oksitosin di paha ibu,   plasenta lahir sendiri kira-kira 10 menit kemudian.  Dokter juga  menyarankan agar  ibu memberikan  ASI ekslusif serta  menjaga kebersihan organ genitalnya selama masa nifas. Namun ibu menolak memberikan ASI -nya Nn.Ninuk kemudian dirawat selama 2 hari, dengan darah nifas normal.
Pada hari ketiga dari pemeriksaan dokter didapatkan fundus uteri pertengahan antara pusat dengan simfisis pubis disertai lokia yang normal, dan tidak ada tanda infeksi serta ASI sudah keluar dengan baik, maka Nn.Ninuk diperbolehkan untuk pulang, dokter memberikan obat analgetik, dan multivitamin. Nn.Ninuk diminta untuk kontrol kembali 1 minggu kemudian.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang dialami oleh Nn. Ninuk ?
3.2 Terminologi
1)      Plano test : adalah tes kadar hCG dengan pengambilan darah di lab atau dengan dengan pemberian kadar hCG dalam urin
2)      GS : atau gestational sac pada gangguan uteri, terletak di interna dan eksterna
3)      CRL : atau crow rump length yaitu mengukur jarak dari puncak ekor janin pada TM I
4)      Leopold : pemeriksaan perut ibu untuk menentukan posisi janin
5)      PAP : atau pintu atas panggul yaitu batas dari panggul kecil dan berbentuk bulat
6)      VT : atau vagina toucher yaitu untuk memantau perkembangan proses persalinan
7)      Hodge II : bidang sumbu sudut panggul sejajar Hodge I
8)      Partograf : alat untuk menilai
9)       Oksitoksin : adalah hormon peptida yang diproduksi di hipotalamus yang disimpan di hipofisis posterior. Oksitoksin merupakan suatu hormon perangsang otot uterus yang kuat, berperan sebagai kunci dalam kemajuan persalinan
10)   Plasenta : organ dalam pada kandungan selama masa kehamilan yang berfungsi sebagai pertukaran produk metabolisme bagi janin selama masih dalam kandungan.
11)   ASI eksklusif : air susu ibu yang diberikan tiap 2 jam-4 jam pada bayinya dengan lama pemberian 15 menit
12)  Lokia : adalah jaringan endometrium yang tertinggal dan tidak dikeluarkan bersama plasenta secara bertahap mengalami mengalami disintegrasi dan terlepas, menghasilkan duh vagina selama involusi yang terus keluar selama 3 sampai 6 minggu setelah persalinan.
3.3. Permasalahan Dan Jawaban
1)      Mengapa dilakukan pemeriksaan laboratorium rutin, gula darah dan urin?
Jawaban : untuk mengetahui apabila terdapat kelainan selama masa kehamilan, mengetahui kondisi ibu hamil, untuk mengetahui kadar gula darah ibu hamil, serta untuk mengetahui apabila terdapat infeksi parasit TORCH.
2)      Mengapa dokter memberikan suplementasi berupa asam folat ?
Jawaban : untuk mencegah agar janin tidak lahir cacat karena pada trimester I sedang dalam pembentukan organ-organ terutama saraf-saraf nya.
3)      Mengapa pasien mengalami keluhan terlambat menstruasi selama 2 bulan, mual munta tiap pagi hari, payudaranya menegang, serta sering buang air kecil ?
4)      Mengapa dokter menganjurkan persalinan di rumah sakit ?
Jawaban : agar ibu dan janin mendapatkan perawatan yang lebik baik, karena pasien juga hamil pertama dengan umur nya yang masih muda
5)      Kenapa didapatkan TFU 3 jari dibawah processus xypoideus ?
Jawaban : TFU atau tinggi fundus uteri terletak 3 jari dibawah processus xypoideus artinya usia kehamilan sudah 36 minggu atau 9 bulan
6)      Berapa normal DJJ dan bagaimana cara menghitungnya ?
Jawaban : normal Denyut jantung janin adalah 140x/ menit dan cara menghitungnya dengan menggunakan stetoskop laennec. Menghitungnya setiap 5 detik pertama, kedua, dan seterusnya sampai 1 menit.
7)      Apa saja hormon yang berpengaruh selama masa kehamilan?
Jawaban : hormon-hormon yang berpengaruh selama usia kehamilan adalah :
Human Chorionic Gonadotropin (hCg)àSekresi hormone ini akan mempengaruhi hidup korpus luteum dan menstimulasi produksi progesterone melalui sistem minggu saat plasenta mampu menyintesis progesterone dan estrogen sendiri untuk mempertahankan kehamilan. Fungsi hCG yang lain : merangsang proses diferensiasi sitotrofoblas, stimulasi produksi testosterone testis janin, diduga mempunyai efek imunosupresif selama kehamilan, memiliki efek tirotropik yang menyebabkan peningkatan produksi tiroksin.
Human Placental Lactogen (hPL)àhPL mempunyai efek proteksi pada janin. Kadar hPL yang rendah ditemukan pada preeclampsia, pertumbuhan janin terhambat, dan neoplasma trofoblas.
Chorionic Adrenocorticotropin (CACTH)àPlasenta menghasilkan ACTH yang kemudian disekresikan ke dalam sirkulasi maternal dan janin, tetapi ACTH maternal tidak masuk ke dalam sirkulasi janin.
Chorionic Thyrotropin (CT)àDisekresi oleh plasenta. Ikut berperan dalam terjadinya peningkatan produksi tiroksin pada kehamilan.
RelaksinàMempunyai struktur kimia mirip insulin. Hormon ini bekerja pada miometrium untuk merangsang adenyl cylase dan menyebabkan relaksi uterus.
Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)àDisintesis oleh plasenta. Berperan sebagai hCG-releasing hormone.
Corticotropin Releasing Hormone (CRH)àDitemukan di plasenta pada trofoblas, amnion, korion, dan desidua. Perannya diduga berhubungan dengan relaksasi otot polos (baik miometrium maupun pembuluh darah), imunosupresi, merangsang pembentukan prostaglandin plasenta.
Thyrotropin Releasing Hormone (cTRH) dan Growth Hormone Releasing Hormone (GHRH)àJuga dikenal sebagai somatokrinin, dapat dideteksi pada plasenta. Aktivitas biologisnya belum diketahui
Progesteronàmempertahankan keadaan tenang uterus dengan mempertahankan afinitas yang tinggi dari reseptor β2-adrenergic miometrium, berpengaruh terhadap otot polos arteriol sehingga kapasitas vascular meningkat dan tahanan perifer menurun, selaku substrat bagi produksi glukokortikoid dan mineralokortikoid oleh adrenal janin.
Estrogenàberfungsi meningkatkan sintesis progesterone melalui peningkatan uptake LDL dan aktivitas P450cc sinsisiotrofoblas, menyebabkan vasodilatasi sirkulasi uteroplasenta, stimulasi sistem rennin-angiotensin-aldosteron, neovaskulerisasi plasenta, meningkatkan kontraktilitas uterus dan mempunyai efek mitogenik terhadap pertumbuhan dan perkembangan glandula mammae.
Oksitosin (Oxytocin)àOksitosin di produksi oleh hypothalamus ( bagian dari otak), pada kelenjar posterior pituitary “master gland. Hormon ini adalah hormon reproduksi yang penting. Hormon ini juga berfungsi untuk merangsang dan memperkuat kontraksi rahim saat persalinan. Saat pasca bersalin mampu mencegah perdarahan postpartum dengan memperkuat kontraksi rahim, mampu membantu proses pengecilan rahim, dan merangsang produksi ASI.
Prostaglandinàberfungsi untuk merangsang persalinan. Perempuan akan memproduksi ini ketika bayi sudah cukup untuk dilahirkan. Hormon serupa juga terdapat pada cairan ejakulasi yang dimiliki laki-laki. Maka tak heran jika kehamilan telah lewat waktu banyak praktisi kesehatan menyarankan untuk digunakan berhubungan dengan pasangan.
EndorphinàHormon endorphin menimbulkan rasa tenang dan mampu menghilangkan rasa sakit. Hormon ini meningkat selama kehamilan dan memuncak saat persalinan
8)      Bagaimana cara menghitung usia kelahiran?
Jawaban : cara menghitung usia kelahiran adalah dengan menghitung HPHT
Cara menghitung HPHT :
·         Pada ibu hamil yang mengalami siklus haid normal yaitu 28 hari, usia kehamilan dapat di hitung dengan menggunakan rumus Neagels yaitu : (H+7) (B-3) (T+1)
·         Pada ibu hamil yang mengalami siklus haid panjang yaitu lebih dari 28 hari, usia kehamilan dapat dihitung dengan menggunakan rumus : (H+7+selisih  siklus haid 28 hari) (B-3) (T+1)
·         Pada ibu hamil yang mengalami siklus haid pendek yaitu kurang dari 28 hari, usia kehamilan dapat di hitung dengan menggunakan rumus : (H+7-selisih siklus haid 28 hari) (B-3) (T+1)
·         Kecuali pada bulan Januari, Febuari, Maret, usia kehamilan dihitung dengan menggunakan rumus : (H+7) (B+9) (T+0)
9)       Apa tujuannya dokter menyuntikkan oksitoksin ?
Jawaban : pada saat hormon ini dibebaskan ke dalam darah oleh hipofisis posterior pada stimulasi saraf oleh hipotalamus, nantinya oksitoksin berperan sebagai perangsang kontraksi otot uterus yang kuat sehingga proses persalinan pasien lebih mudah.
10)   Apa itu His ? dan Bagaimana normalnya His ?
Jawaban : His : His adalah kontraksi dinding uterus yang kontraksinya sempurna apabila memiliki kontarksi yang simetris, kontraksi paling kuat atau adanya dominasi difundus uteri dan sesudah itu terjadi relaksasi. Frekuensi his adalah jumlah his dalam waktu tertentu. Amplitudo dikalikan dengan frekuensi his dalam 10 menit menggambarkan keaktifan uterus danini diukur dengan unit Montevideo. Umpama amplitudo 50 mmHg, frekuensi his 3 x dalam 10 menit, maka aktivitas adalah 50 x 3 = 150 unit Montevideo. Nilai yanga adekuat untuk terjadinya persalinan ialah 150 – 250 unit Montevideo.
Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba masuk ke dalam dinding uterus yang disebut sebagai pace maker tempat gelombang his berasal. Gelombang bergerak kedalam dank e bawah dengan kecepatan 2 cm tiap detik sampai ke seluruh uterus. His paling tinggi di fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal dan puncak kontraksi terjadi simultan di seluruh bagian uterus. Sesudah tiap his, otot-otot korpus uteri menjadi lebih pendek daripada sebelumnya yang disebut sebagai retraksi. Oleh karena serviks kurang mengandung otot, serviks tertarik dan terbuka (penipisan dan pembukaan ); lebih-lebih jika ada tekanan oleh bagian janin yang keras, umpama kepala. His menyebabkan pembukaan dan penipisan di samping tekanan air ketuban pada permukaan kala I dan selanjutnya oleh kepala janin yang makin masuk ke rongga panggul dan sebagai benda keras yang mengadakan tekanan kepada serviks hingga pembukaan menjadi lengkap.
11)   Mengapa ketuban pecah dengan sendirinya ?
Jawaban : air ketuban pecah dengan sendirinya karena akibat dari kontraksi dinding uterus menjelang persalinan
12)   Mengapa pasien menolak memberikan ASI-nya ?
Jawaban : pasien menolak memberikan ASI-nya diduga akibat pasien yang menderita BBS atau....disebabkan karena pasien yang hamil dengan usia muda dengan primi gravida(hamil pertama kali) dan ia merupakan seorang nona yang artinya belum menikah.
13)   Apakah BB dan PB bayi pasien normal ?
Jawaban : ya normal, karena pada tafsiran berat janin seperti pada tabel berikut;
Perubahan panjang dan Berat selama periode janin
Usia (minggu)
PPB*(cm)
Berat (g)
9-12
5-8
10-45
13-16
9-14
60-200
17-20
15-19
250-450
21-24
20-23
500-820
25-28
24-27
900-1.300
29-32
28-30
1.400-2.100
33-36
31-34
2.200-2.900
37-38
35-36
3.000-3.400

14)   Apakah A/S bayi pasien normal ? dan kapan A/S dihitung ?
Jawaban : ya, A/S atau APGAR skor nya normal karena pada skor APGAR
Bayi dengan skor 7-10ànormal
Bayi dengan skor 4-6àringan
Bayi dengan skor 0-3àberat
Dan dihitung pada 0-3menit pertama pada saat bayi lahir.
15)   Kenapa setelah 3 hari dirawat di rumah sakit TFU pasien terletak di pertengahan antara pusat dengan simfisis pubis ?
Jawaban : karena pasien telah melahirkan dimana pada saat itu uterus nya tidak ada janin maupun plasenta di dalamnya.
16)   Bagaimana cara menghitung usia kehamilan ?
Jawaban : yaitu dengan cara seperti pada tabel berikut;
*        Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis.
*        Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus
*        dapat teraba di antara simpisis dan pusat.
*        Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat.
*        Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.
*        Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus
*        dapat teraba 3 jari di atas pusat.
*        Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara  prosesus xipoideus dan pusat
*        Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah prosesus xipoideus.
*        Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus  dapat teraba di pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat.

17)   Bagaimana cara mengetahui tanda pasti dan tidak pasti kehamilan ?
Jawaban : yaitu dengan melihat tanda subjektif dan objektif serta tanda pasti pada pasien. Misalnya pada subjektif pasien mengalami amenore, morning sickness, mastoidinia, quickening, dan keluhan kencing, sedangkan tanda pada objektif adalah tanda yang terlihat pada hasil pemeriksaan fisik dan penunjang seperti kontraksi dinding uterus dan ditemukan hormon hCG pada hasil tes lab. Sedangkan pada tanda pasti akan didapatkan DJJ, pada palpasi dirasakan ada gerakan janin, serta pada pemeriksaan USG akan terlihat adanya gestational sac pada minggu ke-6.
3.4 Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut akhirnya membentuk siklus menstruasi. Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama haid sampai tepat satu hari pertama haid bulan berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari hanya sekitar 10-15 persen wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Menstruasi adalah peluruhan dinding uterus (endometrium) pada setiap bulan secara periodik. Menstruasi biasanya terjadi selama 2-7 hari dengan rata-rata durasi menstruasi + 4,7 hari. Saat menstruasi dapat kehilangan darah sekitar 10-80 cc darah dengan rata-rata 35 cc4. Siklus yang normal berlangsung 24-35 hari.
Menstruasi pertama (menarke) pada remaja putri sering terjadi pada usia 11 tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.
Awal siklus menstruasi dihitung sejak terjadinya perdarahan pada hari ke-1 dan berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Umumnya, siklus menstruasi yang terjadi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause. Bagi remaja putri, mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur pada masa-masa awal adalah hal yang normal. Mungkin saja remaja putri mengalami jarak antar 2 siklus berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan terjadi 2 siklus. Namun jangan khawatir, setelah beberapa lama siklus menstruasi akan menjadi lebih teratur.
Pengetahuan akan siklus menstruasi yang dialami sangatlah penting bagi remaja putri. Dengan mengetahui pola siklus menstruasi akan membantu dalam memperkirakan siklus menstruasi yang akan datang. Siklus dan lamanya menstruasi dapat diketahui dengan membuat catatan pada kalender. Tandai setiap hari ke-1 siklus menstruasi yang terjadi setiap bulannya dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya. Dengan cara ini, Anda dapat mengetahui pola siklus menstruasi pada diri Anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14 terjadi pelepasan telur dari ovarium (disebut ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Di dalam tuba falopii dapat terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin sehingga terjadilah kehamilan.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan atau disebut sebagai siklus menstruasi. Siklus dapat berlangsung selama 3-5 hari, terkadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.
Menstruasi terbagi dalam empat stadium yaitu,
1. Stadium Menstruasi atau Deskuamasi,
Pada stadium ini, endometrium luruh dari dinding rahim disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tertinggal yaitu stratum basale. Darah ini tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan mukosa. Bila darah banyak keluar, fermen tidak mencukupi hingga timbul bekuan darah dalam darah haid3. Pada saat ini ovarium mulai membentuk estrogen.
2. Stadium Post Menstruum atau Regenerasi,
Pada stadium regenerasi, endometrium mulai menebal. Luka peluruhan ditutup oleh selaput lendir baru yang terbentuk dari sel epitel kelenjar-kelenjar endometrium. Pada saat ini tebal endometrium ± 0,5 mm. Stadium ini sudah mulai saat stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.
3. Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi
Pada stadium proliferasi, endometrium tumbuh menjadi cepat menjadi tebal ±3,5 mm. Kelenjar endometrium tumbuh lebih cepat hingga berkelok-kelok. Stadium proliferasi berlangsung pada hari ke 5-14 dari hari haid pertama3. Pada saat ini terjadi peningkatan FSH yang memicu terjadinya pematangan folikel di ovarium menjadi folikel de graaf. Folikel ini menghasilkan estrogen dimana estrogen menghambat kerja FSH sehingga pembentukan folikel lainnya dapat dihambat sehingga didapatkan satu folikel de graaf saja yang matang. Estrogen memulai pembentukan lapisan baru pada uterus.
Ketika folikel telah matang, folikel mensekresikan cukup estradiol untuk memacu terjadinya pelepasan LH secara akut. Pelepasan LH ini terjadi pada hari ke-12 dan bertahan selama 48 jam. LH mematangkan ovum, menipiskan dinding folikel sehingga memungkinkan untuk terjadinya letupan pada folikel agar terjadi ovulasi. Pada ovarium manakah ovulasi terjadi masih belum diketahui, ovulasi terjadi pada ovarium secara acak. Pada beberapa wanita, ovulasi disertai oleh nyeri tengah siklus yang disebut mittelschmerz akibat ada cairan yang terbebas dari folikel yang meletup yang jatuh ke rongga abdomen dan merangsang terjadinya rangsang peritoneum. Perubahan hormonal tiba-tiba saat ovulasi dapat menyebabkan perdarahan ringan pada tengah siklus. Pada beberapa penelitian didapatkan peningkatan kemampuan penciuman perempuan saat ovulasi.
4. Stadium praementruum atau stadium sekresi3.
Pada stadium sekresi, tebal endometrium kira-kira tetap tetapi bentuk kelenjar menjadi berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah terjadi penimbunan glikogen dan kapur untuk makanan telur. Stadium sekresi ini berlangsung pada hari ke 14-28 dari haid hari pertama3. Setelah terjadi ovulasi, folikel yang sudah kehilangan ovum berubah menjadi korpus luteum di bawah pengaruh kelenjar hipofise. Korpus luteum menghasilkan progesteron dan tambahan estrogen untuk sekitar 2 minggu, setelah itu korpus luteum mati. Progesteron bertugas untuk menghasilkan lapisan yang cocok untuk implantasi embrio. Progesteron meningkatkan suhu basal sekitar 0,5- 10F. Bila fertilisasi terjadi, embrio akan mengalir ke dalam kavum uteri dan berimplantasi 6-12 hari setelah ovulasi. Segera setelah implantasi embrio memberikan sinyal pada sistem maternal. Sinyal awal berupa hCG. Sinyal ini berguna untuk mempertahankan korpus luteum agar dapat terus menghasilkan progesteron. Bila tidak terjadi kehamilan, endometrium akan meluruh sehingga terjadilah menstruasi. prostaglandin dihasilkan dari dinding uterus dan menyebabkan otot uterus kontraksi. Proses ini membantu untuk mengeluarkan darah dari uterus dari dinding rongga uterus. Proses ini juga menjelaskan bagaimana terjadinya nyeri saat haid.

Siklus menstruasi dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
·    Fase Folikuler / Proliferasi (hari ke-5 sampai hari  ke- 14)   
Fase folikuler dimulai dari hari ke-1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.
Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.
Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
·         Fase Luteal / fase sekresi / fase pramenstruasi  (hari ke-14 sampai hari ke-28)
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi.
Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri.
Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
·         Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3)
Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar dan  aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak adanya hormon LH  dan pengaruhnya karena produksinya telah dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal dan dinding-dinding di daerah vagina dan uterus yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-perubahan higiene pada daerah tsb dan menimbulkan keputihan 
·         Fase Regenerasi / pascamenstruasi (hari ke-1 sampai  hari ke-5)
Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.



3.5 Gizi dan Nutrisi ibu hamil
 merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama kehamilan berlangsung.  Resiko akan kesehatan janin yang sedang dikandung dan ibu yang mengandung akan berkurang jika ibu hamil mendapatkan gizi dan nutrisi yang seimbang. Oleh karena itu, keluarga dan ibu hamil haruslah memperhatikan mengenai hal ini. Gizi atau nutrisi ibu hamil kondisinya sama saja dengan pengaturan gizi mengenai pola makan yang sehat. Cuman saja, ibu hamil harus lebih hati-hati dalam memilih makanan karena mengingat juga kesehatan janin yang sedang dikandungnya.
Bersama dengan usia kehamilan yang terus bertambah, makan bertambah pula kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil, khususnya ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua. Pada saat trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya mengenai pertumbuhan otak berikut susunan syarafnya.
Nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan berlangsung sangat membantu ibu hamil dan janin dalam menjalani hari-hari kehamilannya. Tentunya ibu hamil dan janin akan tetap sehat. Selama kehamilan, kebutuhan nutrisi akan meningkat sepeti kebutuhan akan kalsium, zat besi serta asam folat. Ibu hamil haruslah di beri dorongan agar mengkonsumsi makanan yang baik nan bergizi, ditambah kontrol terhadap kenaian berat badannya selama kehamilan berlangsung. Kenaikan berat badan yang ideal berkisar antar 12-15 kilogram.Agar perkembangan janin berjalan dengan baik, dan ibu hamil dapat menjalani hari-hari kehamilannya dengan sehat, makan konsumsi ibu hamil harus mengandung gizi sebagai berikut:
Kalori. Selama kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300-400 kkal perharinya. Kalori yang di dapat haruslah berasal dari sumber makanan yang bervariasi, dimana pola makan 4 sehat 5 sempurna harus sebagai acuannya. Baiknya, 55% kalori di peroleh dari umbi-umbian serta nasi sebagi sumber karbohidrat, lemak baik nabati maupun hewani sebanyak 35%, 10% dari protein dan sayuran serta buahan bisa melengkapi.
Asama Folat. Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna pembentukan sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan akan asam folat, maka hal ini akan membuat perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti mengalami anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami bibir sumbing dan menderita spina bifda (kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung). Asam folat yang bisa di dapat pada buah-buahan, beras merah dan sayuran hijau.
Protein. Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah dan sel merupakan salah satu fungsi protein. Protein dibutuhkan oleh ibu hamil dengan jumlah sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih banyak dari biasanya. Protein bisa didapatkan dari kacang-kacangan, tempe, putih telur, daging dan tahu.
Kalsium. Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin. Dengan ada kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari penyakit osteoporosis. Kenapa hal ini bisa terjadi? karena jika ibu hamil tidak memiliki kalsium yang cukup, maka kebutuhan janin akan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk olahan lainnya merupakan sumber kalsium yang baik, selain kalsium, susu memiliki kandungan vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil, seerti vitamin A, Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu, kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga.
Vitamin A. Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan kulit. Selain itu vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan pertumbuhan janin. Namun meskiun vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, namun jangan samapi berlebih dalam mengkonsumsinya, karena jika ibu hamil mengalami kelebihan vitamin A hal ini dapat membuat janin terganggu pertumbuhannya.
Zat Besi. Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah merah hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi akan diperlukan pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan akan zat besi sebanyak 30 mg per harinya. Zat besi dapat diperoleh pada hati, daging atau ikan.
Vitamin C. Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi. Selain itu vitamin C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C adalah melindungi jaringan dari organ tubuh dari bberbagai macam kerusakan serta memberikan otak berupa sinyal kimia, hal terjadi karena vitamin C banyak mengandung antioksidan.
Vitamin D. Dapat meneyerap kalsium sehingga sangat bermanfaat dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang bayi. Vitamin D dapat di dapat dari sumber makanan, susu, kuning telur atau hati ikan.
Jika ibu hamil tidak mengalami berbagai macam gejala seperti anemia, gusi berdarah dan gejala lainnya, maka ibu hamil tersebut dapat dikatakan telah mencukupi kebutuhan akan gizi dan nutrisinya. Hal yang lebih penting untuk mengecek kecukupan nutrisi selama kehamilan adalah tentunya melalui perkembangan berat badan selama kehamilan. Tentunya kenaikan berat badan berbeda-beda tiap bulannya.
Namun bagaimana jika selama kehamilan ibu hamil mengalami kekurangan asupan gizi? maka hal ini bisa berdampak pada terjadinya bayi terlahir secara prematur, mengakibatkan keguguran, adanya kelainan bayi dalam sistem syarafnya, janin berkembang tidak normal, bahkan hingga menyebabkan kematian janin. Jadi, perhatikan betul mengenai asupan gizi selama kehamilan, yang perlu diingat, janganlah memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi karena kuantitas, tapi gizi yang berkualitas dengan komposisi yang berimbang dan cukup, itu yang terpenting.
3.6 Fisiologi Kehamilan
Tanda-Tanda Kehamilan
Ada beberapa tanda atau gejala yang terdapat pada wanita hamil. Tanda-tanda tersebut ada yang merupakan tanda tidak pasti atau tanda mungkin kehamilan dan ada juga yang disebut tanda pasti kehamilan.

1.      Tanda tidak Pasti/Tanda Mungkin Hamil
Disebut tanda tidak pasti atau tanda mungkin hamil karena tanda-tanda ini memang sering di jumpai pada wanita hamil, namun tanda-tanda ini belum dapat memastikan apakah wanita tersebut memang hamil atu tidak. Selain pada wanita hamil, tanda-tanda ini juga sering di jumpai pada wanita yang tidak hamil tapi mengalami masalah dengan kesehatannya. Tanda-tanda tidak pasti atau tanda mungkin kehamilandiantaranya adalah :
*        Amenore (Terlambat datang bulan)
Wanita hamil memang mengalami amenore atau terlambat datang bulan. Ini terjadi karena terjadi hormone estrogen dan progesterone yang meningkat selama kehamilan. Hormone tersebut mencegah terjadinya peluruhan dinding rahim sehingga tidak menjadi menstruasi. Selain pada wanita hamil, amenorejuga bisa terjadi pada wanita dengan anemia berat, gangguan hormone, stress dan menopause.
*        Mual ( Nause) dan Muntah (Emesis)
Mual dan muntah ini dapat terjadi oleh karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan, sehingga menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang sering disebut juga morning sickness. Umumya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan. keadan ini biasanya disebut dengan morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum.
*        Ngidam
Menginginkan makanan atau minuman tertentu , sering terjadi pada bulan- bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
*        Sinkope atau pingsan
Terjadi akibat gangguan sirkulasi ke darah kepala (sentral) yang menyebabkna iskemia susunan saraf pusat yang menimbulkan sinkope atau pingsan. Sinkope sering terjadi pada awal kehamilan dan sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. biasanya akan hilang setelah kehamilan 16 minggu.
*        Sering miksi
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trimester kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing.
*        Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron sehingga dapat menghambat pengaruh peristaltik usus yang menyebabkan kesulitan buang air besar.
*        Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, yang dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areola mamae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula line alba di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
*        Epulis
Suatu hypertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi pada trimester satu.
*        Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan terjadinya penampakan pembuluh darah vena. Varises sering terjadi pada trimester terakhir dan kadang-kadang merupakan gejala pertama kehamilan muda, pada multigravida di dapat pada daerah genitalia eksterna Fossa poplitea, kaki dan betis. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.



*        Mamae
Mamae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktli dan alveoli di mamae untuk persiapan ASI. Glandula montgomeri tampak lebih jelas.
*        Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Anoreksia (tidak ada nafsu makan), pada bulan- bulan pertama karena akibat ketidak seimbangan hormone dalam tubuh tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk dua orang, sehingga kenaikan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
2.   Tanda Pasti Kehamilan
Tanda pasti kehamilan adalah tanda yang memang terdapat pada semua ibu hamil. Tanda ini dapat memastikan  seorang wanita memang benar hamil atau tidak. Tanda pasti kehamilan :
*        Teraba bagian-bagian janin
Akan teraba pada kehamilan 20 minggu ( bokong, kepal, kaki, lengan).
*        Denyut Jantung Janin
Dengan leanec DJJ akan terdengar pada kehamilan 18-20 minggu, sedangkan dengan doppler pada kehamilan 12 minggu dapat terdengar.
*        Adanya gerakan janin
Untuk primigravida dapat dirasakan pada kehamilan 18 minggu, sedangkan untuk    multigravida dapat dirasakan pada kehamilan 16 minggu.
*        Terlihat kerangka janin
Bila dilakukan pemeriksaan rontgen akan jelas terlihat kerangka janin.
*        Terlihat kantong janin
pada pemeriksaan USG dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin, diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan usia kehamilan. Bila terdapat kecurigaan seperti kehamilan mola, kehamilan ganda, selain dengan USG dapat juga dilakukan fetoskopi.
3.7 Proses Ovulasi, Fertilisasi, Implantasi Dan Embriogenesis Perkembangan Janin
1. Ovulasi
Ovulasi adalah Ovulasi adalah interaksi dari hipotalamus – hipofise ovarium dan endometrium. Ovarium memiliki 2 peran utama :
1.  Fungsi endokrin untuk menghasilkan estrogen dan progesteron dalam rangka mempersiapkan uterus untuk menerima hasil konsepsi
2.  Gametogenesis dan ovulasi
Proses Ovulasi
§  Perkembangan folikel ovarium terjadi sebagai akibat dari stimulasi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise
§  Hipotalamus dan hipofise merupakan organ yang saling terkait. Secara bersama-sama keduanya mengatur struktur dan fungsi ovarium melalui siklus menstruasi.
§  Hipotalamus menghasilkan GnRH - Gonadotropin Releasing Hormone yang selanjutnya akan merangsang produksi FSH – follicle stimulating hormone dan LH – Luteinizing Hormone

Proses Ovulasi di Pengaruhi Oleh Kendali Hipofisis
Perubahan dalam ovarium terutama dikendalikan oleh hipofise anterior yang menghasilkan produksi 3 hormon utama :
  1. FSH – follicle stimulating hormone, yang merangsang pertumbuhan folikel ovarium
  2. LH – Luteinizing Hormone, yang menyebabkan ovulasi dan menyebabkan luteinisasi sel granulosa setelah ovulasi
  3. Prolactine
Pada akhir siklus menstruasi kadar estrogen rendah. Rendahnya kadar estrogen ini merangsang produksi FSH oleh hipofise. Selanjutnya FSH menstimulasi pertumbuhan sejumlah folikel ovarium. Folikel yang terstimulasi akan meningkatkan kadar kadar estrogen dan kenaikan kadar estrogen dapat mempengaruhi hipofisis sehingga menyebabkan penurunan kadar FSH ( proses umpan balik negatif ).
Pada sebagian besar kasus, dari 10 – 20 folikel tumbuh dibawah pengaruh FSH namun hanya satu diantaranya (folikel dominan) yang dapat tumbuh cukup besar dan memiliki densitas reseptor FSH yang cukup memadai sehingga dapat memberikan respon dengan rendahnya kadar FSH sehingga dapat terus berkembang sampai tahapan ovulasi.
Kadar estrogen terus meningkat. Pada pertengahan siklus menstruasi situasi ovarium mengendalikan adanya perubahan fungsi hipofise. Peningkatan kadar estrogen yang terjadi akan menyebabkan terjadinya ‘surge’ kadar FSH dan LH ( proses umpan balik positif ). Peristiwa ini akan memicu terjadinya ovulasi. Peranan LH dalam hal ini adalah untuk :
  • Menyebabkan adanya produksi prostaglandin dan ensim proteolitik lokal sehingga dapat terjadi ekstrusi sel telur dari folikel yang telah matang
  • Pertumbuhan corpus luteum sehingga menghasilkan progesteron.

2. Fertilisasi                 
Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan polen tube terlibat dalam proses dari fertilisasi.
3.      Implantasi
Implantasi adalah suatu proses melekatnya blastosis ke endometrium uterus diawali dengan menempelnya embrio pada permukaan epitel endometrium, menembus lapisan epitelium selanjutnya membuat hubungan dengan sistem sirukulasi ibu. implantasi pada manusia terjadi 2-3 hari setelah telur yang telah dibuahi memasuki uterus atau 6-7 hari setelah terjadinya fertilasi dimana ditandai dengan menempelnya blastosis pada epitel uterus.
Dalam sistem reproduksi manusia, implantasi merupakan proses yang harus dilalui, dan keberhasilan proses ini membutuhkan kesiapan, koodinasi dan interaksi yang terus-menerus antara embrio dan ibu. Endometrium banyak mengandung selama darah kaya akan gilikogen. sel-sel stroma terutama disekitar pembuluh darah mengalami hipertrofi keadaan ini sangat baik untuk implantasi dan pertumbuhan dari hasil konsepsi Implantasi didahului dengan bertambahnya permiabilitas kapiler stroma uterus pada tempat blastosis akan menempel, ini menumbulkan hypotesa bahwa isyarat dari embrio mungkin merupakan faktor pencetus yang penting. Pengetahuan dasar tentang implantasi pada manusia masih banyak yang belum diketahui dengan jelas, ada beberapa informasi berdasarkan pada percobaan binatang dengan spesies yang lebih rendah.
 Penelitian mengenai hal tersebut telah banyak dilakukan namun belum dapat menjelaskan secara menyeluruh mengenai proses implantasi tersebut. Pada endometrium manusia semua komponen sistem interleukin dapat dideteksi dengan pemeriksaan secara immunohistokimia baik pada embrio praimplantasi maupun pada endometrium di semua fase siklus menstruasi, dimana konsentrasinya menigkat pada fase luteal pada saat sekitar impantasia. IL-1 β dan interleukin-1 reseptor tipe I (IL-IRtl) secara signifikan meningkat pada fase luteal.
Hal inilah yang mendorong para sarjana untuk melakukan penelitian untuk mengungkap lebih jauh tentang fungsi. sistem IL-1 pada proses implantasi. Tingginya kosentrasi ini dihubungkan dengan keberhasilan proses implantasi embrio. Saat ini telah banyak penelitian yang membuktikan peran IL-1 β pada proses implantasi melalui beberapa mekanisme antara lain aktivasi dari molekul adhesi, aktivasi Cyclooxygenase-2 (COX-2), induksi matrix metalloproteinase (MMP), induksi urokinasi plasminogen aktivator (u-PA).(3) Dalam refrat ini kami akan membahas tentang penanan IL-1 βsebagai salah satu faktor yang ikut berperan dalam proses terjadinya implantasi .proses perkembangan sigot sehingga terbentuk individu primitif (belum memiliki bentuk dan rupa yang spesifik)
fase-fase :
  • cleavage
  • blastula
  • gastrula
  • neurulasi
Perkembangan janin
Minggu ke-1
Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi, sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir anda. Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen. Sel- sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahariSel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur.
Minggu ke-2
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium ( Sri Maulani, 2008 ).
Minggu ke-3
Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
Minggu ke-4
Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin – HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).
Minggu ke-5
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.
Minggu ke-6
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak.
Minggu ke-7
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.
Minggu ke-8
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi Anda. Jika Anda bisa melihat , ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Brochi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu setelah pembuahan bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna. 
Minggu ke-9
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
Minggu ke-10
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
Minggu ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.
Minggu ke-12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.
Minggu ke-13
Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala.
Minggu ke-14
Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul. Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak.
Minggu ke-15
Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi Anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan panjang 113 mm. Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih tertutup.
Minggu ke-16
Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini system peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi. Janin mulai bergerak. Tetapi tak perlu kuatir jika anda tak merasakannya. Semakin banyak kalsium yang disimpan dalam tulang bayi seiring dengan perkembangan kerangka. Bayi Anda berukuran 116 mm dan beratnya 80 gram.
Minggu ke-17
Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Tahukah saat dilahirkan, berat lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya. Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk.
Minggu ke-18
Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika Anda menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.
Minggu ke-19
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.
Minggu ke-20
Setengah perjalanan telah dilalui. Kini, beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 14-16 cm. Dibawah lapisan vernix, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous. kuku tumbuh pada minggu ini. Proses penyempurnaan paru-paru dan system pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat.
Minggu ke-21
Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm.
Minggu ke-22
Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional.
Minggu ke-23
Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan “berolahraga”, menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.
Minggu ke-24
Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang. Kulit bayi mulai menebal. dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan. Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru
Minggu ke-25
Bayi cegukan, ibu merasakannya ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia menghirup bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.
Minggu ke-26
Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya lebih disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.
Minggu ke-27
Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan. Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.
Minggu ke-28
Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh. Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.
Minggu ke-29
Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui). Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.
Minggu ke-30
Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasa. Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya. Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana senter tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Kini si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm.
Minggu ke-31
Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban. Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.
Minggu ke-32
Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini. Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi.
Minggu ke-33
Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm.
Minggu ke-34
Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm.
Minggu ke-35
Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.
Minggu ke-36
Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan sudah siap bertemu dengan mama dan papa. Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm.
Minggu ke-37
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm.
Minggu ke-38-40
Minggu ke-38 hingga minggu ke-40 : Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan.
PERIODE KEHAMILAN MENURUT USIA
a.       Trimester pertama (0 – 12 minggu)
Gejala pada trimester I umumnya adalah sering mual dan muntah, payudara membesar,  sering buang air kecil, sering cepat lelah. Emosi tidak stabil, lebih sering cepat marah, penurunan libido seksual.
b.      Trimester kedua (13 -28 minggu)
Pada trimester II, terjadi penambahan berat badan yang sangat signifikan karena nafsu makan yang meningkat tajam, payudara yang semakin besar diikuti dengan perut bagian bawah yang terlihat semakin membesar. Bayi kadang – kadang terasa bergerak, denyut jantung meningkat, kaki, tumit, betis kadang membengkak. Gatal pada permukaan kulit di bagian perut. Kadang disertai dengan sakit pinggang dan gangguan pada pembuangan air besar/sembelit. Emosi menjadi lebih stabil dan seluruh perhatian tertuju pada sang bayi yang akan lahir.
c.       Trimester ketiga (29-40 minggu)
Pada trimester III, bayi mulai menendang – nendang, payudara semakin besar dan kencang, puting susu semakin hitam dan membesar, kadang – kadang terjadi kontraksi ringan dan suhu tubuh dapat meningkat. Cairan vagina meningkat dan kental. Emosi mulai tidak stabil, perasaan gembira disertai cemas menunggu kelahiran sang bayi.
3.8 Pemeriksaan   Leopold
Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.
Prosedur
1.      Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, menghadap ke arah kepala ibu
2.      Kedua telapak tangan pemeriksa
3.      diletakkan pada puncak fundus uteri
4.      Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau  kosong)
• Hasilnya adalah jika kepala janin yang  berada di fundus, maka palpasi akan teraba bulat, keras dan dapat digerakkan  (Ballotement). Jika bokong yg terletak  difundus, maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih  besar dan lebih lunak dari kepala, tidak  dapat digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang, palpasi di  daerah fundus akan terasa kosong.
• tentukan  tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan
Menentukan usia kehamilan
1.      Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis.
2.      Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus
3.      dapat teraba di antara simpisis dan pusat.
4.      Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat.
5.      Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.
6.      Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus
7.      dapat teraba 3 jari di atas pusat.
8.      Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara  prosesus xipoideus dan pusat
9.      Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah prosesus xipoideus.
10.  Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus  dapat teraba di pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat.
Pemeriksaan Leopold II
Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi perut ibu.
Prosedur
1.      Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk  meraba dari kedua sisi
2.      Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, menghadap kepala ibu
3.      Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai di samping kiri dan
4.      kanan umbilikus
5.      Secara berlahan geser jari –jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki
6.      Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi DJJ nantinya.
Hasilnya adalah bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada  beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,  sedangkan bila teraba adanya bagian –bagian kecil yang teratur dan mempunyai banyak  tonjolan serta dapat bergerak dan menendang,  maka bagian tersebut adalah kaki, lengan dan lutut. Bila punggung janin tidak terabadi kedua  sisi mungkin punggung janin berada pada sisi  yang sama dengan punggung ibu (posisi posterior)
Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah  bagian janin tersebut sudah menyentuh  pintu atas panggul.
Prosedur
1.      Lutut ibu dalam keadaan fleksi
2.      Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati – hati oleh karena dapat menyebabkan  perasaan tak nyaman bagi ibu. Coba  untuk menilai bagian janin apa yang berada di sana.
3.      Bagian terendah janin dicekap diantara ibu  jari dan telunjuk tangan kanan
4.      Tentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan apakah bagian tersebut sudah mengalami engagement  atau belum
Hasilnya adalah apabila bagian janin dapat digerakkan ke arah kranial ibu,
maka bagian terbawah dari janin belum
melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang berada di bagian terbawah, coba  untuk menggerakkan kepala . bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah engaged dan bila tidak dapat diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.
Leopold IV
 untuk menentukan presentasi dan engagement(sampai berapa jauh derajat desensus janin dan mengetahui seberapa  bagian kepala janin masuk ke pintu atas  panggul).
Prosedur
1.      Pemeriksa menghadap ke kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
2.      Letakkan kedua telapak tangan pada  bagian bawah abdomen dan coba untuk  menekan ke arah pintu atas panggul bagian bawah abdomen dan coba untuk  menekan ke arah pintu atas panggul
Hasil yang didapat pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai bagian janin terbawah yang berada di
dalam panggul dan menilai seberapa jauh
bagian tersebut masuk melalui pintu atas panggul.
3.9  Antenatal Care
Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan  untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga  mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan  kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar). Kunjungan  Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan  pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk., 2002). Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil
baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.  Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas.
Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan antenatal  terintegrasi meliputi :
1.      Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
2.      Antisipasi Defisiensi  Gizi dalam Kehamilan (Andika)
3.      Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)
4.      Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia
5.      Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)
6.      Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)
7.      Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta
8.      Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)
9.      Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan (PAGIN).
2. Tujuan Antenatal Care
Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil  secara teratur dan tertentu. Dengan usaha itu ternata angka mortalitas serta  morbiditas ibu dan bayi jelas menurun. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebaik-baiknya  fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan agar : 
a.       Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama  sehatnya atau lebih sehat; 
a.       Adanya kelainan fisik atau  psikologik harus ditemukan dini dan diobati,
b.      Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan metal (
3. Tujuan Asuhan Antenatal yaitu :
1.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang bayi;
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial  ibu dan bayi, 
3.      Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, 
4.      Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
5.      Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal). 
4. Keuntungan Antenatal Care
Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil
dapat diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah sakit. (Manuaba,1998) 
5. Fungsi Antenatal Care
a.       Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan
b.      Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu
c.       Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi.
6. Cara Pelayanan Antenatal Care
Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari :
a. Kunjungan Pertama 
1) Catat identitas ibu hamil
2) Catat kehamilan sekarang
3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan 
5) Pemeriksaan  fisik diagnostic dan laboratorium
6) Pemeriksaan obstetric
7) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan  mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.
9) Penyuluhan/konseling.
b. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil 
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa  mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan  sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:
1) Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).
3)  Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36   dan sesudah minggu ke 36)
4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan  atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting.
a. Trimester pertama sebelum minggu ke 14 
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum,  anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang  merugikan
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi  komplikasi
5) Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan,  istirahat dan sebagainya
b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28 
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai  preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau  tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda
c. Trimester ketiga antara minggu 28-36 
Sama seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui  apakah ada kehamilan ganda.
d. Trimester ketiga setelah 36 minggu 
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal,  atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7 T”
a. (Timbang) berat badan
b. Ukur (Tekanan) darah
c. Ukur (Tinggi) fundus uteri
d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid) 
e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
f. Tes terhadap penyakit menular sexual
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
3.10 Persalinan
 Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi  yang normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup  bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang  berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
Fisiologi Persalinan
            Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm  (bukan prematur atau postmatur),  mempunyai omset yang spontan (tidak di  induksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan  partus presipitatus atau partus lama ), mempunyai janin (tunggal) dengan  persentasi verteks (puncak kepala ) dan oksiput pada bagian anterior pelvis,  terlaksana tanpa bantuan artifisial (seperti forseps), tidak mencakup komplikasi
(seperti perdarahan hebat), mencakup kelahiran plasenta yang normal . Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium  yang relatif tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin  intrauterin sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan, otot polos  uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi, diselingi  dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang persalinan,
serta secara berangsur menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulasi  yang mengatur aktivitas kontraksi miometrium selama kehamilan, persalinan, dan
kelahiran

Faktor Persalinan
Faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan adalah power yang  merupakan kontraksi dan retraksi otot-otot rahim plus kerja otot-otot volunter dari  ibu yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu ibu mengejan,passage  merupakan bagian tulang panggul, servik, vagina dan dasar panggul   (Displacement) dan passenger terutama janin (secara khusus bagian kepala janin)
plus plasenta, selaput dan cairan ketuban / amnion
 Kala Persalinan
  Dalam persalinan terdapat 4 kala persalinan.
 kala 1 persalinan
dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap.
fase kala 1 persalinan
1. fase laten
*        dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm
*        kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik
*        tidak terlalu mules
2.  fase aktif
*        kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit
*        lama kontraksi 40 detik atau lebih dan mules
*        pembukaan dari 4 cm sampai lengkap(10cm)
*        terdapat penurunan bagian terbawah janin

Kala II (kala pengeluaran)
Pada kala pengeluaran janin, his menjadi kuat dan lebih cepat kira-kira 2-3 menit sekali, karena kepala janin sudah masuk keruang panggaul, sehingga pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflekstoris menimbulkan rasa mengedan.  Karena ada tekanan pada rektum, ibu juga merasa ingin buang air besar (BAB) dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan dalam vulva yang membuka dan perineum meregang. Dengan his dan kekuatan mengedan yang terpimpin, maka lahirlah kepala yang diikuti oleh seluruh badan janin. Pada primigravida, kala II berlangsung rata-rata 1,5 – 2 jam dan pada multigravida ½ - 1 jam.
Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, uterus keras dengan fundus uteri setinggi pusat. Beberapa saat kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk pelepasan dan pengeluaran uri. Seluruh proses biasanya berlangsung 20-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran placenta disertai dengan pengeluaran darah.
Kala IV (kala pengawasan)
Merupakan kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir. Kala IV sangat bermanfaat karena berguna untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Tanda-Tanda Mulainya Persalinan
             Tanda-tanda mulainya persalinan adalah Lightening yaitu terbenamnya  kepala janin kedalam rongga panggul karena berkurangnya tempat didalam uterus  dan sedikit melebatnya simfisis. Sering buang air kecil yang disebabkan oleh  tekanan kepala janin pada kendung kemih. Kontraksi Brakton-Hicks pada saat  uterus yang teregang dan mudah dirangsang yang dapat menimbulkan distenfensi  dinding abdomen sehingga dinding abdomen menjadi lebih tipis dan kulit menjadi  lebih peka terhadap rangsangan.
             Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau  dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama  pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan  sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh  bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya  kontraksi-kontraksi lemah diuterus. Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan  sekresinya bertambah bisa bercampur darah
Mekanisme Persalinan
       Mekanisme persalinan dibagi atas tujuh bagian yaitu engagement  merupakan apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul.  Penurunan merupakan gerakan bagian presentasi melewati panggul. Fleksi  merupakan segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding  panggul. Putaran paksi dalam adalah pintu atas panggul ibu memiliki bidang
paling luas pada diameter transversanya. Ekstensi merupakan saat kepala janin  mencapai perinium, kepala akan defleksi kearah anterior oleh perinium.  Rest itusi dan putaran paksi luar merupakan setelah kepala lahir, bayi berputar  hingga mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas  panggul. Ekspulsi merupakan setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke  atas tulang pubis ibu dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis pubis.
3.11 Perubahan Anatomi dan Fisiologis Pada Ibu Hamil
1)      Perubahan Sistem Reproduksi
        Uterus
Uterus merupakan organ otot lunak yang sangat unik yang mengalami perubahan cukup besar selama kehamilan. Selama kehamilan, serat otot uterus menjadi meregang dan bertambah besar, atau biasa disebut dengan istilah hyperplasia. Hal ini terjadi karena pengaruh dari kinerja hormone dan tumbuh kembang janin pula.
Ukuran uterus sebelum hamil yaitu berkisar 7,5cm x 5cm x 2,5cm dan berkembang pesat menjadi 30cm x 22,5cm x 20cm selama kehamilan seiring pertumbuhan janin. Untuk berat uterus sendiri meningkat 20 kali dari semula, dari 60 gr menjadi 1000 gr.
Pertumbuhan uterus yang terutama terjadi pada trimester kedua adalah proses hipertropi atau pembesaran ukuran uterus, hal ini terjadi karena adanya berbagai rangsangan pada uterus untuk melakukan pembesaran ukuran. Pertumbuhan janin membuat uterus meregang sehingga menstimulasi sintesis protein pada bagian myometrium uterus.
Pada akhir trimester pertama yaitu saat umur kehamilan berkisar antara 3-4 bulan, lapisan dinding uterus menebal dari 10mm menjadi 25mm. Namun saat trimester selanjutnya, lapisan dinding uterus menipis antara 5 sampai 10mm
Sebelum terjadinya kehamilan, uterus merupakan salah satu organ yang berada di rongga pelvis, namun saat akhir trimester I kehamilan uterus menjadi organ yang berada di rongga abdomen. Letak uterus tidak terlalu anteversi maupun antefleksi. Posisinya di rongga abdomen cenderung menempati rongga kanan atas, hal ini dikarenakan colon menempati bagian kiri dari rongga pelvic sehingga posisi uterus saat pertumbuhannya menjadi cenderung ke sebelah kanan. Tinggi fundus uteri dapat dipalpasi melalui abdomen bila posisi uterus telah berada di atas simfisis pubis.
Selama kehamilan, lapisan endometrium uterus menjadi lebih tebal dan lebih banyak pembuluh darah terutama di bagian fundus uteri tempat implantasi normal plasenta yang biasa disebut decidua. Decidua kaya akan cadangan glikogen untuk memenuhi kebutuhan blastosit sebelum terbentuknya plasenta, oleh sebab itulah lapisan deciduas lebih tebal.  yang dialami endometrium menjadi 6-8mm lebih tebal ini disebabkan karena pertumbuhan janin dan produksi progesterone oleh corpus luteum.
Myometrium merupakan bagian uterus yang sangat memegang peranan penting yang terdiri daribanyak jaringan otot. Selama kehamilan, serat otot myometrium menjadi lebih berbeda dan strukturnya lebih terorganisir dalam rangka persiapan kinerjanya saat persalinan.
        Serviks
*        Seiring berangsur-angsurnya perubahan uterus selama kehamilan, serviks pun ikut mengalami perubahan. Struktrur dari serviks berubah dari yang tadinya kaku menjadi sangat elastic atau lunak yang mana dapat meregang hingga diameter 10cm atau lebih selama persalinan dan kemudian kembali lagi ke keadaan semula. Selama kehamilan, pada serviks terjadi peningkatan massa, kadar cairan dan pembuluh darah
*         mengeluarkan sekret mukus endoserviks karena pengaruh progesteron untuk perlindungan terhadap infeksi
*        estrogen meningkatkan vaskularitas sehingga timbul tanda chadwick
*        prostaglandin dilepaskan dari jaringan untuk perlunakan serviks
*         effacement atau pemendekan terjadi pada primigravida pada 2 minggu terakhir
        Vagina
*        jaringan otot mengalami hypertrofi
*        terjadi peningkatan vaskularisasi
*        peningkatan pengeluaran pervaginam
        Vulva
*        vaskularisasi meningkat
*        warna menjadi lebih gelap
        Ovarium dan Tuba Falopii
*        Selama kehamilan, ovulasi berhenti karena adanya peningkatan estrogen dan progesterone yang menyebabkan penekanan sekresi FSH dan LH dari hipofisis anterior.
*        pematangan folikel baru ditangguhkan dan hanya satu korpus luteum yang ditemukan dalam ovarium
*        Corpus luteum akan mensekresi progesterone sampai usia kehamilan 10-12 minggu tepatnya setelah plasenta terbentuk dan berfungsi.
*        tuba fallopii mengalami hipertrofi
*        epitel mukosa menjadi gepeng
        Payudara
*        Pada 3-4 minggu ada sensasi rasa nyeri, duktus dan alveoli membesar
*        Pada 6 minggu ukuran payudara bertambah besar
*        Pada 8 minggu mulai tampak 12-13 nodul kecil disekitar areola, merupakan kelenjar sebasea yang terdapat pada nipple (puting susu) yang mengalami perubahan, serta menghasilkan sebum (kelenjar keringat yang ada di puting) yang menjaga agar mammae tetap lembut dan kenyal
*        Pada 12 minggu puting susu membesar dan melunak, areola meluas, terjadi pigmentasi (berwarna lebih gelap) dengan diameter awal 4 cm, diameter maksimal 7 cm
*        Pada 16 minggu terdapat pengeluaran kolostrum
Perubahan mammae selama kehamilan
Umur kehamilan
Perubahan
3-4 minggu
Rasa penuh pada paudara
6 minggu
Terjadi pembesaran dan sedikit nyeri
8 minggu
Pelebaran pembuluh darah vena di sekitar mammae
8 minggu
Kelenjar montgomery mulai tampak
12 minggu
Penggelapan di sekitar areola dan putting
16 minggu
Colostrum sudah mulai dikeluarkan


        Perubahan Sistem Endokrin/Hormon
*        Adenohypophysis (membesar sebesar 50% dan produksi hormon pertumbuhan meningkat)
*        Neurohypophysis (oksitosin)
*        Hormon ovarium (estrogen, progesteron dan relaksin)
*        Hormon-hormon sel trofoblast (HCG untuk mencegah degenerasi corpus luteum)
*        Hormon plasenta
*        hCG
*        Estrogen (menstimulasi pertumbuhan otot-otot uterus dan membuat sensitif terhadap oksitosin, menstimulasi pertumbuhan duktus-duktus payudara, pertumbuhan puting susu, hiperpigmentasi)
*        Progesteron (mempengaruhi jaringan-jaringan yang dipengaruhi estrogen, proliferasi dan meningkatkan vaskularisasi desidua, relaksasi miometrium)
*        Human placental lactogen/HPL (meningkatkan metabolisme untuk nutrisi fetus terutama metabolisme glukosa dan lemak
*        Pengaruh umum estrogen adalah menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah sel.
Sedangkan pengaruh khususnya :
*        Menyebabkan penebalan dari nedometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berimplantasi
*        Menyebabkan hipertrofi (pelebaran pada otot) dari dinding uterus dan hiperplasia (peningkatan ukuran pembuluh darah) serta lymphatic yang meningkatkan vaskularisasi, kongesti (penimbunan jumlah darah atau lendir yang berlebih dalam organ tubuh) dan edema (pembengkakan). Perubahan-perubahan ini mengakibatkan : tanda chadwick (perubahan warna serviks menjadi biru lipid, tanda goodel (vagina melunak), tanda hegar (istmus tidak teraba).
*         Hipertrofi dan hiperplasia otot-otot uterus
*         Hipertrofi dan hiperplasia jaringan payudara termasuk sistem pembuluh darah
*         leucorrhea, mimisan, hidung tersumbat, ginggivitis, mual pada awal kehamilan
o   Pengaruh progesteron secara umum adalah peningkatan sekresi dan mengendurkan otot-otot polos. Sedangkan pengaruh khusus diantaranya adalah :
*         Menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berinflantasi
*        Mengendurkan otot-otot halus yang berakibat : meningkatnya waktu pengosongan lambung dan peristaltik, meningkatkan gastric reflux karena relaksasi cardiac spinchter yang menyebabkan rasa panas pada perut, penurunan motilitas (gerakan usus melambat) gastro intestinal yang menyababkan terjadinya konstipasi (susah BAB), pembuluh arteri dan dinding vena relaksasi dan dilatasi yang meningkatkan kapasitas vena dan menambah resiko terjadinya hemoroids/wasir.
*        Menjaga peningkatan suhu basal ibu
*        Merangsang perkembangan sistem alveolar payudara
*        Dengan hormon relaksin dapat melembutkan/mengendurkan jaringan ikat, ligamen-ligamen dan otot-otot yang mengakibatkan sakit punggung dan nyeri ligamen
        Perubahan Sistem Kekebalan
*        Kadar serum IgA dan IgM meningkat selama kehamilan karena adanya peningkatan resiko infeksi
        Perubahan Sistem Perkemihan
Selama kehamilan Sistem Perkemihan mengalami berbagai perubahan structural dan fungsional dengan banyaknya perubahan structural yang bertahan dengan baik sampai periode postpartum. Perubahan utama selama kehamilan adalah retensi natrium dan peningkatan cairan ekstraseluler. BAK cenderung menetapkan frekuensinya mulai dari kehamilan 6-12 minggu, pada usia kehamilan selanjutnya perubahan jaringan bagian bawah rongga panggul akan meningkatkan frekuensi BAK dari biasanya. Setelah 16 minggu pembesaran uterus akan membuat ureter menjadi dilatasi untuk menampung banyaknya urin.
        Ginjal
Ginjal ibu hamil harus bekerja sebagai organ ekskresi primer bagi janin, disamping beruhubungan dengan peningkatan volume dan metabolisme intravascular dan ekstraseluler. Perubahan ginjal secara fisiologis selama kehamilan berhubungan dengan efek progesterone dalam merelaksasikan otot serta tekanan dari perubahan uterus dan perubahan system kardiovaskuler.
Peningkatan panjang ginjal mencapai 1,5cm, hal ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah, volume pembuluh darah serta peningkatan cairan ruang interstitial. Ukuran glomerulus bertambah namun jumlah selnya tidak berubah. Secara keseuruhan, struktur mikroskopik ginjal wanita hamil dan tidak hamil sama saja.
Bagian-bagian ginjal seperti calix renal, pelvis renal dan ureter mengalami dilatasi, perpanjangan, peningkatan tonus otot dan penurunan gerak peristaltic. Perubahan tersebut mengiringi terjadinya hemodinamik, filtrasi glomerulus dan kinerja tubular. Dilatasi calix renal, pelvis renal dan ureter dimulai pada trimester pertama dan menetap sampai trimester ketiga pada lebih dari 90% wanita.
Pada 85% wanita, ureter yang berdilatasi ke arah kanan lebih banyak daripada ke arah kiri, mungkin disebabkan oleh dextrorotasi uterus karena adanya kolon sigmoid di kuadran kiri rongga pelvik.
        Vesica Urinaria
Kapasitas vesica urinaria meningkat pada kehamilan mencapai 1000ml. Estrogen mempengaruhi hipertropi lapisan vesica urinaria. Mukosa vesica urinaria menjadi hiperemis karena peningkatan ukurannya. Mukosa juga menjadi oedema, makanya rentan terkena trauma atau serangan infeksi.
Fisiologi Perkemihan Kehamilan
Adanya peningkatan 60% aliran darah sampai akhir trimester pertama yang kemudian secara bertahap turun sampai akhir kehamilan. GFR meningkat 50% selama kehamilan yang dimulai segera setelah konsepsi dan berakhir minggu ke-9 sampai 16.
Kadar glukosa urin dapat meningkat selama kehmailan. Tubulus mengalami penurunan kemampuan dalam mengabsorbsi glukosa. Glukosuria umumnya terjadi pada kehamilan. Proteinuria juga umum terjadi selama kehamilan karena ada eksresi berlebih asam amino, namun proteinuria dengan hipertensi merupakan masalah serius.
        Perubahan Sistem Pencernaan
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan tidak enak (nausae), akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga morbilitas seluruh taktus digestivusi juga kurang. Makanan lebih lama berada dilambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Gejalah muntah biasanya terjadi pada pagi hari yang biasa dikenal dengan morning sickness. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi wanita tersebut tentang suatu keinginan yang berlebihan terhadap suatu makanan.
Terjadi  konstipasi karena pengaruh hormone progesterone yang meningkat. Selain itu perut kembung  juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut  yang mendesak  organ-organ dalam  perut  khususnya saluran  pencernaan, usus besar,kearah atas dan lateral dan penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung.
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam lambung menurun. Pembesaran uterus menekan diagfragma, lambung dan intestine.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam selama masa kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi.
Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitas  (pencernaan asam) merupakan ketidak nyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari pembesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rectum (hemoroid) dapat terjadi. Pada persalinan, rectum dan otot-otot yang memberikan sokongan sangat tegang
Selain itu, terjadi pula:
*        Perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan uterus
*        Penurunan tonus dan motilitas saluran gastro intestinal menyebabkan  waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama
*        Penyerapan makanan meningkat
*        Terjadi konstipasi yang dapat meningkatkan terjadinya haemoroid

        Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisi khususnya produk susu terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang normal. Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira 1/3 lebih banyak kalsium dan posfor. Karies gigi tidak disebabkan oleh dekalasifikasi, sejak kalsium dan gigi dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang sama pada saat hamil membuat aktifitas penghancur bakteri email yang menyebabkan karies.
Pada trimester II, peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Otot dinding perut meregang dan akhirnya sedikit kehilangan tonus otot. Selama trimester ketiga, otot rektus abdominalis dapat memisah menyebabkan isi perut menonjol digaris tengah. Umbilikus menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali tetapi, pemisahan otot (diastasi recti) menetap.
Dilain pihak, sendi pelvis pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karenan janin membesar dalam abdomen.Untuk mengkompensasikan penambahan berat ini, bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri tulang punggung pada wanita. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan lumbal menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit.
Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya tidak diketehui, tetapi berhubungan dengan  metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang.
Wanita muda yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi wanita yang tua dapat mengalami gangguan punggung atau nyeri punggung yang cukup berat selama kehamilan.
        Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Volume darah yang dipompakan masing-masing ventrikel setiap menitnya disebut Cardiac Output (CO). Kadar normal CO untuk orang dewasa sehat yaitu berkisar 5L/min namun dapat pula meningkat hingga 20-25L/min. Keadaan ini akan berbeda pada masing-masing individu tergantung aktivitas yang biasa dilakukan. Selama kehamilan, perubahan dramatis terjadi pada system kardiovaskuler. Perubahan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ibu sekaligus janin selama kehamilan (Blackburn 2003). Sirkulasi uteroplasenta turut mengikuti perubahan transport gas, nutisi dan hasil buangan ibu dan janin.
Adaptasi system kardiovaskuler kehamilan yang penting terjadi pada trimester awal kehamilan. Menurut hasil penelitian, system imun dan system hormonal bekerjasama segera untuk mulai adaptasi hemodinamik. Perubahan Hemodinamik yang paling penting pada sirkulasi selama kehamilan adalah peningkatan volume darah dan Cardiac Output serta penurunan tahanan pembuluh perifer. Perubahan yang lain terjadi pada letak dan ukuran jantung, detak jantung, stroke volume dan distribusi darah (de Swiet 1998).
Volume jantung meningkat dari 70 ml menjadi 80 ml antara trimester I dan trimester III. Perubahan anatomi dan fisiologi normal jantung dapat pula mengakibatkan perubahan suara jantung. Desiran systole dan diastole dapat ditemukan pada usia kehamilan 12-20 minggu. Pada wanita yang tidak hamil, suara desiran diastole merupakan suatu kelainan, namun pada wanita hamil hal tersebut tidak terlalu signifikan karena peningkatan aliran darah pada katup trikuspidal.
Peningkatan Cardiac Output disebabkan oleh peningkatan denyut jantung dan stroke volume. Peningkatan Stroke Volume terjadi secara progresif selama trimester pertama dan kedua berkisar 30% dibandingkan keadaan tidak hamil.
Perubahan uterus yang semakin membesar juga merupakan pengaruh utama perubahan cardiac output sesuai posisi tubuh ibu hamil. Pada posisi terlentang, uterus menekan vena cava inferior sehingga terjadi penurunan aliran darah balik vena  serta penurunan Cardiac Output hingga 20-30%. Hal ini dinamakan dengan sebutan Supine Hipotensi, yaitu meningkatkan denyut jantung karena terjadi penurunan CO.
Peningkatan volume darah total termasuk didalamnya peningkatan volume plasma yang begitu signifikan (50%) dibandingkan peningkatan sel darah merah (18%) juga merupakan sebab peningkatan CO. Darah yang diperlukan uterus meningkat dari 100ml/min pada akhir trimester pertama menjadi 500ml/min selama kehamilan. Proses Hemodelusi pada kehamilan dan penurunan kadar Hb sering menyebabkan anemia fisiologis.
Selain itu terjadi perubahan pula seperti:
1.      Peningkatan curah jantung pada kehamilan 16 minggu sekitar 40-50% dari biasanya
2.      Denyut nadi meningkat
3.      Aliran darah vena balik yang sulit pada daerah kaki kadang-kadang dapat menyebabkan Varises pada vena kaki dan vulva. Selain itu, Oedema kaki dapat juga terjadi.
4.      Terdapat sedikit peningkatan tekanan darah sampai umur kehamilan 30 minggu
5.      Posisi terlentang menyebabkan terjadinya supine hypotensi syndrome
        Perubahan Darah Dan Sistem Pembekuan Darah
Darah mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh tubuh. Selain itu darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari infeksi, dan merupakan pemelihara suhu tubuh.
Darah terdiri dua komponen yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah (45%). Plasma mengandung air, protein plasma, dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%), leukosit dan trombosit.
Volume darah merupakan kombinasi dari volume plasma dan volume sel darah merah. Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada kehamilan ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai kehamilan 6 minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme hormonal.
Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksdukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar daripada ibu dengan kehamilan biasa.
        Perubahan Sistem Integumen/Kulit
1.      Terjadi pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva dan muka (chloasma)
2.      Linea alba menjadi linea nigra
3.      Muncul striae gravidarum
        Perubahan Sistem Metabolisme
a.       Terjadi perubahan metabolisme
b.      Metabolisme basal meningkat
c.       Masukan makanan sangat berpengaruh untuk metabolisme ibu dan janin
d.      Ketidakseimbangan akan menyebabkan berbagai masalah seperti hiperemesis, diabetes dan lain-lain.
e.       Retensi air meningkat akibat penurunan tekanan osmotik koloid interstisial
        Nutrisi Dan Diet
a.       Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan uterus, plasenta, payudara. Sangat penting untuk material herediter, pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga jumlah yang adekuat sangat diperlukan
b.      Karbohidrat merupakan penyedia energi untuk sel-sel pada tubuh, simpanan energi (glikogen pada plasenta) untuk pertumbuhan fetus sehingga dibutuhkan asupan karbohidrat yang besar untuk energi
c.       Lemak, konsenterasi lipid dan kadar kolesterol lipoprotein meningkat sebagai energi untuk ibu dan janin
d.      Mineral, kebutuhan zat besi meningkat, kadar kalsium dan magnesium menurun
e.       Vitamin, berfungsi untuk mengaktifkan enzim dalam tubuh sehingga suply vitamin dalam diet harus  adekuat
        Darah Dan Pembekuan Darah
a.       Volume plasma, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu, mencapai maksimum pada 30-34 minggu sampai dengan persalinan
b.      Massa RBC, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu
c.       WBCs, meningkat selama kehamilan, persalinan dan kelahiran bayi
d.      Platelets meningkat selama kehamilan dalam batas normal
e.       Faktor-faktor pembekuan adalah meningkatnya fibrinogen (I, VII, VIII, IX, X), menurunnya faktor XI dan XII, sedangkan protrombin (F II) dan F XII tidak berubah
        Perubahan Sistem Pernafasan
Kehamilan mempengaruhi perubahan system pernafasan pada volume paru-paru dan ventilasi. Perubahan anatomi dan fisiologi system pernapasan selama kehamilan diperlukan untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin. Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia.
Relaksasi otot dan kartilagi toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi lebih naik sampai 4cm dan diameter melintang dada menjadi 2cm. Perubahan ini menyebabkan perubahan system pernapasan yang tadinya pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh karena itu diperlukan perubahan letak diafragma selama kehamilan.
Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu tidal volume meningkat sampai 40%. Peningkatan volume tidal ini menyebabkan peningkatan ventilasi pernapasan permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran udara selama kehamilan meningkat oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk nafas dalam daripada nafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernapasan permenit meningkat 40%. Perubahan ini mengakibatkan resiko hiperventilasi pada ibu. Walaupun hiperventilasi secara normal menyebabkan alkalosis, hal ini tidak diakibatkan adanya peningkatan kompensasi ekskresi bikarbonat di ginjal. Namun hiperventilasi ini disebabkan oleh efek progesterone secara langsung di pusat pernapasan. Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya dyspnoe dan merasa pusing saat napas pendek yang biasanya terjadi ketika duduk di bawah.
        Perubahan Sistem Persyarafan
Fungsi system saraf pusat dan otak sangat kompleks dan mencakup semua aktifitas mulai dari reflex dasar sampai perubahan kemampuan kognitif dan emosional. Kinerjanya sangat dberpengaruh dan dipengaruhi hormone. Perubahan yang terjadi menyangkut ketidaknyamanan tulang dan otot, gangguan tidur, perubahan sensasi, pengalaman terhadap nyeri.
Hormon kehamilan mempengaruhi system saraf pusat, namun efek yang ditimbulkan tidak terlalu dimengerti. Banyak wanita hamil mengeluhkan bahwa kemampuan kognitif mereka menurun selama kehamilan dengan kesulitan berkonsentrasi kelemahan menyimpan memori. Holdcroft meyakini bahwa penyusutan otak wanita selama hamil dan kembali normal setelah persalinan disebabkan oleh perubahan dalam sel individu bukan karena penurunan jumlah selnya.
Pola tidur berubah selama kehamilan dan periode postpartum. Wanita hamil yang umur kehamilannya sudah mencapai 25 minggu mengalami lebih banyak tidur dalam. Selama trimester pertama waktu tidur bertambah namun sering terjadi bangun di malam hari karena adanya kelainan atau gangguan seperti nocturia, dyspnoe, heartburn, nasal congestion, muscle aches dan kecemasan.
Perubahan pada telinga, hidung dan laring terjadi karena perubahan gerak cairan dan permeabilitas pembuluh darah. Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas bau mungkin terjadinya perubahan sensasi dan perubahan makanan yang lebih disukai. Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa pusing dan perasaan tidak suka terhadap makanannya, terutama untuk makanan yang rasanya pahit selama kehamilan.
Beberapa hal yang dirasakan ibu hamil diantaranya :
1.      Pusing dan kunang-kunang
Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang lama. Hipotensi postural bisa jadi karena kekurangan volume darah sementara.
2.      Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.
3.      Sindrom Karpel Tunel
Sindrom ini bisa menimbulkan perasaan terbakar, gatal dan sakit di tangan (biasanya di jempol dan 3 jari pertama) sakitnya bisa sampai ke pergelangan tangan, naik ke lengan bagian bawah, dan kadang-kadang sampai ke pundak, leher dan dada.
Sindrom ini menyebabkan luka pada pergelangan tangan sehingga menyebabkan inflamasi dan penyempitan di saraf tengah yang menjalar ke telapak tangan.
4. Kejang kaki mendadak
Biasanya terjadi dengan menarik kontraksi otot betis secara berulang. Hal ini terjadi karena ibu sedang istirahat atau bangun tidur. Kejang ini dikarenakan rendahnya serum ion kalsium dan meningkatnya fosfat atau ketidakcukupan intake kalsium. Ketika itu terjadi seharusnya ibu melenturkan atau meluruskan kaki atau berdiri. Ibu tidak dianjurkan untuk memijat kakinya karena mungkin saja rasa  sakit itu berasal dari tromboplebitis.

3.12 Aspek sosiologi dan  budaya pada masa kehamilan serta Baby Blues Syndrome
Beberapa kepercayaan yang ada misalnya di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu daerah di jawa barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makanannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Di masyarakat betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Contoh lain di daerah subang, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan.
Selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Hal ini dapat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nanas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan.
Di kalangan masyarakat pada suku bangsa nuaulu (Maluku) terdapat suatu tradisi upacara kehamilan yang dianggap sebagai suatu peristiwa biasa, khususnya masa kehamilan seorang perempuan pada bulan pertama hingga bulan kedelapan. Namun pada usia saat kandungan telah mencapai Sembilan bulan, barulah mereka akan mengadakan suatu upacara.
Masyarakat nuaulu mempunyai anggapan bahwa pada saat usia kandungan seorang perempuan telah mencapai Sembilan bulan, maka pada diri perempuan yang bersangkutan banyak diliputi oleh pengaruh roh-roh jahat yang dapat menimbulkan berbagai bahaya gaib. Dan tidak hanya dirinya sendiri juga anak yang dikandungannya, melainkan orang lain disekitarnya, khususnya kaum laki-laki. Untuk menghindari pengaruh roh-roh jahat tersebut, si perempuan hamil perlu diasingkan dengan menempatkannya di posuno.
Masyarakat nuaulu juga beranggapan bahwa pada kehidupan seorang anak manusia itu baru tercipta atau baru dimulai sejak dalam kandungan yang telah berusia 9 bulan. Jadi dalam hal ini ( masa kehamilan 1-8 bulan ) oleh mereka bukan dianggap merupakan suatu proses dimulainya bentuk kehidupan.
Patokan yang dipakai untuk mengetahui usia kandungan seorang perempuan adalah dengan meraba bagian perut perempuan tersebut yang dilakukan oleh dukun beranak (irihitipue). Apabila irihitipue menyatakan bahwa usia kandungan yang telah mencapai Sembilan bulan, maka ia akan mengisyaratkan kepada seluruh perempuan dewasa anggota kerabat perempuan tersebut untuk segera mempersiapkan perlengkapan, peralatan, dan bermusyawarah untuk menentukan waktu penyelenggaraan upacara (pagi, siang, atau sore).
Sebagai catatan, upacara masa kehamilan tidak boleh dilaksanakan pada malam, karena malam hari dianggap saat-saat bergentayangan berbagai jenis roh jahat yang dapat menyusup ke tubuh ibu maupun sang jabang bayi., sehingga bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (buruk) pada anak yang bersangkutan.
Penyelenggaran upacara kehamilan Sembilan bulan melibatkan didalamnya pemimpin upacara dan peserta upacara. Pemimpin upacara adalah irihitipue (dukun beranak). Peserta upacara adalah para perempuan dewasa dari soa (kelompok kerabat) perempuan yang hamil dan suaminya. Mereka akan mengikuti prosesi upacara, baik dirumah maupun di posuno. Selain itu mereka jugalah yang menyediakan segala perlengkapan, menentukan waktu akan dilangsungkannya upacara dan sebagai saksi pelaksanaan upacara.
Pada saat jalannya upacara seorang perempuan hamil yang telah Sembilan bulan, ia akan diantar oleh irihitipue (dukun beranak) dan kaum perempuan yang ada di dalam rumah atau tetangga yang telah dewasa menuju ke posuno. Ketika perempuan tersebut berada di depan pintu posuno, irihitipue membacakan mantra-mantra yang berfungsi sebagai penolak bala. Mantra tersebut dibacakan didalam hati (tanpa bersuara) oleh irihitipue dengan maksud agar tidak dapat diketahui oleh orang lain, karena bersifat rahasia. Oleh karena itu, hanya irihitipue dan keluarga intinya saja yang mengetahui mantra tersebut.
Ketika selesai membaca mantra, perempuan yang hamil tersebut diantar masuk ke dalam posuno dan rombongan kemudian pulang meninggalkan wanita tersebut, irihitipue setiap saat akan mengunjungi mereka untuk memeriksa keadaan dirinya. Semua keperluan wanita hamil ini dilayani oleh wanita-wanita kerabatnya. Sebagai catatan, mereka akan tetap berdiam disitu tidak hanya sampai selesainya upacara kehamilan Sembilan bulan, tetapi sampai tiba waktunya melahirkan hingga 40 hari setelah melahirkan.
Setelah perempuan hamil tersebut berada di posuno, maka pihak keluarga akan memberitahukan kepada seluruh perempuan dewasa dari kelompok kerabat (soa) perempuan hamil tersebut dan dari kelompok kerabat suaminya untuk berkumpul di rumah perempuan tersebut. Selanjutnya mereka pergi menuju ke posuno untuk mengikuti upacara masa kehamilan Sembilan bulan. Sebelum mereka menuju ke posuno, para perempuan dewasa tersebut akan berkumpul berkeliling di dalam rumah untuk memanjatkan doa kepada upu kuanahatana agar perempuan yang sedang hamil tersebut selalu dilindungi dan terbebas dari pengaruh roh-roh jahat.
Kemudian setelah memanjatkan doa di dalam rumah, mereka menuju ke posuno bersama-sama dan dipimpin oleh irihitipue. Pada waktu sampai di posuno, mereka kemudian duduk mengelilingi perempuan hamil tersebut, sedangkan irihitipue mendekati perempuan tersebut dan duduk di sampingnya. Perempuan yang hamil tersebut kemudian dibaringkan oleh irihitipue lalu diusap-usap perutnya sambil mengucapkan mantra-mantra yang bertujuan untuk memohon keselamatan dan perlindungan dari upu kuanahatana.
Pada saat selesainya pembacaan mantra, maka selesainya pula acara pelaksanaan upacara masa kehamilan Sembilan bulan. Para kerabat dan irihitipue kemudian pulang ke rumah masing-masing. Sementara perempuan hamil tersebut tetap tinggal di posuno sampai melahirkan dan 40 hari setelah masa melahirkan. Untuk keperluan makan dan minum selama berhari-hari di posuno, pihak kerabatnya sendiri (soanya) akan selalu mengantarkan makanan dan minuman kepadanya.
Ada beberapa nilai yang terkandung dalam upacara tersebut, nilai-nilai itu antara lain adalah kebersamaan, gotong-royong, keselamatan, dan religius.
Nilai kebersamaan tercermin dari berkumpulnya sebagian besar anggota keluarga dan masyarakat dalam suatu tempat untuk makan bersama. Ini adalah wujud kebersamaan dalam hidup barsama di dalam lingkungannya. Dalam hal ini, kebersamaan sebagai komunitas yang mempunyai wilayah, adat istiadat dan budaya yang sama.
Nilai kegotong-royongan tercermin dari keterlibatan berbagai pihak berbagai pihak dalam penyelenggaraan upacara. Mereka saling bantu demi terlaksananya upacara.
Nilai keselamatan tercermin dalam adanya kepercayaan bahwa pada masa usia kehamilan yang telah mencapai 9 bulan adalah masa yang di anggap kritis bagi seorang perempuan, karena pada masa inilah ia dan bayi yang dikandungnya rentan terhadapa bahaya-bahaya goib yang berasal dari roh-roh jahat yang dapat berakibat buruk pada keselamatan dirinya sendiri maupun bayinya.
Nilai religius tercermin dalam doa bersama yang dilakukan oleh kelompok kerabat perempuan, baik sebelum berangkat ke posuno maupun pada saat berlangsungnya upacara. Tujuannya adalah agar bayi mendapatkan perlindungan dari roh-roh para leluhur.
Seorang peneliti bernama Savage pada tahun 1875, telah menulis referensi di literatur kedokteran mengenai suatu keadaan disforia pasca persalinan. Sindroma ini disebut milk fever karena reaksi emosi yang muncul bersamaan dengan bekerjanya hormon prolaktin yang merangsang keluarnya air susu ibu. Perkembangan selanjutnya milk fever dikenal dengan istilah post-partum blues atau maternity blues yang dewasa ini lebih dikenal dengan istilah baby blues syndrome. Baby blues syndrome adalah reaksi emosional pada wanita setelah persalinan.
Baby blues syndrome merupakan sindroma gangguan afek ringan yang sering nampak pada beberapa saat setelah persalinan sampai beberapa bulan kemudian, yang ditandai dengan gejala depresi seperti cemas, menangis dan takut .
Reaksi emosional ini sering sekali kurang dihiraukan oleh wanita yang baru bersalin. Sebagian wanita menganggap gejolak emosi yang dialami ini merupakan suatu hal yang wajar sebagai rangkaian dari proses persalinan. Sindroma ini memang dapat berkurang dan hilang dengan sendirinya secara perlahan. Belum banyak ibu hamil yang mengetahui bahwa reaksi emosi tersebut merupakan suatu sindroma yang dapat mengarah kepada gangguan psikologis yang lebih berat, bila tidak segera diatasi pada sebagian wanita baby blues sjndrome dapat hilang dengan sendirinya. Namun tak jarang pada keadaan baby blues syndrome dapat berlanjut ke tingkat gangguan psikologis yang lebih parah seperti depresi berat (www.infoibu.com, 2006).
Menurut Zulkifli (2007) baby blues syndrome adalah gangguan hormonal pada ibu sehabis melahirkan yang disertai kesedihan mendalam, sering menangis,murung, kecewa, merasa letih, susah tidur, hilang nafsu makan. Biasanya gejala ini akan hilang dalam beberapa minggu.Ada pula yang berbulan-bulan. Pada kasus yang berat (tidak tertangani) mempunyai kecenderungan untuk bunuh diri atau terganggu ingatannya sehingga harus segera diperiksakan ke psikiatri.
Baby blues syndrome adalah perasaan sedih atau tak mampu yang timbul beberapa hari setelah melahirkan. Baby blues syndrome yang sering disebut ‘depresi pasca persalinan’ adalah kondisi yang sering terjadi dan menyerang hampir 50% ibu baru. Baby blues syndrome umumnya terjadi pada 14 hari setelah melahirkan, dan cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga atau keempat setelah persalinan
Menurut Atus (2008), munculnya baby blues syndrome dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Dukungan sosial
Perhatian dari lingkungan terdekat seperti suami dan kelurga dapat berpengaruh. Dukungan berupa perhatian, komunikasi dan hubungan emosional yang hangat sangat penting. Dorongan moral dari teman-teman yang sudah pernah bersalin juga dapat membantu.
2. Keadaan dan kualitas bayi
Kondisi bayi dapat menyebabkan munculnya baby blues syndrome misalnya jenis kelamin bayi yang tidak sesuai harapan, bayi dengan cacat bawaan ataupun kesehatan bayi yang kurang baik.
3. Komplikasi kelahiran
Proses persalinan juga dapat mempengaruhi munculnya baby blues syndrome misalnya proses persalinan yang sulit, pendarahan, pecah ketuban dan bayi dengan posisi tidak normal.
4. Persiapan untuk persalinan dan menjadi ibu
Kehamilan yang tidak diharapkan seperti hamil di luar nikah, kehamilan akibat perkosaan, kehamilan yang tidak terencana sehingga wanita tersebut belum siap untuk menjadi ibu.
5. Stresor psikososial
Faktor psikososial seperti umur, latar belakang sosial, ekonomi, tingkat pendidikan dan respon ketahanan terhadap stresor juga dapat mempengaruhi baby blues syndrome.
6. Riwayat depresi atau problem emosional lain sebelum persalinan
Seorang dengan riwayat problem emosional sangat rentan untuk mengalami baby blues syndrome.
7. Hormonal
Perubahan kadar hormon progresteron yang menurun disertai peningkatan hormon estrogen, prolaktin dan kortisol yang drastis dapat mempengaruhi kondisi psikologis ibu.
8. Budaya
Pengaruh budaya sangat kuat menentukan muncul atau tidaknya baby blues syndrome. Di Eropa kecenderungan baby blues syndrome lebih tinggi bila dibandingkan di Asia, karena budaya timur yang lebih dapat menerima atau berkompromi dengan situasi yang sulit daripada budaya barat.
Menurut Suririnah (2008) Penyebab munculnya baby blues syndrome antara lain:
• perubahan hormon
• stress
• ASI tidak keluar
• kelelahan pasca melahirkan, dan sakitnya akibat operasi
• suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun persoalan lainnya dengan suami
• problem dengan orangtua dan mertua
• takut kehilangan bayi
• sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu.
• bayi sakit
• rasa bosan si Ibu
ada empat faktor penyebab baby blues
1. Hormonal. Usai bersalin, kadar hormon kortisol (hormon pemicu stres) pada tubuh ibu naik hingga mendekati kadar orang yang sedang mengalami depresi. Di saat yang sama hormon laktogen dan prolaktin yang memicu produksi ASI sedang meningkat. Pada saat yang sama kadar progesteron sangat rendah. Pertemuan kedua hormon ini akan menimbulkan keletihan fisik pada ibu dan memicu depresi.
2. Psikologis. Berkurangnya perhatian keluarga, terutama suami karena semua perhatian tertuju pada anak yang baru lahir. Setelah persalinan si ibu yang merasa lelah dan sakit pascapersalinan membuat ibu membutuhkan perhatian. Kecewa terhadap penampilan fisik si kecil karena tidak sesuai dengan yang diinginkan juga bisa memicu baby blues.
3. Fisik. Keluhan fisik karena aktivitas mengasuh bayi, menyusui, memandikan, mengganti popok, dan menimang sepanjang hari bahkan tak jarang di malam buta sangatlah menguras tenaga. Dan jika tidak ada bantuan dari suami atau anggota keluarga yang lain.
4. Sosial. Si ibu merasa sulit menyesuaikan diri dengan peran baru sebagai ibu. Dan kini gaya hidupnya akan berubah dratis. Anda merasa dijauhi oleh lingkungan dan merasa akan terasa terikat terus pada si kecil      
3.13 Pedoman Pengisian Partograf
            Partograf adalah alat untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan.( saifudin, abdul bari. 2002).
            Partograf adalah alat bantu yang di gunakan selama fase aktif persalinan ( depkes RI, 2004).
Menurut depkes RI (2004), tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
1.      Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai serviks melalui pemeriksaan dalam.
2.      Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan dengan normal. Dengan demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
Menurt depkes RI (2004) partograf harus digunakan :
1.      Untuk semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan sebagai elmen penting asuhan  persalinan. partograf harus di gunakan, baik ataupun adanya penyulit.
2.      Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, menevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
3.      Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat ( rumah, puskesmas,klinik bidan swasta, rumah sakit,DLL).
4.      Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu sekama pesalinan dan kelahiran ( dr. spesialis obstetric ginekologi, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa kedokteron).
             Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinnya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu juga mecegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Mencatat temuan pada partograf :
1.      Informasi tentang ibu
Lengkapi bagian awal ( atas ) partograf secara teliti pada saat mulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai : “jam” pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan catat waktu terjadinya pecah ketuban.
2.      Kesehatan dan kenyamanan janin
Kolom,lajur dan skala pada partograf adalah untuk pencatatn DJJ, air ketuban dan penyusupan ( kepala janin ).
a)      DJJ
Dengan menggunakan metode seperti yang di urauikan pada bagian pemeriksaan fisik, nilai dan catat DJJ setiap 30 menit ( lebih sering jika ada tanda – tanda gawat janin).
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal 180. Tetapi,penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di
b)      Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali di lakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban pecah. Catat temuan – temuan dalam kotak yang sesuai  di bawah lajur DJJ.
Gunakan – gunakan lambing berikut ini :
*      U: ketuban utuh (belum pecah)
*      J: ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
*      M: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
*      D: ketuban sudah pecah dan air ketuan bercampur darah
*      K:ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (“kering”)
c)      Molase (penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indicator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih, menunjujkan kemungkinan adanya  Chepalo Pelvic Disporportion (CPD). Ketidakmampuan akomodasi akan benar – benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat di pusahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu tangan tanda – tanda disproporsi tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai. Gunakan lambing lambing berikut :
  0 : tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat di    palpasi.
1 : tulang – tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
  2  : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat di  pisahkan.
                                          3 : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih da tidak dapat dipisahkan
3.      Kemajuan persalinan
                  Menurut Depkes (2004), kolom dan lajr kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan.
a)      Pembukaan serviks
                           Dengan menggunakan metode yang di jelaskan di bagian pemeriksaan fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering di lakukan jika ada tanda – tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda “X” harus di tulis digaris waktu yang sesuai dengan jalur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan – temuan dari pemeriksaan dalam yang di lakukakn pertama kali selama fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungkan tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus).
b)      Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.
Dengan menggunakan metode yang di jelaskan di bagian fisik bab ini. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam(setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada tanda – tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin.
Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya di ikuti dengan turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks sebesar & cm.
c)      Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada di mulai pada pembukaan serviks 4 jam cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus di mulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus di pertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase aktif yang memanjang, macet, dll). Pertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang di perlukan, misalnya persiapan rujukan ke fasilitaskesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang mampu menangani penyulit dan kegawat daruratan obsetetri. Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 lajur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan. Ibu harus tiba di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampui.
4.      Jam dan waktu
a)      Waktu mulainya fase aktif persalinan
                        Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak – kotak yang di beri angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainnya fase aktif persalinan.
b)      Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
Di bawah lajur kotak untuk waktu misalnya fase aktif, tertera kotak – kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyebabkan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu 30 menit pada lajur kotak di atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai.
5.      Kontraksi uterus
                  Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi.
Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dengan mengisi angka pada kotak yang sesuai.
6.     Obat – obatan dan cairan yang di berikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat – obat lainnya dan cairan IV.
a.       Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah di mulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang di berikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
b.      Obat – obatan lain dan cairan IV
catat semua pemberian obat – obatan tambahan dan atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
7.      Kesehatan dan kenyamanan ibu
Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan keehatan dan kenyamanan.
a.       Nadi, tekanan darah, dan temperature tubuh.
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
(1)      Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan.
(2)    Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan.
(3)  Nilai dan catat temperature tubuh ibu (lebih sering jika meningkat, atau di anggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperature tubuh dalam kotak yang sesuai.
b.      Volume urine, protein atau aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnya setiap 2 jam ( setiap kali ibu berkemih).
8.      Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik disisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.
        Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik mencakup :
a.       Jumlah cairan peroral yang di berikan.
b.      Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur.
c.       Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (dokter obsgyn, bidan, dokter umum).
d.      Persiapan sebelum melakukan rujukan.
e.       Upaya rujukan.
Pencatatan pada lembar belakang partograf :
            Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal – hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan – tindakan yang di lakukan sejak pesalinan kala I hingga IV (termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini di sebut sebagai catatn persalinan. Nilai dan catatkan asuhan yang di berikan pada ib u dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutamam pada pemantaun kala IV (mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan). Selain itu, catatan persalinan( yang sudah di isi dengan lengkap dan tepat) dapat pula di gunakan untuk menilai atau memantau sejauh mana telah di lakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman.
contoh pengisian partograf




BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim).Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin.
Oleh sebab itu seorang wanita yang sedang mengandung di harapkan melakukan Pemeriksaan ANC, antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan  untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga  mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan  kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Pasca persalinan beberapa ibu akan mengalami baby bkues syndrome. Baby blues syndrome adalah perasaan sedih atau tak mampu yang timbul beberapa hari setelah melahirkan. Baby blues syndrome yang sering disebut ‘depresi pasca persalinan’ adalah kondisi yang sering terjadi dan menyerang hampir 50% ibu baru. Baby blues syndrome umumnya terjadi pada 14 hari setelah melahirkan, dan cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga atau keempat setelah persalinan




DAFTAR PUSTAKA
-          Cunningham, F Gary.2005.Obstetri Williams edisi 21 vol.1.Jakarta:EGC
-          Prawirohardjo, Sarwono.2010.Ilmu Kandungan.Jakarta:PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
-          Prawirohardjo, Sarwono. 2009.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
-          Sherwood,Lauralee.2012.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi ke-6.Jakarta:EGC
-          dr.Bambang Widjanarko ,SpOG.histologi alat reproduksi wanita.FKK–Universitas Muhammadiyah Jakarta http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/08/histologi-saluran-reproduksi-wanita.html

0 komentar:

Posting Komentar

 

Titin Agustina Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting