Senin, 10 Maret 2014

cinta segitiga : Aku,Kau,dan Allah

Diposting oleh Unknown di 18.53


Aku, dia,dan Allah
Fajar bagiku :
Saat fajar menyingsing, mungkin menurut kebanyakan orang itu adalah hal yang biasa. Mungkin sebagian orang akan memaknai bahwa fajar adalah waktu untuk menyambut hari yang baru, waktu untuk bersiap-siap mencari nafkah dan menuntut ilmu. Hanya itu?
Tapi untukku, itu tidak cukup, fajar sangat berarti untukku. Terlalu indah untuk dikenang dan terlalu perih untuk dilupakan. Sudahlah…biarkan semua berjalan, mengalir seperti air, tidak! Itu tidak bisa berlaku untukku, mungkin orang-orang akan menertawaiku, mencemoohku, atau entahlah…yang ku tahu semua tak semudah air mengalir.
Anda percaya jodoh? Ya…dan kita semua telah memiliki jodoh masing-masing. Hahaha…itu bukan sekedar cuplikan dialog film AAC, tapi sebuah pertanyaan hati yang harusnya menjadi akar sebuah kedilemaan antara aku, dia, dan Tuhan. Berbagai pertanyaan pasti timbul di benak anda. Ya, aku kan menguraikan alasanku.
Cinta…sepertinya…sebuah kata yang selalu menjadi topik menarik dalam berbagai hal. Kata yang takkan pernah bosan untuk terus dijadikan bahan pokok. Hahaha…beras kali ya bahan pokok. Dulu waktu kecil aku bermimpi menjadi putri sang raja, aku ingin ada pangeran yang seperti pangeran-pangeran putri raja datang menyelamatkanku seperti di televisi. Tapi, tak selamanya seorang putri akan bersanding dengan seorang pangeran. Bisa saja ia akan bersanding dengan orang biasa tapi memiliki hati emas. Ya…bisa saja seperti itu, tapi siapa yang akan tahu?
Saat ku beranjak dewasa aku tak lagi mengharapkan seorang pangeran, tapi seseorang yang pundaknya untukku bersandar, seseorang yang tak pernah terjamah oleh nafsu, seseorang yang hatinya dan hidup matinya untukNya. Ada??? Entahlah…semoga saja ada..
Anda pernah memiliki sebuah obsesi? Pernah? Atau sering? Ya saat ku beranjak dewasa aku memiliki seorang obsesi, gila!!! Obsesi sih obsesi, tapi jangan terlalu mirislah. Tapi…setiap obsesi itu ada kenikmatan tersendiri, semacam…mmm…berharap ia kan menyambut perasaanmu,dan sebenarnya ia juga memiliki perasaan yang sama sepertimu? Lucu…sangat lucu, untuk apa mengharapkan orang yang kau tidak tau apakah ia juga mencintaimu, untuk apa mengutamakan orang yang belum tentu juga mengutamakanmu? Tapi yang namanya kegilaan tak bertepi, tak semudah itu di stop atau berpindah haluan jika tak ada angin atau tempat berlabuh. Berbulan-bulan ku pikir aku kan baik-baik saja…tapi..hhmmff, memang susah jadi seorang ehm cewek yang terlalu memakai perasaan dan memiliki memori jangka panjang. Nah kalimat yang terakhir ini sebenarnya harus dimusnahkan dari hidup setiap wanita. Memori jangka panjang? 3 kata yang sangat berpengaruh sampai akhir hayat. Mungkin kau berfikir ini terlalu berlebihan, tapi inilah adanya.
Baiklah, mari kita ke topik utama. Fajar…itu nama yang ku berikan untuknya. Cocok bukan? Oh ya tentu saja kau tak tahu, aku belum pernah bercerita tentang dirinya. Sebenarnya kapan awal aku bertemu dengannya? Kapan awal aku mengenalinya? Aku saja sendiri tak tahu hahaha. Yang ku tahu, dahulu…ia adalah seorang hmm…apa ya bahasa manusianya jika digambarkan?  Ia adalah orang biasa, yang hidup tak ada masalah pelik, hidupnya datar tanpa masalah(katanya). Dulu aku berharap bisa menghubunginya, dan menanyakan bagaiman bisa ia memiliki ide-ide yang ditumpahkan pada tiap  jejaring sosial? Dan saat ada kesempatan, aku mencoba untuk menghubunginya…tentu saja dari nomor yang tertulis pada jejaring social tersebut. Saat itu, tak ada rasa apa-apa….toh juga aku tak memiliki niat apa-apa selain mengagumkan ide-idenya, ya hanya itu. Jika dikatakan aku seperti seseorang yang sedang PDKT? Oh tidak, sama sekali tak pernah terlintas dibenakku. Anehnya, katanya setiap nomor punya nama kontak yang unik di handphone nya. Waw! Ada-ada saja, dan katanya namaku itu miss.Rose. hmm….sebenarnya tiap kontak juga punya nama unik yang lebih waw. Dan saat ku tanyakan “mengapa?” ia pun tak tahu. Good! Dia membuatku terkesan,beberapa lama, beberapa hari dan beberapa masa berlalu, entah itu suatu kebetulan, suatu jalan atau apalah. Ku rasa aku mulai akrab dengannya, ternyata dia lumayan enak diajak bercanda. Teman-temanku bilang kalau tak usah menggubris candaannya yang berlebihan. Ya, tentu saja, aku tidak akan menggubrisnya. Tapi kunikmati permainan ini. Tapi entah semakin lama semakin dekat, entah apa yang membuatku merasa nyaman dengannya. Dan kadang ehm…sedikit merindukannya. Oh tidak! Aku tak pernah sekalipun merindukan orang dan menyatakan padanya bahwa aku merindukannya. Ternyata…semakin hari kami semakin akrab, aku yang sangat tertutup dengan privasi serta segala sesuatu yang berhubungan dengan privasi aku ceritakan padanya. Oh tidak! Padahal aku tak mengenalnya tapi kenapa aku bisa begitu terbuka padanya?dan sesuatu yang paling ku takutkan terjadi. Ia memiliki perasaan yang lebih dari seorang teman(katanya). Ia memang tidak mengatakan “would you be my girlfriend?” tapi dia menanyakan “so what do you feel?”. Oh My God, aku tak tahu apa yang ku rasakan, tapi ya ku katakana  saja kalau aku menganggapmu sebagai teman yang baik. Ia sedikit kecewa, mungkin banyak atau entahlah aku tak tahu, yang ku yakini semua lelaki itu sama saja, sekarang bilang “cinta” besok bilang “good bye”. Dan aku takkan semudah itu akan mempercayai orang yang mungkin asing bagiku.
Masa demi masa berlalu, ku rasa ia seperti menjauh dariku. Aku hanya butuh kejelasan, bukan menghilang dengan perlahan-lahan seperti ini. Setelah ku ingat-ingat apa saja yang sudah ku lalui bersamanya, ehm..maksudku perkembangan hubungan jarak  jauh tapi dekat ini. Ah! Sebenarnya aku tak tahu bagaimana menggambarkannya. Dan benar saja, saat rasa penasaranku memuncak, aku mencoba menghubunginya, dan tahukah kau? Setiap balasan pesannya singkat, singkat dan selalu menimbulkan tanda Tanya. Baiklah..! sudah waktunya mengakhiri semua yang berhubungan dengan permainan perasaan ini. Aku mungkin menyakiti nya tapi aku tak mau meminta maaf toh ia juga menghilang tanpa bilang-bilang. Okay! Semua nya akhirnya tamat, ya ku pikir begitu…semua akhirnya tamat dan mudah-mudahan tak berbekas sedikit pun.
Tapi…ternyata beberapa lama setelah ehm kami berpisah, aku merasa ada yang aneh disini(di jantung atau di hati? Oh lebih tepatnya itu mungkin perasaan) ada yang hilang, ada yang kurang, dan kadang aku ehm lumayan yaa…memikirkannya. Oh tidak! Aku tak boleh seperti ini, aku bukan tipe orang yang cepat luluh. Aku meyakini diriku bahwa ini hanya sementara, ya sementara(mudah-mudahan). Dan ternyata Tuhan berkehendak lain, pikiranku entah kenapa ada saja yang mengingatkanku pada dirinya. Oh My God! Ada apa denganku? Semakin lama semakin sering saja aku memikirkannya, dan bodohnya diriku yang tak peka bahwa aku memang telah melukai perasaannya. Jadi apa yang harus aku lakukan? Selama ini aku tak pernah begitu merasa sebersalah ini pada orang, biasanya ya aku tak peduli! Tapi mungkin karena ia,mmm.karena ia adalah orang baik-baik(aamiin ya Rabb), mungkin karena itu aku merasa tak tenang. Bukan hanya sebulan dua bulan tapi hampir setahun, dan ternyata ini bukan sinetron atau layar lebar. Memikirkan orang yang belum tentu memikirkan mu selama itu??? Betapa bodohnya diriku diperalat oleh perasaan ini.
Aku berusaha meminta maaf secara transparan, tapi ternyata caraku salah, yang membuatnya malah semakin tak mau lagi memalingkan wajahnya di hadapanku. Oh baiklah, jika seperti itu, harusnya aku yang pergi…ya aku tak akan pernah muncul lagi, asalkan kau muncul walaupun tidak untukku.
Waktu itu, saat ada masa harusnya aku berbicara padamu, bercanda dengamu, bukan hanya sekedar menyapa, bahkan melirikku sedikit saja tak pernah! Oh baru kusadari, ternyata memang aku benar-benar bodoh, dalam 33 provinsi 17.508 pulau dan 238 juta penduduk dan aku masih saja mengharapkan dia? Astagaaa….apa selama ini sebenarnya aku juga mencintainya?Oh seharusnya memang aku tak usah mengenal CINTA, kalau saja aku tahu akan begini jadinya.  
Sampai akhirnya, ya aku dan dia dipertemukan kembali, singkatnya aku dan dia berkomunikasi lagi, tak penting dia sudah dimiliki orang lain, yang terpenting aku kini sudah lega. Dia masih seperti dulu, dan aku kini sudah belajar dari masa lalu. Aku takkan mengulangi hal yang sama seperti dulu, jika ada yang tak jelas ya harus ku jelaskan. Aku tak ingin ehm kehilangan dirinya lagi. Oh terlalu berlebihan ya? Mungkin efek film, novel, lagu, dan waktu, sudahlah jangan terlalu heran.
Ugh, memang susah ya berbicara dengan lelaki yang tidak peka, harus bagaimana untuk menjelaskannya? Sedangkan aku tak suka mendeskripsikan rasaku secara terang terangan. Aku sudah berkali-kali mengatakan kan, kalau aku tak akan pernah mau menyatakan apa yang sedang kurasakan entah itu rindu atau cinta,. Jadi jangan menuntut ku untuk mengatakan itu semua, karena aku punya cara sendiri untuk mengutarakannya. Dan itu hanya berlaku padanya “fajar”, resiko ditanggung sendiri karena sudah telah berani jatuh cinta pada….
Dilema…apa dilema yang paling berat yang pernah kau rasakan? Baiklah ku katakana, dilema terbesar yang kurasakan adalah dilema padaNya, why? Because I’m A Muslim. Bagaimana mungkin aku akan merasa tenang sedangkan aku menduakan cintaku padaNya? Tapi aku juga tak ingin berpisah dengannya, ow ow ow…dilema yang tiada ujung. Seringkali aku berharap kalau ingatannya dilumpuhkan, ingatan segala tentangku…tapi kenapa Tuhan tak mengabulkan harapku? Bagiku tak apa jika aku yang sakit, tapi jika dia yang harus sakit??? Rasanya aku yang lebih terbebani, harus lelah memikirkannya, bagaimana keadaannya? Dan pastinya aku akan lebih galau lagi selalu memikirkan tentannya. Uh! Lagi-lagi aku berlebihan dalam mendeskripsikan perasaan ini. Tapi ya sudahlah, aku berkata apa adanya.
Lalu, apa yang harus ku lakukan selanjutnya? Seharusnya dia punya usaha untuk membuatku jauh darinya, carilah cewek lain, pasang status hubungan lah di jejaring sosial, seharusnya dia lebih tegas pada hubungan ini, karena… jika aku yang harus begitu…aku tak akan tega, aku sudah bilang, aku tak ingin menyakiti ehm tak ingin menyakitinya, biarlah aku yang harus disakiti. Berlebihan kah? Oh terserah sajalah apa persepsimu tentang ini, tahu kenapa? Akan ku jelaskan di paragraf bawah.
Kau pernah bertemu dengan orang yang ehm begitu sabar? Aku saja heran…kenapa Tuhan begitu cepat mengirimkan orang seperti dia. Karena bagiku ini terlalu cepat, bayangkan saja ini belum waktunya tapi malah sudah diuji dengan perasaan seperti ini. Kata mereka, “mungkin ini caraNya agar kau lebih dekat denganNya,,,” tapi kenapa harus dengan perantara dia? Tak bisakah lewat perantara saudariku saja? Jika terus seperti ini, bisa-bisa aku jadi takut kehilangannya, ehm…sangat takut. Aku berharap kami sebaiknya tak di pertemukan saja jika aku terus merasa tak enak padaNya. Mengapa yang lain bisa bercinta dengan mudahnya? Tapi kita terbelenggu dalam sebuah dilema antara aku, dia, dan Allah swt?astagfirullah’aladzim,,,
Okelah aku akan deskripsikan sedikit tentang dia, ya,,sedikit…karena memang yang aku tau sedikit saja! Dia sabar, sangat tak tahu hatinya dibuat dari apa sampai dia bisa begitu sabar. Dia hebat…ya dia hebat telah berhasil membuatku tak mengingat obesi kronisku, dia hebat telah ehm berhasil membuatku menjadikannya someone special. Dia menyenangkan, selalu saja ada yang mengasyikkan saat membicarakan sesuatu bersamanya. Dia…yang ku tahu dia “someone who free of sin”. Bagaimana tidak? Setiap yang dia lakukan tak ada unsur-unsur dosanya, dari bangun sampai tidur lagi, nah aku? Sudahlah tak usah ditanyakan. Umpamakan sajalah jika dia itu umpama Ali yang dinanti sedangkan aku,,aku bukan Fatimah yang dicari. Dia tak peka…ini kadang yang membuatku jadi sebal sendiri, tapi sepertinya dia akan menjadi tipe ku tak peka tapi tak akan berpaling ke wanita lain(mudah-mudahan). Dia kadang suka menggodaku, yang membuatku jika saja dia ada disampingku sudah ku pukul dia dengan bantal. Terakhir…dia pengertian,,ini yang membuatku sangat terkesan. Cewek mana yang akan menolak untuk diberi perhatian dalam artian tidak berlebihan? Oh tentu saja pipi akan bersemu merah, tapi tentunya perhatian yang diberikan oleh orang yang diharapkan. Dan dia bisa mnjadi hero-ku saat aku merasa ketakutan, terus terang saja…aku merasa sangat tenang dia ada untukku, walaupun aku sebenarnya sangat tidak enak jika harus minta tolong padanya. Dan saat dia menungguiku sampai tertidur aku merasa …hmmm…sesuatu yang berbeda, sesuatu yang baru yang membuatku merasa menjadi orang paling istimewa, walau sebenarnya aku sama sekali tak bisa tidur tapi aku tak ingin merepotkannya, cukuplah dia mau menemaniku dalam ketakutanku yang konyol emm…sangat konyol sebenarnya, rasa takut yang tiba-tiba hadir oleh karena suara burun beo atau jalak atau…ah aku tak peduli itu suara burung apa,initinya suaranya sangat mengganggu selera tidurku, ugh! Mungkin dia akan terbahak-bahak mendengar alasan ketakutanku ini. Sebenarnya sempat terlintas dibenakku kalau saja dia menungguiku tertidur disampingku dan menyelimutiku. Ah terlalu seperti film, tapi aku yakin semua cewek pernah membayangkan seperti itu.
Dan aku belum sempat mengatakan padanya terimakasih banyak atas semuanya…
Dan maaf…aku belum bisa menjadi orang yang seperti dia inginkan
Dan satu harapku…semoga ingatanmu tentangku dilumpuhkan olehNya, jika memang kita tak ditakdirkan bersama olehNya…aamiin ya Rabb





3 komentar:

Muhammad Ferdiansyah on 24 September 2015 pukul 06.36 mengatakan...

tulisannya bagus banget, kalo boleh saran Font nya standar aja...mata jadi gak sakit bacanya mbak :)

Muhammad Ferdiansyah on 24 September 2015 pukul 06.36 mengatakan...

tulisannya bagus banget, kalo boleh saran Font nya standar aja...mata jadi gak sakit bacanya mbak :)

Unknown on 27 September 2015 pukul 03.57 mengatakan...

Makasih byk masukannya ferdi🙆

Posting Komentar

 

Titin Agustina Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting