Sekeping Hati untuk Zhee
(ratu juga yg buat ni…!bwt ujian bindo)
(ratu juga yg buat ni…!bwt ujian bindo)
‘’kesana
kemari membawa alamat ting-ting....
Namun yang ku temuai bukan dirinya sayang’’
Suara merdu Ayu ting-ting mengalun memenuhi
udara di kamar bernuansa biru langit itu.sementara si pemilik kamar sibuk berkutat
dengan fisikanya. ‘’hoam....capek juga
ternyata .’’ ujarnya seraya bangkit dari duduknya lalu memindahkan channel
radio tersebut. ’’norak’’ gumamnya
sendiri. Ditelaahnya lagu-lagu yang sedang diputar di tiap-tiap stasiun radio, lama akhirnya pilihannya jatuh
pada ‘’thinking of you’’ miliknya katty perry.
Pandangannya pun beralih ke jendela, menatap langit biru yang bersih ’’ pagi
dunia...’’ sapanya pada hari sambil
membuka kedua daun jendelanya.
Liburan masih belum usai, tapi dirinya sudah bosan dengan aktifitasnya yang sepi, ia rindu pada kawan di teather angkasa.Ia rindu pada perpustakaan sekolah. Ia juga rindu pada ruang sekretariat mading sekolah. Ia rindu pada aktifitas-aktifitas yang slalu memenuhi jadwal hariannya. ’’Kapan liburan usai??’’ batinnya bertanya. Ditatapnya kembali langit biru yang kini mulai terhias awan. Ia tersenyum samar.’’aku harus bergegas kalau tak ingin terlantar’’ujarnya tiba-tiba.
Di bawah...kehidupan sudah mulai
terlihat dari pukul 06.00.tadi nyonya Arsy sudah menyiapkan sarapan.Tuan
Ardinan sudah menyiapkan mobilnya untuk bertugas.begitu pula dengan Aldi ...anak
sulung keluarga Drajat. Ia sudah mulai
menyiapkan diri untuk hiking bareng teman-teman kuliahnya.
‘’’Ma zhee pergi!serunya dari atas tangga
tiba-tiba.
‘’zhee...sarapan dulu!’’
seru nyonya Arsy tak kalah nyaringnya.
‘’ntaran ma! disisain aja. Zhee pergi!’’
serunya tanpa sempat berpamitan pada kakak dan juga papanya. Mereka hanya
geleng-geleng kepala melihat tingkah laku zhee ‘’ mulai deh sembrononya’’ gumam
Aldi
J J J
Jalanan masih sepi hari itu memang masih musim liburan. Tapi jalanan tak
seramai yang perkiraannya. Perjalanannya hanya ke tujuan pun bebas hambatan. Segera
ditunjukan kartu anggotanya begitu ia diperbolehkan masuk.dicarinya tempat duduk favoritnya, setelah menemukan
tempat duduk yang dicarinya, ia segera
mencari buku-buku yang ingin dibacanya’’ aku
bukan malaikat yang slalu di sampingm /mendengar semua hasrat di hatimu //’’suara
vokalis nano band dari black berry milik zhee terdengar pelan tapi cukup membuatnya
jadi pusat perhatian. Dirogohnya saku skirtnya untuk menghentikan senandung
sendu nano.dan ternyata itu sms dari Reinald.
‘’lagi dimana??” gue mau ke rumah.
Segera dibalas memberitahukan tempat dirinya sekarang.
-delicio- tulisnya sebelum mengganti
profil black berry-nya dengat mute. Dan sekarrang zhee sudah memeluk 5 buah
dalam satu tumpuk. Entah habis atau
tidak, yang jelas ke-5 buku itu adalah buku-buku yang diicarnya saat ini. Begitu
tiba di tempat duduuk favoritnya, ia sudah mendapati breakfast-nya tersedia. Dibacanya
buku pertama sambil menghabiskan sandwich tuna-nya dengan khusyuk.
‘’kalo mau
makan tuch makan aja nggak usah
sambilan! Ujar seseorang di hadapannya sambil menarik paksa buku yang sedang dibaca zhee.
‘’ah....rese’ loe. Baru mulai nih
lagian gue juga dah biasa kale’’ jawabnya
ketus seraya mennjulurkann tangannya berniat unntuuk menarik buku kedua tapi belum sempat ditarik olehnya
reinald lebih dulu menarik tumpukan buku
itu ke hadapannya.
‘’reinald rese’! ujar Zhee “loe
tuch. Ngomong-ngoomong....gue nggak ditawarin sarapannya??? Tanya reinaldd iseng
‘’pesan aja sendiri!siniin buku gue!
ujar Zhee. ‘’nggak... sebelum loe yang mesenin breakfast
buat gue’’ jawab Reinald
‘’untung aja loe sobat gue. Lok
nggak...dah gue timpuk pake sendal gue’’ ujarnya masih ketus‘’ makanya....pesenin
nggak?? Ntar gue yang bayarin dech...’’
pinta Reinald lagi. ‘’iya...iya....loe mau apa?? roti bakar sandwich...or
anything else?? ’’ tanya Zhee layaknya
seorang waiters.
‘’ green sandwich, minumnya mocha aja
deh mbak’’ jawab Reinald asal. ‘’Fhe!!!’’ seru Zhee begitu Reinald selesai menyebutkan
pesanannya.
‘’ what’s up Zhee...??? tanya re
menghampiri keduanya.
“ nich...si tuan songak mau pesen green
sandwich ma mocha” sebut Zhee simple.
“ ah...masih aja loe berdua kayak minyak
ma air. Gak pernah kompak omongannnya.” Ujar sambil menahan tawanya.
“ dia minyaknya gue airnya” serbu Reinald
cepat yanng dibalas tatapan tajam Zhee. Reinald tersenyum menang. Fhe hanya
tertawa melihat keduanya.
“ tunggu bentar....nanti gue akan balik
kesini membawa pesanan loe ” ujar Fhe pada Reinald seraya meninggal kedua
dengan tawa. Sementara Zhee masih gondok
pada Reinald.
“dah...baca ja tuh buku. Nggak usah
manyun-manyun segala!” ujar Reinald santai
“sewot amat loe.” jawab Zhee ketus. Reinald hanya tertawa
tertawa melihat ekspresi muka Zhee yang kayak gitu. Membuat Reinald geli untuk
menggodanya lagi.
“loe tuh lok ketemu ma orang bukannnya
nanya kabar kek,apa kek,eh...ni malah diketusin” ujar Reinald sambil mengambil buku pada
tumpukan paling atas.
“ngapain nanya orang biasanya loe bakal
ngejelasin sendiri kronologinya” ucap Zhee tanpa mengalihkan pandangan dari
buku di hadapannya. ”oh....gitu ya. Amnesia nih kayaknya” balas Reinald mencoba
melucu
“garing!” ujar Zhee singkat. Reinald hanya
mengulum senyum. Ia lupa kalau kawannya yang satu ini adalah seorang kutu buku
baru saja ia mau menjahili Zhee tiba tiba saja getaran lembut mengagentkannya .
”ya ma....” ujar Zhee begitu black berry
miliknya menempel di telinganya. ” iya...ne Zhee lagi sarapan. Gak apa
apa...tinggalin aja. Ntar Zhee bakal
ngerapiin kok.Iya..iya..dah mama...” ceracaunya
“mau kemana??” tanya reinald tiba-tiba. ”gak kemana-mana” jawab
Zhee simple sambil menekuni kembali buku dihadapannya. ” maksud gue...nyokap
loe mau kemana?” “ oh...nggak penting”
jawab Zhee masih simple.
Hening...reinald
kehabisan kata-kata. Zhee lupa sekitar kalau sudah membaca bahkan...sandwich
tuna favoritnya masih belum dihabiskannya green tea di sedari tadi di hadapanya
pun tak disentuh. Ia sudah kenyang dengan buku rinal hanya bisa geleng-geleng
kepala memperhatikan gadis tomboi di depanya
“nich...’’ sodor re
dihadapan Reinald. “ kali ini gue nggak bisa ngobrol bersama kalian
Dech. Soalnya kateringnya lagi banyak, dan
kita lagi kekurangan orang di belakang. So...gue tinggal ya??” tanya Fhe pada
keduanya. Zhee masih tidak bergeming, Reinald yang menyadarinya langsung
menyahut tanpa mengalihkan pandangan dari
Zhee. ” ok..next time khan masih bisa” jawab Reinald.
“Kalau gitu..selamat
menikmati” ujar Fhe seraya meninggal kedua sahabatnya
“Zhee....” panggil Reinald pelan.
“hmm....” jawabnya acuh tak acuh
“buka mulut loe!!! perintah
reinald masih pelan. Gadis dihadapanya menurut tapi pun dengannya masih
terfokus pada buku yang digelutinya. Reinald memasukkan potongan kecil sandwich
tuna milik Zhee yang belum sempat ia habiskan. Bak robot, mulut Zhee langsung
tertutup begitu potongan sandwich tuna itu masuk ke dalam mulutnya lalu
mengunyahnya.
“loe tuh...kalau dah membaca semuanya
dilupain” gumam Reinald sambil menikmati green sandwichnya tapi cukup
menyadarkan Zhee beberapa detik, sebelum
akhirnya kembali fokus pada buku dihadapannya.
J J J
“wah...sorry Fhe...Zhee....gue
da janji ma liana.kalian lanjutin aja JJSnya,ok?? ” ujar reinald dari seberang Zhee menatap Fhe meminta keputusan.
“ya udah kalau gitu. Sorry
ganggu” jawab Fhe
“ fine...gue yang
salah nggak kasih tahu sebelumnya kalo’ dah punya janji” ujar Reinald lagi
“iya...nggak apa
apa...dah ya, ntar keburu rame nich disto-ya” jawab Zhee kali ini
“yupzz..titi dj ! see
you!” balas Reinald
“ya...too...” balas
keduanya berbarengan kemudian memutuskan
komunikasi singkat itu.
“jadi,,,?” tanya Fhe
pada Zhee yang masih memandang hampa BB-
nya
“jadi apa??” tanya
Zhee balik
“ya,,,jadi gimana ma
JJS kita??” “lanjutin dah kita sudah di
tengah jalan gini juga” ucapnya kemudian
melangkah menuju Distro tujuannya. Zhee mengerti keadaan Reinald tapi ia
benar-benar hampa .Tak ada lagi yang menjahilinya kalau pun ada itu disela-sela
waktu Reinald dengan Liana. Semenjak itu pula, mereka juga jarang keluar bertiga
J J J
“Zhee ditunggu Reinald!”
seru Aldi pada adik semata wayangnya, dan tanpa berkata apa-apa kepada sang
kakak ia pun pergi menghampiri Reinald.
“ada angin apa loe jemput gue?? Biasanya juga jemput si liana
atau,,,jangan-jangan ada masalah nih ma dia ? tebak Zhee yang dibalas senyum
samar Reinald .
“Tau aja....” ujarnya
“Yaelah ....loe udah berapa tahun kenal gue ? lama banget kali Nald ! “ ujar
Zhee.
“ Terus ada apa ? ” tanya Zhee kemudian to the point “
“She is childish !” ujar Reinald simpel yang membuat Zhee tertawa .
“ Kenapa ketawa ?” tanya Reinald .
“Loe kok baru nanya dari sekarang ? Liana memang childish lagi “ Ujar Zhee disela tawanya “
“she isn’t childish before ! ” tukas Reinald
.
“Ooo....i see....so...the complacation?” tanya Zhee kalem
“Manja! loe taukan gue gak suka orang kaya gitu, apa lagi....dia suka nambek
tiba – tiba gimana gue gak kesel coba! “ tutur Reinald.
“Ya.....ya....entar gue kasih tau Liana deh , i think she just kidding . Only a
joke !” jelas Zhee tenang .
“Bercanda? loe gila? loe pikir gue anak kecil dikibulin gitu? ”tanya Reinald
yang tiba-tiba dengan suara tinggi .
“Waits....calm down ....its just my opinion , siapa tau bener entar deh gue
omomg keorangnya . Akhir-akhir ini dia memeng rada jutek gitu “ terang Zhee
pelan moncoba menenangkan Reinald .
“Zhee ....gue capek tau ngertiin dia melulu, sekali aja dia ngertiin gue napa
sih “ masih dengan nada yang sama .
“Tau gak .... apa kata ad band tentang wanita? “ ujar Zhee menyela yang dijawab
dengan gelengan oleh Reinald .
“Karena wanita ingin dimengarti ....” tutur Zhee yang cukup membuat Reinald makin gondok . Zhee tersenyum menang .
“Zhee....gue serius! dia gak kaya dulu, bawaannya main-main terus, seenaknya
bilang break, entar tiba-tiba dia bilang bercanda . Apa sih maunya ?” tutur Reinald masih dengan nada yang sama .
Zhee hanya tersenyum menaggapinya.
“Mungkin dia cuma main-main, dan bercanda “ terang Zhee lagi.
“Zhee....dalam pacaran itu gak ada istilah bercanda “ ujar Reinald ketus .
“Emang loe suaminya ?” tanya Zhee tepat sasaran . Reinald yang ditanya hanya
bisa diam membenarkan “ kalau bukan ....udah biarin aja. Baru pacaran udah kaya
suami istri “lanjut Zhee ” udahlah....mungkin cuma bentar entar juga blik lagi
kaya biasa. Namanya juga cewek, yuk turun ! “ ajak Zhee yang membuat Reinald
sadar bahwa mereka sudah tiba disekolah. Percakapan mereka membuat Reinald menjadi
emosi, juga membuatnya lupa kalau hari
masih pagi dan ia masih harus belajar . Zhee
benar ia bukan suami Liana. Tapi salahkah ia?
Zhee masih menatap Reinald dengan senyum simpulnya. Entah apa yang membuatnya seperti itu, masakah
Reinald dengan Liana atau karena ia dapat melihat ekspresi Reinald lebih lama dari sebelumnya, ia juga
tidak mengerti, ada yang lain ketika Reinald meny ebut nama Liana walau dengan
nada tinggi. Apa dia jatuh cinta padanya, tanya hati kecil Zhee yang membuatnya
mengeleng menolak mengakui .
“Reinald, kita udah nyampe! “ menyadarka kawan baiknya itu .
“Oh iya thanks buat solusinya, loe emang benar ....”ujarnya mengambang lalu
keluar bersamaan . Jangan sampai ....harap Zhee pada hati kecilnya .
J J J
Rumah yang ditempati
Zhee masih sepi, tapi kamar atas sudah dipenuhi dengan alunan musik romantis,
ia sendiri bingung apa yang terjadi pada dirinya. Memang....sudah berapa hari
ini Ia, Reinald ,dan Fhe jalan barang. Yah semenjak Reinald punya komplik
dengan Liana mereka sering hang out barang. Semenjak ia lupa kalau Reinald
sudah punya Liana. ” Tapi siapa yang peduli? mereka sedang break jadi apa
salahnya ia senang” ujar hati kecilnya
saat itu .
“.....mengagumi tanpa dicintai ....” sepatah
kata Pasha menyadarkan Zhee tentang
perasaannya . Ia akui bahwa dirinya mengagumi Reinald tapi tidak begitu
dengan Reinald.
“ Tak mengapa bagiku....
mencitaimupun adalah bahagia untukku .....bahagia untukku ....
kuingin kau tau diriku disini menanti dirimu ....
meski ku tunggu hingga ujung waktuku
dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya....”
Zhee tersentak dari lamunannya pipinya basah
karena tangis, Pasha benar, ia menyadarkannya bahwa dirinya mencintai Reinald.
Salahkah? terlalu banyak yang banyak membuktikan rasanya pada Reinald.
Kemarahannya ketika Reinald jadian dengan Liana. Kehampaannya ketika Reinald
tidak dapat hang out barang dirinya dan Fhe . Dan kegembiraannya ketika tau
bahwa Reinald sedang break dengan Reinald . Salahkah bila ia menyukai Reinald ?
J J J
Fhe memendang wajah
buram Zhee ketika sarapan dikantin. Mangkok
bakso dihadapannya sudah dingin dari tadi, baksonya masih utuh hany es jeruk
yang diaduk-aduk tidak jelas. “ Zhee....loe kerasukan apa semalam sampai tak
nyentuh tu bakso . Kasihan duit loe “. Ujar Fhe memecahkan keheningan Zhee
hanya menggeleng .
“Eloe tuh....mentang –mentang lagi banyak duit bakso semangkok loe biarin
pancing Fhe lagi “
“Makan aja kalau mau gue lagi malas “ jawab Zhee datar ia masih bingung dengan
perasaannya . Menangumi seseorang yan terlalau jauh untuk digapai. Fhe hanya memendang heran, keningnya semakun
berkerut .
“Leo kenapa sih suntuk bangat. Hari ada MTK biasanya loe senang kalu ada pelajaran
Pak Andi” tanya Fhe lagi.
“I’m fine Re....udahlah, gue mau kekelas entar gue yang bayar “ ujar Zhee malas
sambil meloyot pergi meninggalin Fhe yang masih bingung dengan sikapnya. Zhee tak tau harus bagaimana dihadapan Fhe, Ia
tidak ingin Fhe tau tentang perasaanny pada Reinald tapi ia tak mungkin
menyembumyikna hak ini dari Fhe. Ia tau setiap gerak geriknya sudah dipahami Fhe
lalu apa yang dapat dilkukannya sekarang? merubah sikapnya atau tetep seperti biasa? ia menghela nafas panjang, seolah masalahnya
sebesar gunung. Ditatapnya nanar langit
biru itu tanpa ekspresi, ini tidak bisa dibayangkan, gumamanya tak jelas ambil
menyusuri koredor utama sekolah dengn galau. Apa yang sudah dilakukannya ?”
Sudah dua minggu ini Fhe tidak melihat
Zhee, begitu pila Reinald. Walupun mereka melihatnya, pasti Zhee akan menghindar. Berpapasan dengan mereka
saja Zhee langsung menunduk. Sms dari keduanya tidak pernah dibalas begitu pula
dengan maised call yang tidak dijawab. Prubaha sikap Zhee cukup memebuat mereka
khawatir tentang keadaan Zhee walaupun
Liana mengatakan Zhee baik – baik saja, tapi ia tetep cemas. Zhee sudah
dianggapnya saudara sendiri begitu pula dengan Fhe mungkin Reinald anak tunggal dan ia kesepian. Jadi keberadaan Fhe dan Zhee sudah seperti
saudara sendiri .
Sudah beberapa kali dihubungi orang –orang rumah dan mas Aldy , kakak Zhee tapi
jawaban yang rumah Zhee. Dan hal ini, keduanya sepakat untuk menemui Zhee
seusai makan malam. Reinald sudah menunggu Fhe dari tadi didiepan pagar milik
keluarga derajat .
“ Loe siap ?” tanya Rinald begitu Re tiba dari zaman kodok gue juga udah siap
kali ‘. jawab Re .
“Oke kita masuknya samaan” ujar Reinald
“Loe tu kaya orang mau merampok aja biasa aja kali “ ucap Fhe santai.
“Oh ya...balas” Reinald malu-malu. Keduanya
menunggu didepan rumah mewah itu setelah memencet bel seorang wanita paruh baya
keluar dari pintu rumah tersebut .
“Eh...den Reinald, non Fhe masuk, masuk. Maaf den, non tadi lagi sibuk
dibelakang ujar pembantu tersebut ramah “
“Zhee adakan bi’ ? ” tanya keduanya bersamaan yang dijawab anggukan oleh si
bibi.
Dugaan mereka benar, Zhee keluar dengan wajah heran tapi segera dirubahnya
ekspresi wajahnya tersebut begitu ia tau yang mencarinya adalah kedua
sahabatnya .
“ Ada perlu apa “ tanya Zhee datar tanpa melihat keduanya .
“Penting buat Loe gue sama Reinald “ jawab Fhe to the point .
“Dalam hal apa?” tanya Zhee lagi masih dengan nada malas .
“Sikap loe berubah gak kaya dulu “ kita salh apa sama loe “ kali ini Reinald
yang berbicara. Walau hanya sepersekian detik ekspresi wajah Zhee berubah lalau
kembali. Lalu keduanya menagkap ekspresi dari wajah Zhee .
“Ku gak papa, Cuma lagi bosan aja main sama kalian “ jawabnya simple
“sejak kapan loe bosan ama kita , biasanya,loe yang ribut-ribut yang nyari kita
dirumah “ ujar Reinald yang dibenarkan Fhe, Zhee hanya menghela nafas .
J J J
Zhee menangis
dikamarnya , gedoran dan panggilan tidak dihiraukannya , batinnya masih
menangis. Setelah kunjugan dua sahabatnya tadi, Zhee hanya terdiam dia sudah
menduga dari sebelumnya tapi yang ia tak sanka – sangka adalah ucapan Reinald
bahwa ia mencemaskannya karena kehilangan seorang sahabat tapi kehilangan
saudara .
Zhee mambenamkan kepalanya dibantal agar tangisnya tidak terdengar batinnya
semakin sakit ketika reinald mengatak bahwa Fhe dan dirinya adalah saudara.
Batinnya makin terasa sakit tapi ia tidak menunjukan itu dihadapan kedua
sahabatnya itu. Sahabat yang selama ini selalu ia pertimbangkan untuk
Reinald karena ia mengininkan lebih dari
pada itu tapi ternyata Reinald hanya menganggapnya sebagi sahabat tak ada yang salah dari keduanya Re atupun
Reinald. Hanya dirinyalah yang menyadari lafadz yang tersimpan. Hanya dirinya
yang terlalu jauh mengartikan
senyumannya.Satu pinta zhee sebelum membuka mata esok hari, ia ingin
semuanya kembali seolah tak ada apa-
apa. Rasa, kejadian dan semua masalah yang ada. Satu pinta yang sangat diharapkannya. Agar ia tak perlu merasakan ini, agar rasanya
tidak sesakit ini. Harapnya.......
J J J
“Kalian !!! yang bertiga dibarusan belakang, maju!” Perintah seorang senior
kepada tiga remaja yang masih tertawa .
“Apa yang kalian tertawakan?” tanya
senior itu.
“Gak ada kak!” Jawab ketiganya serempak.
“Lalu.....” Desak senior itu lagi.
“Cuma kertas kecil yang menempel dibaju
belakang kakak! Ujar salah satu dari ketiganya. Kontan seluruh korban
mos yang sedang dijemur, tertawa membaca kertas kecil yang menempel dipunggung
senior .
“Sudah diam kalian, atau hukuman kalian akan bertambah! “ ujar senior yang lain
menenangkan . Korban – korban mos tersebut langsung terdiam , tak ingin hukuman
mereka ditambah. Tiga orang remaja yang masih berdiri didepan juga ikut terdiam.
Tapi ketiganya masih tersenyum geli.
“mmm...meskipun
ku tak dapat memiliki Reinaldi sebagai kekasih tapi dia selalu ada untukku
sebagai sesosok sahabat yang siap menampung air mataku,,,,sesederhana itu,,,” gumam zhee dalam hati masih tersenyum bahagia.