Aku, dia,dan Allah
Saat fajar menyingsing, mungkin menurut
kebanyakan orang itu adalah hal yang biasa. Mungkin sebagian orang akan
memaknai bahwa fajar adalah waktu untuk menyambut hari yang baru, waktu untuk
bersiap-siap mencari nafkah dan menuntut ilmu. Hanya itu?
Tapi untukku, itu tidak cukup, fajar sangat
berarti untukku. Terlalu indah untuk dikenang dan terlalu perih untuk
dilupakan. Sudahlah…biarkan semua berjalan, mengalir seperti air, tidak! Itu
tidak bisa berlaku untukku, mungkin orang-orang akan menertawaiku, mencemoohku,
atau entahlah…yang ku tahu semua tak semudah
air mengalir.
Anda percaya jodoh? Ya…dan kita semua telah
memiliki jodoh masing-masing. Hahaha…itu bukan sekedar cuplikan dialog film
AAC, tapi sebuah pertanyaan hati yang harusnya menjadi akar sebuah kedilemaan
antara aku, dia, dan Tuhan. Berbagai pertanyaan pasti timbul di benak anda. Ya,
aku kan menguraikan alasanku.
Cinta…sepertinya…sebuah kata yang selalu
menjadi topik menarik dalam berbagai hal. Kata yang takkan
pernah bosan untuk terus dijadikan bahan pokok. Hahaha…beras kali ya bahan
pokok. Dulu waktu kecil aku bermimpi menjadi putri sang raja, aku ingin ada
pangeran yang seperti pangeran-pangeran putri raja datang menyelamatkanku
seperti di televisi. Tapi, tak selamanya
seorang putri akan bersanding dengan seorang pangeran. Bisa saja ia akan
bersanding dengan orang biasa tapi memiliki hati emas. Ya…bisa saja seperti
itu, tapi siapa yang akan tahu?
Saat ku beranjak dewasa aku tak lagi
mengharapkan seorang pangeran, tapi seseorang yang pundaknya untukku bersandar,
seseorang yang tak pernah terjamah oleh nafsu, seseorang yang hatinya dan hidup
matinya untukNya. Ada??? Entahlah…semoga saja ada..
Anda pernah memiliki sebuah obsesi? Pernah?
Atau sering? Ya saat ku beranjak dewasa aku memiliki seorang obsesi, gila!!!
Obsesi sih obsesi, tapi jangan terlalu mirislah. Tapi…setiap obsesi itu ada
kenikmatan tersendiri, semacam…mmm…berharap ia kan menyambut perasaanmu,dan
sebenarnya ia juga memiliki perasaan yang sama sepertimu? Lucu…sangat lucu,
untuk apa mengharapkan orang yang kau tidak tau apakah ia juga mencintaimu,
untuk apa mengutamakan orang yang belum tentu juga mengutamakanmu? Tapi yang
namanya kegilaan tak bertepi, tak semudah itu di stop atau berpindah haluan
jika tak ada angin atau tempat berlabuh. Berbulan-bulan ku pikir aku kan
baik-baik saja…tapi..hhmmff, memang susah jadi seorang ehm cewek yang terlalu
memakai perasaan dan memiliki memori jangka panjang. Nah kalimat yang terakhir
ini sebenarnya harus dimusnahkan dari hidup setiap wanita. Memori jangka
panjang? 3 kata yang sangat berpengaruh sampai akhir hayat. Mungkin kau
berfikir ini terlalu berlebihan, tapi inilah adanya.
Baiklah, mari kita ke topik utama. Fajar…itu nama yang ku berikan
untuknya. Cocok bukan? Oh ya tentu saja kau tak tahu, aku belum pernah
bercerita tentang dirinya. Sebenarnya kapan awal aku bertemu dengannya? Kapan
awal aku mengenalinya? Aku saja sendiri tak tahu hahaha. Yang ku tahu,
dahulu…ia adalah seorang hmm…apa ya bahasa manusianya jika digambarkan? Ia adalah orang biasa, yang hidup tak ada
masalah pelik, hidupnya datar tanpa masalah(katanya). Dulu aku berharap bisa
menghubunginya, dan menanyakan bagaiman bisa ia memiliki ide-ide yang
ditumpahkan pada tiap jejaring sosial? Dan saat ada kesempatan, aku mencoba untuk
menghubunginya…tentu saja dari nomor yang tertulis pada jejaring social
tersebut. Saat itu, tak ada rasa apa-apa….toh juga aku tak memiliki niat
apa-apa selain mengagumkan ide-idenya, ya hanya itu. Jika dikatakan aku seperti
seseorang yang sedang PDKT? Oh tidak, sama sekali tak pernah terlintas
dibenakku. Anehnya, katanya setiap nomor punya nama kontak yang unik di
handphone nya. Waw! Ada-ada saja, dan katanya namaku itu “miss.Rose”.
hmm….sebenarnya tiap kontak juga punya nama unik yang lebih waw. Dan saat ku
tanyakan “mengapa?” ia pun tak tahu. Good! Dia membuatku terkesan,beberapa
lama, beberapa hari dan beberapa masa berlalu, entah itu suatu kebetulan, suatu
jalan atau apalah. Ku rasa aku mulai akrab dengannya, ternyata dia lumayan enak
diajak bercanda. Teman-temanku bilang kalau tak usah menggubris candaannya yang
berlebihan. Ya, tentu saja, aku tidak akan menggubrisnya. Tapi kunikmati
permainan ini. Tapi entah semakin lama semakin dekat, entah apa yang membuatku
merasa nyaman dengannya. Dan kadang ehm…sedikit merindukannya. Oh tidak! Aku
tak pernah sekalipun merindukan orang dan menyatakan padanya bahwa aku
merindukannya. Ternyata…semakin hari kami semakin akrab, aku yang sangat
tertutup dengan privasi serta segala sesuatu yang berhubungan dengan privasi
aku ceritakan padanya. Oh tidak! Padahal aku tak mengenalnya tapi kenapa aku
bisa begitu terbuka padanya?dan sesuatu yang paling ku takutkan terjadi. Ia
memiliki perasaan yang lebih dari seorang teman(katanya). Ia memang tidak
mengatakan “would you be my girlfriend?” tapi dia menanyakan “so what do you
feel?”. Oh My God, aku tak tahu apa yang ku rasakan, tapi ya ku katakana saja kalau aku menganggapmu sebagai teman yang
baik. Ia sedikit kecewa, mungkin banyak atau entahlah aku tak tahu, yang ku
yakini semua lelaki itu sama saja, sekarang bilang “cinta” besok bilang “good
bye”. Dan aku takkan semudah itu akan mempercayai orang yang mungkin asing
bagiku.
Masa demi masa berlalu, ku rasa ia seperti
menjauh dariku. Aku hanya butuh kejelasan, bukan menghilang dengan
perlahan-lahan seperti ini. Setelah ku ingat-ingat apa saja yang sudah ku lalui
bersamanya, ehm..maksudku perkembangan hubungan jarak jauh tapi dekat ini. Ah! Sebenarnya aku tak
tahu bagaimana menggambarkannya. Dan benar saja, saat rasa penasaranku
memuncak, aku mencoba menghubunginya, dan tahukah kau? Setiap balasan pesannya
singkat, singkat dan selalu menimbulkan tanda Tanya. Baiklah..! sudah waktunya
mengakhiri semua yang berhubungan dengan permainan perasaan ini. Aku mungkin
menyakiti nya tapi aku tak mau meminta maaf toh ia juga menghilang tanpa
bilang-bilang. Okay! Semua nya akhirnya tamat, ya ku pikir begitu…semua
akhirnya tamat dan mudah-mudahan tak berbekas sedikit pun.
Tapi…ternyata beberapa lama setelah ehm kami
berpisah, aku merasa ada yang aneh disini(di jantung atau di hati? Oh lebih
tepatnya itu mungkin perasaan) ada yang hilang, ada yang kurang, dan kadang aku
ehm lumayan yaa…memikirkannya. Oh tidak! Aku tak boleh seperti ini, aku bukan
tipe orang yang cepat luluh. Aku meyakini diriku bahwa ini hanya sementara, ya
sementara(mudah-mudahan). Dan ternyata Tuhan berkehendak lain, pikiranku entah
kenapa ada saja yang mengingatkanku pada dirinya. Oh My God! Ada apa denganku?
Semakin lama semakin sering saja aku memikirkannya, dan bodohnya diriku yang
tak peka bahwa aku memang telah melukai perasaannya. Jadi apa yang harus aku
lakukan? Selama ini aku tak pernah begitu merasa sebersalah ini pada orang,
biasanya ya aku tak peduli! Tapi mungkin karena ia,mmm.karena ia adalah orang
baik-baik(aamiin ya Rabb), mungkin karena itu aku merasa tak tenang. Bukan hanya
sebulan dua bulan tapi hampir setahun, dan ternyata ini bukan sinetron atau
layar lebar. Memikirkan orang yang belum tentu memikirkan mu selama itu???
Betapa bodohnya diriku diperalat oleh perasaan ini.
Aku berusaha meminta maaf secara transparan,
tapi ternyata caraku salah, yang membuatnya malah semakin tak mau lagi
memalingkan wajahnya di hadapanku. Oh baiklah, jika seperti itu, harusnya aku
yang pergi…ya aku tak akan pernah muncul lagi, asalkan kau muncul walaupun
tidak untukku.
Waktu itu, saat ada masa harusnya aku berbicara
padamu, bercanda dengamu, bukan hanya sekedar menyapa, bahkan melirikku sedikit
saja tak pernah! Oh baru kusadari, ternyata memang aku benar-benar bodoh, dalam
33 provinsi 17.508 pulau dan 238 juta penduduk dan aku masih saja mengharapkan
dia? Astagaaa….apa selama ini sebenarnya aku juga mencintainya?Oh seharusnya
memang aku tak usah mengenal CINTA, kalau saja aku tahu akan begini jadinya.
Sampai akhirnya, ya aku dan dia dipertemukan
kembali, singkatnya aku dan dia berkomunikasi lagi, tak penting dia sudah
dimiliki orang lain, yang terpenting aku kini sudah lega. Dia masih seperti
dulu, dan aku kini sudah belajar dari masa lalu. Aku takkan mengulangi hal yang
sama seperti dulu, jika ada yang tak jelas ya harus ku jelaskan. Aku tak ingin
ehm kehilangan dirinya lagi. Oh terlalu berlebihan ya? Mungkin efek film,
novel, lagu, dan waktu, sudahlah jangan terlalu heran.
Ugh, memang susah ya berbicara dengan lelaki
yang tidak peka, harus bagaimana untuk menjelaskannya? Sedangkan aku tak suka
mendeskripsikan rasaku secara terang terangan. Aku sudah berkali-kali
mengatakan kan, kalau aku tak akan pernah mau menyatakan apa yang sedang
kurasakan entah itu rindu atau cinta,. Jadi jangan menuntut ku untuk mengatakan
itu semua, karena aku punya cara sendiri untuk mengutarakannya. Dan itu hanya
berlaku padanya “fajar”, resiko ditanggung sendiri karena sudah telah berani
jatuh cinta pada….
Dilema…apa dilema yang paling berat yang pernah
kau rasakan? Baiklah ku katakana, dilema terbesar yang kurasakan adalah dilema
padaNya, why? Because I’m A Muslim. Bagaimana mungkin aku akan merasa tenang
sedangkan aku menduakan cintaku padaNya? Tapi aku juga tak ingin berpisah
dengannya, ow ow ow…dilema yang tiada ujung. Seringkali aku berharap kalau
ingatannya dilumpuhkan, ingatan segala tentangku…tapi kenapa Tuhan tak
mengabulkan harapku? Bagiku tak apa jika aku yang sakit, tapi jika dia yang
harus sakit??? Rasanya aku yang lebih terbebani, harus lelah memikirkannya,
bagaimana keadaannya? Dan pastinya aku akan lebih galau lagi selalu memikirkan
tentannya. Uh! Lagi-lagi aku berlebihan dalam mendeskripsikan perasaan ini.
Tapi ya sudahlah, aku berkata apa adanya.
Lalu, apa yang harus ku lakukan selanjutnya?
Seharusnya dia punya usaha untuk membuatku jauh darinya, carilah cewek lain,
pasang status hubungan lah di jejaring sosial,
seharusnya dia lebih tegas pada hubungan ini, karena… jika aku yang harus
begitu…aku tak akan tega, aku sudah bilang, aku tak ingin menyakiti ehm tak
ingin menyakitinya, biarlah aku yang harus disakiti. Berlebihan kah? Oh
terserah sajalah apa persepsimu tentang ini, tahu kenapa? Akan ku jelaskan di
paragraf bawah.
Kau pernah bertemu dengan orang yang ehm begitu
sabar? Aku saja heran…kenapa Tuhan begitu cepat mengirimkan orang seperti dia.
Karena bagiku ini terlalu cepat, bayangkan saja ini belum waktunya tapi malah
sudah diuji dengan perasaan seperti ini. Kata mereka, “mungkin ini caraNya agar
kau lebih dekat denganNya,,,” tapi kenapa harus dengan perantara dia? Tak
bisakah lewat perantara saudariku saja? Jika terus seperti ini, bisa-bisa aku
jadi takut kehilangannya, ehm…sangat takut. Aku berharap kami sebaiknya tak di
pertemukan saja jika aku terus merasa tak enak padaNya. Mengapa yang lain bisa
bercinta dengan mudahnya? Tapi kita terbelenggu dalam sebuah dilema antara aku,
dia, dan Allah swt?astagfirullah’aladzim,,,
Okelah aku akan deskripsikan sedikit tentang
dia, ya,,sedikit…karena memang yang aku tau sedikit saja! Dia sabar, sangat tak
tahu hatinya dibuat dari apa sampai dia bisa begitu sabar. Dia hebat…ya dia
hebat telah berhasil membuatku tak mengingat obesi kronisku, dia hebat telah
ehm berhasil membuatku menjadikannya someone
special. Dia menyenangkan, selalu saja ada yang mengasyikkan saat
membicarakan sesuatu bersamanya. Dia…yang ku tahu dia “someone who free of
sin”. Bagaimana tidak? Setiap yang dia lakukan tak ada unsur-unsur dosanya,
dari bangun sampai tidur lagi, nah aku? Sudahlah tak usah ditanyakan. Umpamakan
sajalah jika dia itu umpama Ali yang dinanti sedangkan aku,,aku bukan Fatimah
yang dicari. Dia tak peka…ini kadang yang membuatku jadi sebal sendiri, tapi
sepertinya dia akan menjadi tipe ku tak peka tapi tak akan berpaling ke wanita
lain(mudah-mudahan). Dia kadang suka menggodaku, yang membuatku jika saja dia
ada disampingku sudah ku pukul dia dengan bantal. Terakhir…dia pengertian,,ini
yang membuatku sangat terkesan. Cewek mana yang akan menolak untuk diberi
perhatian dalam artian tidak berlebihan? Oh tentu saja pipi akan bersemu merah,
tapi tentunya perhatian yang diberikan oleh orang yang diharapkan. Dan dia bisa
mnjadi hero-ku saat aku merasa ketakutan, terus terang saja…aku merasa sangat
tenang dia ada untukku, walaupun aku sebenarnya sangat tidak enak jika harus
minta tolong padanya. Dan saat dia menungguiku sampai tertidur aku merasa
…hmmm…sesuatu yang berbeda, sesuatu yang baru yang membuatku merasa menjadi
orang paling istimewa, walau sebenarnya aku sama sekali tak bisa tidur tapi aku
tak ingin merepotkannya, cukuplah dia mau menemaniku dalam ketakutanku yang
konyol emm…sangat konyol sebenarnya, rasa takut yang tiba-tiba hadir oleh
karena suara burun beo atau jalak atau…ah aku tak peduli itu suara burung
apa,initinya suaranya sangat mengganggu selera tidurku, ugh! Mungkin dia akan
terbahak-bahak mendengar alasan ketakutanku ini. Sebenarnya sempat terlintas
dibenakku kalau saja dia menungguiku tertidur disampingku dan menyelimutiku. Ah
terlalu seperti film, tapi aku yakin semua cewek pernah membayangkan seperti
itu.
Dan aku belum sempat mengatakan padanya
terimakasih banyak atas semuanya…
Dan maaf…aku belum bisa menjadi orang yang
seperti dia inginkan
Dan satu harapku…semoga ingatanmu tentangku
dilumpuhkan olehNya, jika memang kita tak ditakdirkan bersama olehNya…aamiin ya
Rabb
3 komentar:
tulisannya bagus banget, kalo boleh saran Font nya standar aja...mata jadi gak sakit bacanya mbak :)
tulisannya bagus banget, kalo boleh saran Font nya standar aja...mata jadi gak sakit bacanya mbak :)
Makasih byk masukannya ferdi🙆
Posting Komentar