PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Kehamilan adalah
kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam
tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim).Kehamilan pada manusia berkisar 40
minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai
melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan
khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu
maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada
mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi.Faktor resiko
pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak, dan beberapa
faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah
resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang
berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu, misalnya
pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia, dan infek.
Perkembangan janin
dimulai dari awal bulan ketiga hingga akhir kehidupan dalam Rahim dikenal
sebagai massa janin. Masa ini ditandai dengan penyempurnaan jaringan dan organ
serta pertumbuhan tubuh yang cepat. Beberapa kelainan timbul selama masa ini,
meskipun cacat yang disebabkan oleh gaya-gaya mekanik, seperti kompresi intra
uterus, bisa terjadi. Bahaya pada system saraf pusat dapat mengakibatkan
gangguan prilaku pascanatal dan menurunkan kecerdasan.
1.2 rumsan masalah
·
Menjelaskan tentang
anatomi dan histologi sistem reproduksi wanita
·
Menjelaskan tentang
fisiologi sistem reproduksi wanita
·
Menjelaskan tentang
perubahan anatomi fisiologi ibu hamil, persalinan, dan masa nifas
·
Menjelaskan tentang
diagnosis kehamilan
·
Menjelskan tentang
antenatal care
·
Menjelaskan tentang
pencitraan dalam kehamilan
·
Menjelaskan
pemantau proses persalinan dengan partograf
·
Menjelaskan
fisiologi dan mekanisme persalinan normal
·
Menjelaskan tentang
analgesia dan anastesi obstetri
·
Menjelaskan
fisiologi nifas dan laktasi serta penanganannya
·
Menjelaskan tentang hiperemesis gravidarum
·
Menjelaskan tentang
siklus haid
·
Menjelaskan tentang
mekanisme fertilisasi
Menjelaskan
tentang nutrisi untuk ibu hamil
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Anatomi Fisiologi
dan histologi Sistem Reproduksi Wanita
Anatomi
fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: alat
reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat
reproduksi wanita bagian luar yang terletak di perineum.
1.
Alat genitalia wanita
bagian luar (eksterna)
a. Mons
veneris / Mons pubis
merupakan bagian yang menonjol di bagian depan
simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa
tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis mengandung banyak
kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan
hubungan seks.
Gambar 1.1
b. Bibir
besar (Labia mayora)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk
lonjong, panjang labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada
ujung bawah. Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum,
permukaan terdiri dari:
Bagian luar
Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris.
Bagian dalam
Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak).
c. Bibir
kecil (labia minora)
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit,
terletak dibagian dalam bibir besar (labia mayora) tanpa rambut yang memanjang
kea rah bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, semantara bagian lateral
dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora
sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.
d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang
bersifat erektil, dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitive analog
dengan penis laki-laki. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan
meningkatkan ketegangan seksual.
e. Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk
seperti perahu atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan
fourchette. Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina
dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir
mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan friksi.
f. Perinium
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara
introitus vagina dan anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.
g. Kelenjar
Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang
bersifat rapuh dan mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir
meningkat.
h. Himen
(Selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina
bersifat rapuh dan mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran
dari lendir yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
i.
Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih
dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayoradan labia minora. Di
garis tengah berada di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa
navikularis terletak di antara fourchette dan himen.
Alat
genitalia wanita bagian dalam
a) Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat
melipat dan mampu meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas
vagina. Panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan panjang
dinding posterior 11 cm. Vagina terletak di depan rectum dan di belakang
kandung kemih. Vagina merupakan saluran muskulo- membraneus yang menghubungkan
rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus
sfingter ani dan muskulus levator ani oleh karena itu dapat dikendalikan. Pada
dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae dan terutama di
bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks pada bagian uterus.
Bagian servik yang menonjol ke dalam vagina di sebut portio. Portio uteri
membagi puncak vagina menjadi empat yaitu: fornik anterior, fornik posterior,
fornik dekstra, fornik sinistra. Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen
yang menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi
terhadap infeksi. Fungsi utama vagina yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan
lendir uterus dan darah menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada
waktu persalinan.
b) Uterus
Merupakan
jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih, cekung dan tampak
seperti bola lampu / buah peer terbalik yang terletak di pelvis minor di antara kandung kemih dan
rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan
teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian
corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri
merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan berbentuk segitiga,
dan seviks uteri yang berbentuk silinder. Dinding belakang, dinding depan dan
bagian atas tertutup peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan
kandung kemih. Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa
ligamentum, jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus tergantung dari usia
wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, dan
multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu peritoneum,
miometrium / lapisan otot, dan endometrium.
Gambar 1.2
Peritoneum (Meliputi
dinding rahim bagian luar, Menutupi bagian luar uterus, Merupakan penebalan
yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf, Meliputi tuba
dan mencapai dinding abdomen)
Lapisan otot (Lapisan luar: seperti
“Kap”melengkung dari fundus uteri menuju ligamentum, Lapisan dalam: berasal
dari osteum tuba uteri sampai osteum uteri internum, Lapisan tengah: terletak
di antara kedua lapisan tersebut membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot
rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan
serabut otot ini membentuk angka dan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh
darah terjepit rapat dengan demikian perdarahan dapat terhenti.
Semakin ke arah serviks
otot rahim makin berkurang dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang
terletak antara osteum uteri internum anatomikum yang merupakan batas dan kavum
uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi
perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut
istmus. Istmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat
persalinan.
Kedudukan uterus dalam tulang panggul
ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga,
tonus otot-otot dasar panggul, ligamentum yang menyangga uterus adalah
ligamentum latum, ligamentum rotundum (teres uteri) ligamentum infindibulo
pelvikum (suspensorium ovarii) ligamentum kardinale machenrod, ligamentum sacro
uterinum dan ligamentum uterinum.
Ligamentum latum
Merupakan
lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus meluas sampai ke dinding panggul,
Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar dan mengandung pembuluh
darah limfe dan ureter, Ligamentum latum
seolah-olah tergantung pada tuba fallopi,
Ligamentum rotundum (teres uteri), Mulai sedikit kaudal dari insersi
tuba menuju kanalis inguinalis dan mencapai labia mayus, Terdiri dari otot
polos dan jaringan ikat. Fungsinya
menahan uterus dalam posisi antefleksi
Ligamentum infundibulo
pelvikum
Terbentang
dari infundibulum dan ovarium menuju dinding panggul, Menggantung uterus ke
dinding panggul, Antara tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum ovarii
proprium
Ligamentum kardinale
machenrod
Dari serviks setinggi osteum uteri internum menuju
panggul, Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri, Tempat masuknya
pembuluh darah menuju uterus
Ligamentum sacro
uterinum Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale machenrod menuju os
sacrum
Ligamentum vesika
uterinum
Dari uterus menuju ke kandung kemih, Merupakan
jaringan ikat yang agak longgar sehingga dapat, mengikuti perkembangan uterus
saat hamil dan persalinan
Pembuluh darah uterus
Arteri uterina asenden
yang menuju corpus uteri sepanjang dinding lateral dan memberikan cabangnya
menuju uterus dan di dasar endometrium membentuk arteri spinalis uteri
Di bagian atas ada arteri ovarika untuk
memberikan darah pada tuba fallopi dan ovarium melalui ramus tubarius dan ramus
ovarika.
Susunan saraf uterus
Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf simpatis dan
parasimpatis melalui ganglion servikalis fronkenhouser yang terletak pada
pertemuan ligamentum sakro uterinum.
c) Tuba
Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang
antara kornu uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum
mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas li gamentum latum berjalan ke
arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim. Panjang tuba
fallopi 12cm diameter 3-8cm. Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu
serosa, muskular, serta mukosa dengan epitel bersilia.
Tuba fallopi terdiri atas :
Pars interstitialis
(intramularis) terletak di antara otot rahim mulai dari osteum internum tuba.
Pars istmika tubae,
bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan bagian yang paling sempit.
Pars ampuralis tubae,
bagian tuba yang paling luas dan berbentuk “s”.
Pars infindibulo tubae,
bagian akhir tubae yang memiliki lumbai yang disebut fimbriae tubae.
Fungsi
tuba fallopi :
1)
Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum uteri.
2)
Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi.
3)
Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi.
4)
Tempat terjadinya konsepsi.
5)
Tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk
blastula yang siap mengadakan implantasi.
d) Ovarium
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon – hormon steroid.
Letak: Ovarium ke arah uterus bergantung pada ligamentum infundibulo pelvikum
dan melekat pada ligamentum latum melalui mesovarium. jenis: Ada 2 bagian dari
ovarium yaitu:
-
Korteks
ovarii(Mengandung folikel primordial, )Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju
folikel de graff, Terdapat corpus luteum dan albikantes
-
Medula ovarii(Terdapat
pembuluh darah dan limfe, Terdapat serat
saraf, Parametrium Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke
dua lembar ligamentum latum.
Batasan
parametrium
1)
Bagian atas terdapat tuba fallopi dengan mesosalping
2)
Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
3)
Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium.
4)
Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii
Histologi
alat reproduksi wanita
Ovarium
Fungsi ovarium :
Gambar 1.3
-
Produksi sel germinal
-
Biosintesis hormon steroid
Sel germinal terdapat pada folikel ovarium.
Masing-masing folikel berada dalam keadaan istirtahat dan mengandung oosit
primordial ( primitif ) yang dikelilingi
satu lapis sel yaitu sel granulosa. Disekitar sel granulosa terdapat sekelompok
sel yaitu sel teka. Sel teka memproduksi androgen yang oleh sel granulosa di
konversi menjadi estrogen. Hormon steroid dari ovarium bekerja dalam folikel
untuk menujang perkembangan oosit dan di luar ovarium, hormon steroid bekerja
pada jaringan target.
Gambar 1.4
Pada neonatus, ovarium manusia
mengandung sekitar 2 juta oosit . pada saat pubertas tersisa sekitar 100.000
oosit. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa reproduksi akibat proses
mitosis oogonium primitif pada masa janin berhenti dan tidak berlanjut. Saat
proses mitosis berhenti, oosit yang baru terbentuk masuk ke tahap profase dari
pembelahan meiosis pertama. Oosit akan tetap berada pada tahap profase meiosis
sampai mereka di stimulasi dan menjadi matang untuk proses ovulasi atau
mengalami degerasi menjadi folikel atresia.
Gambar 1.5
Folikel primer berada dibagian
superfisial sehingga memungkinkan untuk terjadinya ovulasi pada saat folikel
sudah matang ( folikel d’graaf ) dimana terdapat area sekeliling oosit yang
disebut zona pellucida
Gambar 1.6
Ovulasi adalah ekspulsi sel telur
melalui daerah tipis (stigma ). Setelah pelepasan oosit, folikel mengempis
(collaps) dan terbentuk corpus luteum
Gambar 1.7
Tuba
Falopii
Gambar 1.8
Lumen Tuba Falopii dilapisi epitel
kolumnar dengan silia panjang pada permukaan selnya. Silia bergerak konsisten
ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke dalam uterus agar
mengadakan implantasi pada endometrium
UTERUS
Gambar 1.9
Sebagian besar dinding uterus terdiri
dari otot polos yang dinamakan miometrium. Uterus harus mampu untuk membesar
selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi akibat hipertrofi sel otot polos
miometrium (miosit) dan penambahan miosit baru dari stem sel yang terdapat
dalam jaringan ikat miometrium.
Rongga uterus dilapisi oleh endometrium.
Endometrium merupakan organ target dan kelenjar endokrin. Dibawah pengaruh
produksi siklis hormon ovarium endometrium mengalami perubahan mikroskopik pada
struktur dan fungsi kelenjar.
Gambar 1.10
Selama fase pra ovulasi siklus menstruasi,
sel epitel permukaan endometrium mengadakan proliferasi di bawah pengaruh
estrogen. Kelenjar endometrium mengalami proliferasi dan masuk kedalam lapisan
subepitelial atau stroma. Arteri muskular kecil (arteria spiralis ) tumbuh
kedlam lapisan basal endometrium.
Setelah ovulasi,
suasana hormonal uterus berubah dari dominan estrogen menjadi dominan
progesteron sehingga mitosis epitel kelenjar berhenti. Endometrium pasca
ovulasi disebut endometrium sekretorik.
Pasca ovulasi, sel stroma endometrium
membesar dan tampak berbuih yang menadakan adanya peningkatan metabolisme.
Sel-sel tersebut menjadi eosinofilik dan disebut sebagai sel desidua.
Desidualisasi endometrium diawali sekitar arteri spiralis yang kemudian
menyebar dibawah epitel permukaan dan kelenjar saat 10 hari pasca ovulasi.
Jika tidak terjadi kehamilan, produksi
progesteron corpus luteum berhenti pada hari ke 13 – 14 pasca ovulasi.
Endometrium mengalami nekrosis iskemik dan meluruh sebagai debris menstruasi.
Bila terjadi kehamilan, masa hidup corpus luteum memanjang dan memperpanjang
produksi progesteron dan desidualisasi stroma berlanjut. Stroma endometrium
merupakan sumber penting sejumlah peptida kehamilan antara lain :
Servik
Dan Vagina
Servik terutama terdiri dari jaringan
ikat. Struktur ini dilapisi satu lapis
epitel kelenjar penghasil mukus dibagian dalam servik (canalis endoservicalis)
dan epitel skuamosa berlapis pada ektoservik. Transisi epitel kelenjar dan
skuamosa dikenal sebagai zona transformasi yang penting oleh karena sering
mengalami perubahan displastik yang dapat menjadi keganasan. Vagina dilapisi
oleh epitel skuamosa.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. SKENARIO
Nn.
Ninuk berusia 19 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan terlambat menstruasi
selama 2 bulan disertai mual
muntah tiap pagi hari. Ia juga merasakan payudaranya menegang
serta sering buang air kecil. Dari anamnesis diketahui hari pertama haid
terakhir tanggal 6 Januari 2014.
Hasil Plano test
yang dilakukan pada akhir
bulan Februari dinyatakan
positif. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium
rutin, gula darah dan urin. Di puskesmas dokter melakukan pemeriksaan USG dan
dikatakan jika embrio sudah tampak dengan
ukuran GS intra uterin 2,5 cm dan CRL 1,4 cm. Dokter
memberikan suplementasi berupa asam folat dan dokter mengingatkan agar
tidak minum obat sembarangan.
Pada
kehamilan 9 bulan, Nn. Ninuk kontrol kembali ke dokter karena mulai merasakan
nyeri pinggang. Dari pemeriksaan dokter didapatkan tanda vital dalam batas
normal, pada abdomen didapatkan tinggi fundus
3 jari di
bawah procesus xypoideus.
Dari pemeriksaan Leopold didapatkan janin letak kepala, pu-ki,
bagian terbawah janin sudah masuk PAP, His (-), DJJ: 140-150 x/menit, dari
pemeriksaan VT belum didapatkan
pembukaan serviks dengan kesan panggul luas. Dokter kemudian
menganjurkan untuk persalinan sebaiknya dilakukan di rumah sakit.
Satu
minggu kemudian Nn.Ninuk
merasakan sakit tanda melahirkan,
dan segera pergi ke rumah sakit.
Di rumah sakit dari pemeriksaan dokter didapatkan pembukaan seviks sudah 4-5
cm, dengan penipisan serviks hampir 100%, ketuban menonjol dan kepala sudah di
Hodge II. Nn.Ninuk dipantau oleh bidan dengan menggunakan partograf dan
dilakukan VT setiap 4 jam.Enam jam kemudian Nn.Ninuk merasakan ingin mengedan
dan ketuban pecah dengan sendirinya.
Persalinan dipimpin oleh
dokter dan ½ jam kemudian
lahir bayi laki-laki
secara spontan dengan BB
3200 gram, PB
48 cm, A/S
9/10. Setelah bayi
lahir dokter segera menyuntikkan oksitosin di paha ibu, plasenta lahir sendiri kira-kira 10 menit
kemudian. Dokter juga menyarankan agar ibu memberikan ASI ekslusif serta menjaga kebersihan organ genitalnya selama
masa nifas. Namun ibu menolak memberikan ASI -nya Nn.Ninuk kemudian dirawat
selama 2 hari, dengan darah nifas normal.
Pada
hari ketiga dari pemeriksaan dokter didapatkan fundus uteri pertengahan antara
pusat dengan simfisis pubis disertai lokia yang normal, dan tidak ada tanda
infeksi serta ASI sudah keluar dengan baik, maka Nn.Ninuk diperbolehkan untuk
pulang, dokter memberikan obat analgetik, dan multivitamin. Nn.Ninuk diminta
untuk kontrol kembali 1 minggu kemudian.
Bagaimana anda
menjelaskan apa yang dialami oleh Nn. Ninuk ?
3.2 Terminologi
1)
Plano test : adalah
tes kadar hCG dengan pengambilan darah di lab atau dengan dengan pemberian
kadar hCG dalam urin
2)
GS : atau
gestational sac pada gangguan uteri, terletak di interna dan eksterna
3)
CRL : atau crow
rump length yaitu mengukur jarak dari puncak ekor janin pada TM I
4)
Leopold : pemeriksaan
perut ibu untuk menentukan posisi janin
5)
PAP : atau pintu
atas panggul yaitu batas dari panggul kecil dan berbentuk bulat
6)
VT : atau vagina
toucher yaitu untuk memantau perkembangan proses persalinan
7)
Hodge II : bidang
sumbu sudut panggul sejajar Hodge I
8)
Partograf : alat
untuk menilai
9)
Oksitoksin : adalah hormon peptida yang
diproduksi di hipotalamus yang disimpan di hipofisis posterior. Oksitoksin
merupakan suatu hormon perangsang otot uterus yang kuat, berperan sebagai kunci
dalam kemajuan persalinan
10) Plasenta : organ
dalam pada kandungan selama masa kehamilan yang berfungsi sebagai pertukaran
produk metabolisme bagi janin selama masih dalam kandungan.
11) ASI eksklusif :
air susu ibu yang diberikan tiap 2 jam-4 jam pada bayinya dengan lama pemberian
15 menit
12) Lokia : adalah jaringan endometrium yang tertinggal dan
tidak dikeluarkan bersama plasenta secara bertahap mengalami mengalami
disintegrasi dan terlepas, menghasilkan duh vagina selama involusi yang terus
keluar selama 3 sampai 6 minggu setelah persalinan.
3.3. Permasalahan Dan Jawaban
1) Mengapa dilakukan pemeriksaan laboratorium rutin, gula
darah dan urin?
Jawaban : untuk mengetahui apabila terdapat kelainan
selama masa kehamilan, mengetahui kondisi ibu hamil, untuk mengetahui kadar
gula darah ibu hamil, serta untuk mengetahui apabila terdapat infeksi parasit
TORCH.
2) Mengapa dokter memberikan suplementasi berupa asam folat
?
Jawaban : untuk mencegah agar janin tidak lahir cacat
karena pada trimester I sedang dalam pembentukan organ-organ terutama saraf-saraf
nya.
3) Mengapa pasien mengalami keluhan terlambat menstruasi
selama 2 bulan, mual munta tiap pagi hari, payudaranya menegang, serta sering buang air kecil
?
4) Mengapa dokter menganjurkan persalinan di rumah sakit ?
Jawaban : agar ibu dan janin mendapatkan perawatan yang
lebik baik, karena pasien juga hamil pertama dengan umur nya yang masih muda
5) Kenapa didapatkan TFU 3 jari dibawah processus xypoideus
?
Jawaban : TFU atau tinggi fundus uteri terletak 3 jari
dibawah processus xypoideus artinya usia kehamilan sudah 36 minggu atau 9 bulan
6) Berapa normal DJJ dan bagaimana cara menghitungnya ?
Jawaban : normal Denyut jantung janin adalah 140x/ menit
dan cara menghitungnya dengan menggunakan stetoskop laennec. Menghitungnya
setiap 5 detik pertama, kedua, dan seterusnya sampai 1 menit.
7) Apa saja hormon yang berpengaruh selama masa kehamilan?
Jawaban : hormon-hormon yang berpengaruh selama usia
kehamilan adalah :
Human Chorionic Gonadotropin (hCg)Ã Sekresi hormone ini akan
mempengaruhi hidup korpus luteum dan menstimulasi produksi progesterone melalui
sistem minggu saat plasenta mampu menyintesis progesterone dan estrogen sendiri
untuk mempertahankan kehamilan. Fungsi hCG yang lain : merangsang proses
diferensiasi sitotrofoblas, stimulasi produksi testosterone testis janin,
diduga mempunyai efek imunosupresif selama kehamilan, memiliki efek tirotropik
yang menyebabkan peningkatan produksi tiroksin.
Human Placental Lactogen (hPL)Ã hPL mempunyai efek proteksi pada
janin. Kadar hPL yang rendah ditemukan pada preeclampsia, pertumbuhan janin
terhambat, dan neoplasma trofoblas.
Chorionic Adrenocorticotropin
(CACTH)Ã Plasenta menghasilkan ACTH yang
kemudian disekresikan ke dalam sirkulasi maternal dan janin, tetapi ACTH
maternal tidak masuk ke dalam sirkulasi janin.
Chorionic Thyrotropin (CT)Ã Disekresi oleh plasenta. Ikut
berperan dalam terjadinya peningkatan produksi tiroksin pada kehamilan.
Relaksinà Mempunyai
struktur kimia mirip insulin. Hormon ini bekerja pada miometrium untuk
merangsang adenyl cylase dan menyebabkan relaksi uterus.
Gonadotropin Releasing Hormone
(GnRH)Ã Disintesis oleh plasenta. Berperan
sebagai hCG-releasing hormone.
Corticotropin Releasing Hormone
(CRH)Ã Ditemukan di plasenta pada
trofoblas, amnion, korion, dan desidua. Perannya diduga berhubungan dengan
relaksasi otot polos (baik miometrium maupun pembuluh darah), imunosupresi,
merangsang pembentukan prostaglandin plasenta.
Thyrotropin Releasing Hormone (cTRH)
dan Growth Hormone Releasing Hormone (GHRH)Ã Juga
dikenal sebagai somatokrinin, dapat dideteksi pada plasenta. Aktivitas
biologisnya belum diketahui
Progesteronà mempertahankan keadaan tenang uterus
dengan mempertahankan afinitas yang tinggi dari reseptor β2-adrenergic
miometrium, berpengaruh terhadap otot polos arteriol sehingga kapasitas
vascular meningkat dan tahanan perifer menurun, selaku substrat bagi produksi
glukokortikoid dan mineralokortikoid oleh adrenal janin.
Estrogenà berfungsi
meningkatkan sintesis progesterone melalui peningkatan uptake LDL dan aktivitas
P450cc sinsisiotrofoblas, menyebabkan vasodilatasi sirkulasi uteroplasenta,
stimulasi sistem rennin-angiotensin-aldosteron, neovaskulerisasi plasenta,
meningkatkan kontraktilitas uterus dan mempunyai efek mitogenik terhadap
pertumbuhan dan perkembangan glandula mammae.
Oksitosin (Oxytocin)Ã Oksitosin
di produksi oleh hypothalamus ( bagian dari otak), pada kelenjar posterior
pituitary “master gland”.
Hormon ini adalah hormon reproduksi yang penting. Hormon ini juga berfungsi
untuk merangsang dan memperkuat kontraksi rahim saat persalinan. Saat pasca
bersalin mampu mencegah perdarahan postpartum dengan
memperkuat kontraksi rahim, mampu membantu proses pengecilan rahim, dan
merangsang produksi ASI.
Prostaglandinà berfungsi
untuk merangsang persalinan. Perempuan akan memproduksi ini ketika bayi sudah
cukup untuk dilahirkan. Hormon serupa juga terdapat pada cairan ejakulasi yang
dimiliki laki-laki. Maka tak heran jika kehamilan telah lewat waktu banyak
praktisi kesehatan menyarankan untuk digunakan berhubungan dengan pasangan.
Endorphinà Hormon
endorphin menimbulkan rasa tenang dan mampu menghilangkan rasa sakit. Hormon
ini meningkat selama kehamilan dan memuncak saat persalinan
8) Bagaimana cara menghitung usia kelahiran?
Jawaban : cara menghitung usia kelahiran adalah dengan
menghitung HPHT
Cara menghitung HPHT :
·
Pada ibu hamil yang mengalami siklus haid normal yaitu 28
hari, usia kehamilan dapat di hitung dengan menggunakan rumus Neagels yaitu :
(H+7) (B-3) (T+1)
·
Pada ibu hamil yang mengalami siklus haid panjang yaitu
lebih dari 28 hari, usia kehamilan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
(H+7+selisih siklus haid 28 hari) (B-3)
(T+1)
·
Pada ibu hamil yang mengalami siklus haid pendek yaitu kurang
dari 28 hari, usia kehamilan dapat di hitung dengan menggunakan rumus :
(H+7-selisih siklus haid 28 hari) (B-3) (T+1)
·
Kecuali pada bulan Januari, Febuari, Maret, usia kehamilan
dihitung dengan menggunakan rumus : (H+7) (B+9) (T+0)
9) Apa tujuannya
dokter menyuntikkan oksitoksin ?
Jawaban : pada saat hormon ini dibebaskan ke dalam darah
oleh hipofisis posterior pada stimulasi saraf oleh hipotalamus, nantinya
oksitoksin berperan sebagai perangsang kontraksi otot uterus yang kuat sehingga
proses persalinan pasien lebih mudah.
10) Apa itu His ? dan
Bagaimana normalnya His ?
Jawaban : His : His
adalah kontraksi dinding uterus yang kontraksinya sempurna apabila memiliki
kontarksi yang simetris, kontraksi paling kuat atau adanya dominasi difundus
uteri dan sesudah itu terjadi relaksasi. Frekuensi his adalah jumlah his dalam
waktu tertentu. Amplitudo dikalikan dengan frekuensi his dalam 10 menit
menggambarkan keaktifan uterus danini diukur dengan unit Montevideo. Umpama
amplitudo 50 mmHg, frekuensi his 3 x dalam 10 menit, maka aktivitas adalah 50 x
3 = 150 unit Montevideo. Nilai yanga adekuat untuk terjadinya persalinan ialah
150 – 250 unit Montevideo.
Tiap his dimulai sebagai gelombang
dari salah satu sudut dimana tuba masuk ke dalam dinding uterus yang disebut
sebagai pace maker tempat gelombang his berasal. Gelombang bergerak kedalam
dank e bawah dengan kecepatan 2 cm tiap detik sampai ke seluruh uterus. His
paling tinggi di fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal dan puncak
kontraksi terjadi simultan di seluruh bagian uterus. Sesudah tiap his,
otot-otot korpus uteri menjadi lebih pendek daripada sebelumnya yang disebut
sebagai retraksi. Oleh karena serviks kurang mengandung otot, serviks tertarik
dan terbuka (penipisan dan pembukaan ); lebih-lebih jika ada tekanan oleh
bagian janin yang keras, umpama kepala. His menyebabkan pembukaan dan penipisan
di samping tekanan air ketuban pada permukaan kala I dan selanjutnya oleh
kepala janin yang makin masuk ke rongga panggul dan sebagai benda keras yang
mengadakan tekanan kepada serviks hingga pembukaan menjadi lengkap.
11) Mengapa ketuban
pecah dengan sendirinya ?
Jawaban : air ketuban pecah dengan sendirinya karena
akibat dari kontraksi dinding uterus menjelang persalinan
12) Mengapa pasien
menolak memberikan ASI-nya ?
Jawaban : pasien menolak memberikan ASI-nya diduga akibat
pasien yang menderita BBS atau....disebabkan karena pasien yang hamil dengan
usia muda dengan primi gravida(hamil pertama kali) dan ia merupakan seorang
nona yang artinya belum menikah.
13) Apakah BB dan PB
bayi pasien normal ?
Jawaban : ya normal, karena pada tafsiran berat janin
seperti pada tabel berikut;
Perubahan panjang dan Berat selama
periode janin
|
Usia (minggu)
|
PPB*(cm)
|
Berat (g)
|
9-12
|
5-8
|
10-45
|
13-16
|
9-14
|
60-200
|
17-20
|
15-19
|
250-450
|
21-24
|
20-23
|
500-820
|
25-28
|
24-27
|
900-1.300
|
29-32
|
28-30
|
1.400-2.100
|
33-36
|
31-34
|
2.200-2.900
|
37-38
|
35-36
|
3.000-3.400
|
14) Apakah A/S bayi
pasien normal ? dan kapan A/S dihitung ?
Jawaban : ya, A/S atau APGAR skor nya normal karena pada
skor APGAR
Bayi dengan skor 7-10Ã normal
Bayi dengan skor 4-6Ã ringan
Bayi dengan skor 0-3Ã berat
Dan dihitung pada 0-3menit pertama pada saat bayi lahir.
15) Kenapa setelah 3
hari dirawat di rumah sakit TFU pasien terletak di pertengahan antara pusat
dengan simfisis pubis ?
Jawaban : karena pasien telah melahirkan dimana pada saat
itu uterus nya tidak ada janin maupun plasenta di dalamnya.
16) Bagaimana cara
menghitung usia kehamilan ?
Jawaban : yaitu dengan cara seperti pada tabel berikut;
*
Pada usia kehamilan 12
minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis.
*
Pada usia kehamilan 16
minggu, fundus
*
dapat teraba di antara
simpisis dan pusat.
*
Pada usia kehamilan 20
minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat.
*
Pada usia kehamilan 24
minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.
*
Pada usia kehamilan 28
minggu, fundus
*
dapat teraba 3 jari di
atas pusat.
*
Pada usia kehamilan 32
minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat
*
Pada usia kehamilan 36
minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah prosesus xipoideus.
*
Pada usia kehamilan 40
minggu, fundus dapat teraba di
pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat.
17) Bagaimana cara
mengetahui tanda pasti dan tidak pasti kehamilan ?
Jawaban : yaitu dengan melihat tanda subjektif dan
objektif serta tanda pasti pada pasien. Misalnya pada subjektif pasien
mengalami amenore, morning sickness, mastoidinia, quickening, dan keluhan
kencing, sedangkan tanda pada objektif adalah tanda yang terlihat pada hasil
pemeriksaan fisik dan penunjang seperti kontraksi dinding uterus dan ditemukan
hormon hCG pada hasil tes lab. Sedangkan pada tanda pasti akan didapatkan DJJ,
pada palpasi dirasakan ada gerakan janin, serta pada pemeriksaan USG akan terlihat
adanya gestational sac pada minggu ke-6.
3.4
Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim
(endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang
setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan
tersebut akhirnya membentuk siklus menstruasi. Siklus menstruasi dihitung dari
hari pertama haid sampai tepat satu hari pertama haid bulan berikutnya. Siklus
menstruasi berkisar antara 21-40 hari hanya sekitar 10-15 persen wanita yang
memiliki siklus 28 hari.
Menstruasi
adalah peluruhan dinding uterus (endometrium) pada setiap bulan secara
periodik. Menstruasi biasanya terjadi selama 2-7 hari dengan rata-rata durasi
menstruasi + 4,7 hari. Saat menstruasi dapat kehilangan darah sekitar 10-80 cc
darah dengan rata-rata 35 cc4. Siklus yang normal berlangsung 24-35 hari.
Menstruasi pertama
(menarke) pada remaja putri sering terjadi pada usia 11 tahun. Namun tidak
tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun. Menstruasi merupakan
pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari
menarke sampai terjadinya menopause.
Awal siklus menstruasi
dihitung sejak terjadinya perdarahan pada hari ke-1 dan berakhir tepat sebelum
siklus menstruasi berikutnya. Umumnya, siklus menstruasi yang terjadi berkisar
antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Jarak antara siklus
yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum
menopause. Bagi remaja putri, mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur
pada masa-masa awal adalah hal yang normal. Mungkin saja remaja putri mengalami
jarak antar 2 siklus berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan terjadi 2
siklus. Namun jangan khawatir, setelah beberapa lama siklus menstruasi akan
menjadi lebih teratur.
Pengetahuan akan siklus
menstruasi yang dialami sangatlah penting bagi remaja putri. Dengan mengetahui
pola siklus menstruasi akan membantu dalam memperkirakan siklus menstruasi yang
akan datang. Siklus dan lamanya menstruasi dapat diketahui dengan membuat
catatan pada kalender. Tandai setiap hari ke-1 siklus menstruasi yang terjadi
setiap bulannya dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang
berikutnya. Dengan cara ini, Anda dapat mengetahui pola siklus menstruasi pada
diri Anda.
Setiap bulan, setelah
hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai
persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14 terjadi
pelepasan telur dari ovarium (disebut ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam
salah satu tuba falopii. Di dalam tuba falopii dapat terjadi pembuahan oleh
sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai
tumbuh menjadi janin sehingga terjadilah kehamilan.
Pada sekitar hari
ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan dan
terjadilah perdarahan atau disebut sebagai siklus menstruasi. Siklus dapat
berlangsung selama 3-5 hari, terkadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan
penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.
Menstruasi terbagi
dalam empat stadium yaitu,
1. Stadium Menstruasi
atau Deskuamasi,
Pada stadium ini,
endometrium luruh dari dinding rahim disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan
tipis yang tertinggal yaitu stratum basale. Darah ini tidak membeku karena
adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan
mukosa. Bila darah banyak keluar, fermen tidak mencukupi hingga timbul bekuan
darah dalam darah haid3. Pada saat ini ovarium mulai membentuk estrogen.
2. Stadium Post Menstruum
atau Regenerasi,
Pada stadium
regenerasi, endometrium mulai menebal. Luka peluruhan ditutup oleh selaput
lendir baru yang terbentuk dari sel epitel kelenjar-kelenjar endometrium. Pada
saat ini tebal endometrium ± 0,5 mm. Stadium ini sudah mulai saat stadium
menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.
3. Stadium
intermenstruum atau stadium proliferasi
Pada stadium
proliferasi, endometrium tumbuh menjadi cepat menjadi tebal ±3,5 mm. Kelenjar
endometrium tumbuh lebih cepat hingga berkelok-kelok. Stadium proliferasi
berlangsung pada hari ke 5-14 dari hari haid pertama3. Pada saat ini terjadi
peningkatan FSH yang memicu terjadinya pematangan folikel di ovarium menjadi
folikel de graaf. Folikel ini menghasilkan estrogen dimana estrogen menghambat
kerja FSH sehingga pembentukan folikel lainnya dapat dihambat sehingga
didapatkan satu folikel de graaf saja yang matang. Estrogen memulai pembentukan
lapisan baru pada uterus.
Ketika folikel telah
matang, folikel mensekresikan cukup estradiol untuk memacu terjadinya pelepasan
LH secara akut. Pelepasan LH ini terjadi pada hari ke-12 dan bertahan selama 48
jam. LH mematangkan ovum, menipiskan dinding folikel sehingga memungkinkan
untuk terjadinya letupan pada folikel agar terjadi ovulasi. Pada ovarium
manakah ovulasi terjadi masih belum diketahui, ovulasi terjadi pada ovarium
secara acak. Pada beberapa wanita, ovulasi disertai oleh nyeri tengah siklus
yang disebut mittelschmerz akibat ada cairan yang terbebas dari folikel yang
meletup yang jatuh ke rongga abdomen dan merangsang terjadinya rangsang
peritoneum. Perubahan hormonal tiba-tiba saat ovulasi dapat menyebabkan
perdarahan ringan pada tengah siklus. Pada beberapa penelitian didapatkan
peningkatan kemampuan penciuman perempuan saat ovulasi.
4. Stadium praementruum
atau stadium sekresi3.
Pada stadium sekresi,
tebal endometrium kira-kira tetap tetapi bentuk kelenjar menjadi berliku dan
mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah terjadi penimbunan glikogen dan
kapur untuk makanan telur. Stadium sekresi ini berlangsung pada hari ke 14-28
dari haid hari pertama3. Setelah terjadi ovulasi, folikel yang sudah kehilangan
ovum berubah menjadi korpus luteum di bawah pengaruh kelenjar hipofise. Korpus
luteum menghasilkan progesteron dan tambahan estrogen untuk sekitar 2 minggu, setelah
itu korpus luteum mati. Progesteron bertugas untuk menghasilkan lapisan yang
cocok untuk implantasi embrio. Progesteron meningkatkan suhu basal sekitar 0,5-
10F. Bila fertilisasi terjadi, embrio akan mengalir ke dalam kavum uteri dan
berimplantasi 6-12 hari setelah ovulasi. Segera setelah implantasi embrio
memberikan sinyal pada sistem maternal. Sinyal awal berupa hCG. Sinyal ini
berguna untuk mempertahankan korpus luteum agar dapat terus menghasilkan
progesteron. Bila tidak terjadi kehamilan, endometrium akan meluruh sehingga
terjadilah menstruasi. prostaglandin dihasilkan dari dinding uterus dan
menyebabkan otot uterus kontraksi. Proses ini membantu untuk mengeluarkan darah
dari uterus dari dinding rongga uterus. Proses ini juga menjelaskan bagaimana terjadinya
nyeri saat haid.
Siklus menstruasi
dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
·
Fase Folikuler /
Proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke-
14)
Fase folikuler dimulai
dari hari ke-1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan
sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi
pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar
FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang
masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh,
yang lainnya hancur.
Pada suatu siklus,
sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling
atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap
dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua
lapisan yang telah dilepaskan.
Perdarahan menstruasi
berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang
sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya
sangat hebat.
·
Fase Luteal / fase
sekresi / fase pramenstruasi (hari ke-14
sampai hari ke-28)
Fase ini terjadi
setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan
telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang
menghasilkan sejumlah besar progesteron.
Progesteron menyebabkan
suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus
yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan
terjadinya ovulasi.
Setelah 14 hari, korpus
luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi
pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human
chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan
progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri.
Tes kehamilan
didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
·
Fase menstruasi (hari
ke-28 sampai hari ke-2 atau 3)
Pada fase ini
menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium uteri
disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar
dan aktivitas hormon-hormon FSH dan
estrogen yang disebabkan tidak adanya hormon LH
dan pengaruhnya karena produksinya telah dihentikan oleh peningkatan
kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora
normal dan dinding-dinding di daerah vagina dan uterus yang selanjutnya dapat
mengakibatkan perubahan-perubahan higiene pada daerah tsb dan menimbulkan
keputihan
·
Fase Regenerasi /
pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari
ke-5)
Pada fase ini terjadi
proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan
ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung di
dalamnya melalui pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah
dihasilkan kembali di dalam ovarium.
3.5 Gizi dan Nutrisi ibu hamil
merupakan hal penting yang harus dipenuhi
selama kehamilan berlangsung. Resiko akan
kesehatan janin yang sedang dikandung dan ibu yang mengandung akan berkurang
jika ibu hamil mendapatkan gizi dan nutrisi yang seimbang. Oleh karena itu,
keluarga dan ibu hamil haruslah memperhatikan mengenai hal ini. Gizi atau
nutrisi ibu hamil kondisinya sama saja dengan pengaturan gizi mengenai pola
makan yang sehat. Cuman saja, ibu hamil harus lebih hati-hati dalam memilih
makanan karena mengingat juga kesehatan janin yang sedang dikandungnya.
Bersama
dengan usia
kehamilan
yang terus bertambah, makan bertambah pula kebutuhan gizi dan nutrisi ibu
hamil, khususnya ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua. Pada saat
trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya mengenai
pertumbuhan otak berikut susunan syarafnya.
Nutrisi
dan gizi yang baik ketika kehamilan berlangsung sangat membantu ibu hamil dan
janin dalam menjalani hari-hari kehamilannya. Tentunya ibu hamil dan janin akan
tetap sehat. Selama kehamilan, kebutuhan nutrisi akan meningkat sepeti
kebutuhan akan kalsium, zat besi serta asam folat. Ibu hamil haruslah di beri
dorongan agar mengkonsumsi makanan yang baik nan bergizi, ditambah kontrol
terhadap kenaian berat badannya selama kehamilan berlangsung. Kenaikan berat
badan yang ideal berkisar antar 12-15 kilogram.Agar perkembangan janin berjalan
dengan baik, dan ibu hamil dapat menjalani hari-hari kehamilannya dengan sehat,
makan konsumsi ibu hamil harus mengandung gizi sebagai berikut:
Kalori. Selama kehamilan konsumsi kalori
haruslah bertambah dikisaran 300-400 kkal perharinya. Kalori yang di dapat
haruslah berasal dari sumber makanan yang bervariasi, dimana pola makan 4 sehat
5 sempurna harus sebagai acuannya. Baiknya, 55% kalori di peroleh dari
umbi-umbian serta nasi sebagi sumber karbohidrat, lemak baik nabati maupun
hewani sebanyak 35%, 10% dari protein dan sayuran serta buahan bisa melengkapi.
Asama
Folat.
Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna pembentukan sel
dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan
asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan
akan asam folat, maka hal ini akan membuat perkembangan janin menjadi tidak
sempurna dan dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti mengalami
anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami bibir sumbing dan menderita spina
bifda (kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung). Asam folat yang bisa
di dapat pada buah-buahan, beras merah dan sayuran hijau.
Protein. Selain menjadi sumber bagi kalori
dan zat pembangun, pembentukan darah dan sel merupakan salah satu fungsi
protein. Protein dibutuhkan oleh ibu hamil dengan jumlah sekitar 60 gram setiap
harinya atau 10 gram lebih banyak dari biasanya. Protein bisa didapatkan dari
kacang-kacangan, tempe, putih telur, daging dan tahu.
Kalsium. Berfungsi dalam pertumbuhan dan
pembentukan gigi dan tulang janin. Dengan ada kalsium yang cukup selama
kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari penyakit osteoporosis. Kenapa hal ini
bisa terjadi? karena jika ibu hamil tidak memiliki kalsium yang cukup, maka
kebutuhan janin akan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk
olahan lainnya merupakan sumber kalsium yang baik, selain kalsium, susu
memiliki kandungan vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil, seerti vitamin A,
Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu,
kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga.
Vitamin
A.
Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan kulit.
Selain itu vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan pertumbuhan janin.
Namun meskiun vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, namun jangan samapi
berlebih dalam mengkonsumsinya, karena jika ibu hamil mengalami kelebihan
vitamin A hal ini dapat membuat janin terganggu pertumbuhannya.
Zat
Besi.
Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah merah hemoglobin
dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi akan diperlukan pada
saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan akan zat besi sebanyak 30 mg
per harinya. Zat besi dapat diperoleh pada hati, daging atau ikan.
Vitamin
C.
Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi. Selain itu vitamin
C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C adalah
melindungi jaringan dari organ tubuh dari bberbagai macam kerusakan serta
memberikan otak berupa sinyal kimia, hal terjadi karena vitamin C banyak
mengandung antioksidan.
Vitamin
D.
Dapat meneyerap kalsium sehingga sangat bermanfaat dalam pembentukan dan
pertumbuhan tulang bayi. Vitamin D dapat di dapat dari sumber makanan, susu,
kuning telur atau hati ikan.
Jika ibu hamil tidak mengalami
berbagai macam gejala seperti anemia, gusi berdarah dan gejala lainnya, maka
ibu hamil tersebut dapat dikatakan telah mencukupi kebutuhan akan gizi dan
nutrisinya. Hal yang lebih penting untuk mengecek kecukupan nutrisi selama kehamilan
adalah tentunya melalui perkembangan berat badan selama kehamilan. Tentunya
kenaikan berat badan berbeda-beda tiap bulannya.
Namun
bagaimana jika selama kehamilan ibu hamil mengalami kekurangan asupan gizi?
maka hal ini bisa berdampak pada terjadinya bayi terlahir secara prematur,
mengakibatkan keguguran, adanya kelainan bayi dalam sistem syarafnya, janin
berkembang tidak normal, bahkan hingga menyebabkan kematian janin. Jadi,
perhatikan betul mengenai asupan gizi selama kehamilan, yang perlu diingat, janganlah
memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi karena kuantitas, tapi gizi yang
berkualitas dengan komposisi yang berimbang dan cukup, itu yang terpenting.
3.6 Fisiologi Kehamilan
Tanda-Tanda Kehamilan
Ada
beberapa tanda atau gejala yang terdapat pada wanita hamil. Tanda-tanda
tersebut ada yang merupakan tanda tidak pasti atau tanda mungkin kehamilan dan
ada juga yang disebut tanda pasti kehamilan.
1.
Tanda tidak Pasti/Tanda Mungkin Hamil
Disebut tanda tidak pasti atau tanda
mungkin hamil karena tanda-tanda ini memang sering di jumpai pada wanita hamil,
namun tanda-tanda ini belum dapat memastikan apakah wanita tersebut memang
hamil atu tidak. Selain pada wanita hamil, tanda-tanda ini juga sering di
jumpai pada wanita yang tidak hamil tapi mengalami masalah dengan kesehatannya.
Tanda-tanda tidak pasti atau tanda mungkin kehamilandiantaranya adalah :
*
Amenore (Terlambat datang bulan)
Wanita
hamil memang mengalami amenore atau terlambat datang bulan. Ini terjadi karena
terjadi hormone estrogen dan progesterone yang meningkat selama kehamilan.
Hormone tersebut mencegah terjadinya peluruhan dinding rahim sehingga tidak
menjadi menstruasi. Selain pada wanita hamil, amenorejuga bisa terjadi pada
wanita dengan anemia berat, gangguan hormone, stress dan menopause.
*
Mual ( Nause) dan Muntah (Emesis)
Mual
dan muntah ini dapat terjadi oleh karena pengaruh estrogen dan progesteron
terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan, sehingga menimbulkan mual dan
muntah terutama pagi hari yang sering disebut juga morning sickness. Umumya
terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan. keadan ini biasanya disebut dengan morning
sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila
terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis
gravidarum.
*
Ngidam
Menginginkan
makanan atau minuman tertentu , sering terjadi pada bulan- bulan pertama akan
tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
*
Sinkope atau pingsan
Terjadi
akibat gangguan sirkulasi ke darah kepala (sentral) yang menyebabkna
iskemia susunan saraf pusat yang menimbulkan sinkope atau pingsan. Sinkope
sering terjadi pada awal kehamilan dan sering dijumpai bila berada pada
tempat-tempat ramai. biasanya akan hilang setelah kehamilan 16 minggu.
*
Sering miksi
Terjadi
karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar. Pada trimester kedua umumnya keluhan ini hilang oleh
karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester
gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan
kembali kandung kencing.
*
Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh
hormon progesteron sehingga dapat menghambat pengaruh peristaltik usus yang
menyebabkan kesulitan buang air besar.
*
Pigmentasi kulit
Pigmentasi
kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung dan dahi
kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, yang dikenal
sebagai kloasma gravidarum. Areola mamae juga menjadi lebih hitam
karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih
hitam. Demikian pula line alba di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea
grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormone
kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
*
Epulis
Suatu hypertrofi papilla
ginggivae yang sering terjadi pada trimester satu.
*
Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Karena
pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan
terjadinya penampakan pembuluh darah vena. Varises sering terjadi pada
trimester terakhir dan kadang-kadang merupakan gejala pertama kehamilan muda,
pada multigravida di dapat pada daerah genitalia eksterna Fossa
poplitea, kaki dan betis. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang
setelah persalinan.
*
Mamae
Mamae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan
pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktli
dan alveoli di mamae untuk persiapan ASI. Glandula montgomeri tampak
lebih jelas.
*
Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Anoreksia (tidak ada nafsu makan), pada bulan-
bulan pertama karena akibat ketidak seimbangan hormone dalam tubuh tetapi
setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah
pengertian makan untuk dua orang, sehingga kenaikan tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan.
2. Tanda Pasti Kehamilan
Tanda pasti kehamilan adalah tanda
yang memang terdapat pada semua ibu hamil. Tanda ini dapat
memastikan seorang wanita memang benar hamil atau tidak. Tanda pasti
kehamilan :
*
Teraba bagian-bagian janin
Akan teraba pada kehamilan 20 minggu ( bokong, kepal, kaki,
lengan).
*
Denyut Jantung Janin
Dengan leanec DJJ akan terdengar pada kehamilan 18-20
minggu, sedangkan dengan doppler pada kehamilan 12 minggu dapat terdengar.
*
Adanya gerakan janin
Untuk primigravida dapat dirasakan pada kehamilan 18 minggu,
sedangkan untuk multigravida dapat dirasakan pada kehamilan
16 minggu.
*
Terlihat kerangka janin
Bila dilakukan pemeriksaan rontgen akan jelas terlihat
kerangka janin.
*
Terlihat kantong janin
pada pemeriksaan USG dapat diketahui ukuran kantong janin,
panjang janin, diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan usia kehamilan.
Bila terdapat kecurigaan seperti kehamilan mola, kehamilan ganda, selain dengan
USG dapat juga dilakukan fetoskopi.
3.7 Proses Ovulasi, Fertilisasi, Implantasi Dan Embriogenesis
Perkembangan
Janin
1. Ovulasi
Ovulasi adalah
Ovulasi adalah interaksi dari hipotalamus – hipofise
ovarium dan endometrium.
Ovarium memiliki 2 peran utama :
1. Fungsi
endokrin untuk menghasilkan estrogen dan progesteron dalam rangka mempersiapkan
uterus untuk menerima hasil konsepsi
2. Gametogenesis
dan ovulasi
Proses Ovulasi
§ Perkembangan folikel ovarium terjadi sebagai akibat dari stimulasi
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise
§ Hipotalamus dan hipofise merupakan organ
yang saling terkait. Secara bersama-sama keduanya mengatur struktur dan fungsi
ovarium melalui siklus menstruasi.
§ Hipotalamus menghasilkan GnRH -
Gonadotropin Releasing Hormone yang selanjutnya akan merangsang produksi FSH
– follicle stimulating hormone dan LH – Luteinizing Hormone
Proses Ovulasi di
Pengaruhi Oleh Kendali Hipofisis
Perubahan dalam ovarium
terutama dikendalikan oleh hipofise anterior yang menghasilkan produksi 3
hormon utama :
- FSH
– follicle stimulating hormone,
yang merangsang pertumbuhan folikel ovarium
- LH
– Luteinizing Hormone, yang menyebabkan ovulasi dan menyebabkan
luteinisasi sel granulosa setelah ovulasi
- Prolactine
Pada akhir siklus menstruasi kadar estrogen rendah.
Rendahnya kadar estrogen ini merangsang produksi FSH oleh hipofise. Selanjutnya
FSH menstimulasi pertumbuhan sejumlah folikel ovarium. Folikel yang
terstimulasi akan meningkatkan kadar kadar estrogen dan kenaikan kadar estrogen
dapat mempengaruhi hipofisis sehingga menyebabkan penurunan kadar FSH ( proses
umpan balik negatif ).
Pada sebagian besar kasus, dari 10 – 20 folikel tumbuh
dibawah pengaruh FSH namun hanya satu diantaranya (folikel dominan) yang dapat
tumbuh cukup besar dan memiliki densitas reseptor FSH yang cukup memadai
sehingga dapat memberikan respon dengan rendahnya kadar FSH sehingga dapat
terus berkembang sampai tahapan ovulasi.
Kadar estrogen terus
meningkat. Pada pertengahan siklus menstruasi situasi ovarium mengendalikan
adanya perubahan fungsi hipofise. Peningkatan kadar estrogen yang terjadi akan
menyebabkan terjadinya ‘surge’ kadar FSH dan LH ( proses umpan balik positif
). Peristiwa ini akan memicu terjadinya ovulasi. Peranan LH dalam hal ini
adalah untuk :
- Menyebabkan adanya produksi prostaglandin dan ensim
proteolitik lokal sehingga dapat terjadi ekstrusi sel telur dari folikel
yang telah matang
- Pertumbuhan
corpus luteum sehingga menghasilkan progesteron.
2. Fertilisasi
Pembuahan
atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan
penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan
siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam
bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar)
dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan polen tube terlibat dalam proses dari fertilisasi.
3. Implantasi
Implantasi adalah suatu proses melekatnya blastosis ke endometrium
uterus diawali dengan menempelnya embrio pada permukaan epitel endometrium,
menembus lapisan epitelium selanjutnya membuat hubungan dengan sistem
sirukulasi ibu. implantasi pada manusia terjadi 2-3 hari setelah telur yang
telah dibuahi memasuki uterus atau 6-7 hari setelah terjadinya fertilasi dimana
ditandai dengan menempelnya blastosis pada epitel uterus.
Dalam sistem reproduksi manusia, implantasi
merupakan proses yang harus dilalui, dan keberhasilan proses ini membutuhkan
kesiapan, koodinasi dan interaksi yang terus-menerus antara embrio dan ibu.
Endometrium banyak mengandung selama darah kaya akan gilikogen. sel-sel stroma
terutama disekitar pembuluh darah mengalami hipertrofi keadaan ini sangat baik
untuk implantasi dan pertumbuhan dari hasil konsepsi Implantasi didahului
dengan bertambahnya permiabilitas kapiler stroma uterus pada tempat blastosis
akan menempel, ini menumbulkan hypotesa bahwa isyarat dari embrio mungkin
merupakan faktor pencetus yang penting. Pengetahuan dasar tentang implantasi
pada manusia masih banyak yang belum diketahui dengan jelas, ada beberapa
informasi berdasarkan pada percobaan binatang dengan spesies yang lebih rendah.
Penelitian mengenai hal tersebut telah banyak
dilakukan namun belum dapat menjelaskan secara menyeluruh mengenai proses
implantasi tersebut. Pada endometrium manusia semua komponen sistem interleukin
dapat dideteksi dengan pemeriksaan secara immunohistokimia baik pada embrio
praimplantasi maupun pada endometrium di semua fase siklus menstruasi, dimana
konsentrasinya menigkat pada fase luteal pada saat sekitar impantasia. IL-1 β
dan interleukin-1 reseptor tipe I (IL-IRtl) secara signifikan meningkat pada
fase luteal.
Hal inilah yang mendorong para sarjana untuk melakukan penelitian
untuk mengungkap lebih jauh tentang fungsi. sistem IL-1 pada proses implantasi.
Tingginya kosentrasi ini dihubungkan dengan keberhasilan proses implantasi
embrio. Saat ini telah banyak penelitian yang membuktikan peran IL-1 β pada
proses implantasi melalui beberapa mekanisme antara lain aktivasi dari molekul
adhesi, aktivasi Cyclooxygenase-2 (COX-2), induksi matrix metalloproteinase
(MMP), induksi urokinasi plasminogen aktivator (u-PA).(3) Dalam refrat ini kami
akan membahas tentang penanan IL-1 βsebagai salah satu faktor yang ikut
berperan dalam proses terjadinya implantasi .proses
perkembangan sigot sehingga terbentuk individu primitif (belum memiliki bentuk
dan rupa yang spesifik)
fase-fase :
- cleavage
- blastula
- gastrula
- neurulasi
Perkembangan janin
Minggu ke-1
Minggu ini sebenarnya masih periode
menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi, sebab tanggal perkiraan
kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir anda. Proses
pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh
bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala
bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia.
Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen.
Sel- sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg
mengelilingi matahariSel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai
proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir
mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun
pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja
yang bisa menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir
masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak
henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur.
Minggu ke-2
Pembuahan terjadi pada akhir minggu
kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil
terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah
membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan
terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah
bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium ( Sri
Maulani, 2008 ).
Minggu ke-3
Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda
mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah
menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya
sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
Minggu ke-4
Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio
memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin – HCG), sehingga
apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk
struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang
serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).
Minggu ke-5
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm,
mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan
membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak,
tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada
lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan
organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan
membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.
Minggu ke-6
Ukuran embrio rata-rata 2-4
mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang
punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum bisa mendengar, jantung bayi
mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk,
pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak.
Minggu ke-7
Akhir minggu ketujuh, panjangnya
sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau.
Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung
telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran
udara yang terdapat di dalam paru-paru.
Minggu ke-8
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak
perubahan yang terjadi pada bayi Anda. Jika Anda bisa melihat , ujung hidung
dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Brochi, saluran
yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan
semakin membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu
setelah pembuahan bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang
hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah
membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun
belum sempurna.
Minggu ke-9
Telinga bagian luar mulai terbentuk,
kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia
mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa
mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan
beratnya sekitar 4 gram.
Minggu ke-10
Semua organ penting yang telah
terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir
250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia
kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
Minggu ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar
6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di
usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk
gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa
dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan
berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa
menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.
Minggu ke-12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu
dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus
bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu,
detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya
14 gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa
millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga
dan kelopak mata.
Minggu ke-13
Pada akhir trimester pertama,
plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi dan pembuangan sampah
bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang.
Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar dengan
lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar
pembesaran kepala.
Minggu ke-14
Tiga bulan setelah pembuahan,
panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo,
rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh
pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium
turun dari rongga perut menuju panggul. Detak jantung bayi mulai menguat tetapi
kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak.
Minggu ke-15
Tulang dan sumsum tulang di dalam
sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi Anda perempuan, ovarium mulai
menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat tipis
sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan
panjang 113 mm. Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari.
Kelopak matanya masih tertutup.
Minggu ke-16
Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan
membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan
mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini system peredaran darah
adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi. Janin mulai bergerak. Tetapi tak
perlu kuatir jika anda tak merasakannya. Semakin banyak kalsium yang disimpan
dalam tulang bayi seiring dengan perkembangan kerangka. Bayi Anda berukuran 116
mm dan beratnya 80 gram.
Minggu ke-17
Dengan panjang 12 cm dan berat 100
gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk
menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Tahukah saat dilahirkan, berat lemak
mencapai tiga perempat dari total berat badannya. Rambut, kening, bulu mata
bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari
sudah mulai terbentuk.
Minggu ke-18
Mulailah bersenandung sebab janin
sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara
keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika Anda
menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya
140 gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu.
Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.
Minggu ke-19
Tubuh bayi diselimuti vernix
caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi
telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar
seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.
Minggu ke-20
Setengah perjalanan telah dilalui.
Kini, beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 14-16 cm. Dibawah lapisan vernix,
kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous.
kuku tumbuh pada minggu ini. Proses penyempurnaan paru-paru dan system
pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat.
Minggu ke-21
Usus bayi telah cukup berkembang
sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan
melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena
beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm.
Minggu ke-22
Indera yang akan digunakan bayi
untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya semakin mirip
seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional.
Minggu ke-23
Meski lemak semakin bertumpuk di
dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak keriput. Ini karena
produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan “berolahraga”,
menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur.
Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna,
jari juga terbentuk sempurna.
Minggu ke-24
Paru-paru mulai mengambil oksigen
meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar
rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara
tetap mengembang. Kulit bayi mulai menebal. dan mengeluarkan air ketuban. Jika
air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan. Tulang bayi semakin
mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru
Minggu ke-25
Bayi cegukan, ibu merasakannya ini
tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia menghirup bayi sudah semakin
berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan
sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di
minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat
bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.
Minggu ke-26
Bayi sudah bisa mengedipkan matanya
selain itu retina matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang
berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda
dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya
lebih disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil.
Berat badan bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.
Minggu ke-27
Minggu pertama trimester ketiga,
paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika
ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan. Indra perasa mulai
terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban
yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan
tinggi badan 36-38 cm.
Minggu ke-28
Minggu ini beratnya 1100 gram dan
panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun
semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh. Lemak dalam badan mulai
bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang
semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya
melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya
belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan
besar telah dapat bertahan hidup.
Minggu ke-29
Kelenjar adrenalin bayi mulai
menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon ini
akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat
kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui). Sensitifitas dari
bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya,
rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur
suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang
manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.
Minggu ke-30
Lemak dan berat badan bayi terus
bertambah sehingga bobot bayi sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm.
Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasa. Mata indah bayi sudah mulai
bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk
membuka dan menutup matanya. Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk
menyenteri perut dan menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi
sudah bisa mengikuti ke arah mana senter tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic
fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Kini si kecil pun sudah mulai
memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm.
Minggu ke-31
Plasenta masih memberikan nutrisi
yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan
air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban. Perkembangan
fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang
akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah
jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan
mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor.
Berkebalikan dengan perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan
otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar
sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi
1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.
Minggu ke-32
Jari tangan dan kaki telah tumbuh
sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang
semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi
sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram
dan panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih
baik apabila di dilahirkan pada minggu ini. Kulit bayi semakin merah, kelopak
matanya juga telah terbuka dan system pendengaran telah terbentuk dengan
sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan
sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai
bisa bermimpi.
Minggu ke-33
Bayi telah memiliki bentuk wajah
yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat
ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah
menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah
semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah
bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila
bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum.
Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm.
Minggu ke-34
Bayi berada di pintu rahim. Bayi
sudah dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga
sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi
melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan
tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada
saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan
sekitar 45-46 cm.
Minggu ke-35
Pendengaran bayi sudah berfungsi
secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan
tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada
tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda.
Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat
badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.
Minggu ke-36
Kulit bayi sudah semakin halus dan
sudah menjadi kulit bayi. Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan
betis dari bayi. Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya
pun telah memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik
bahkan sudah siap bertemu dengan mama dan papa. Berat badan bayi 2400-2450
gram, dengan tinggi badan 47-48 cm.
Minggu ke-37
Kepala bayi turun ke ruang pelvik.
Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh
dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa
melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk
mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan
pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan
bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm.
Minggu ke-38-40
Minggu ke-38 hingga minggu ke-40 :
Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan.
PERIODE KEHAMILAN MENURUT USIA
a. Trimester pertama (0 – 12 minggu)
Gejala pada trimester I umumnya
adalah sering mual dan muntah, payudara membesar, sering buang air kecil,
sering cepat lelah. Emosi tidak stabil, lebih sering cepat marah, penurunan
libido seksual.
b. Trimester kedua (13 -28 minggu)
Pada trimester II, terjadi
penambahan berat badan yang sangat signifikan karena nafsu makan yang meningkat
tajam, payudara yang semakin besar diikuti dengan perut bagian bawah yang
terlihat semakin membesar. Bayi kadang – kadang terasa bergerak, denyut jantung
meningkat, kaki, tumit, betis kadang membengkak. Gatal pada permukaan kulit di
bagian perut. Kadang disertai dengan sakit pinggang dan gangguan pada
pembuangan air besar/sembelit. Emosi menjadi lebih stabil dan seluruh perhatian
tertuju pada sang bayi yang akan lahir.
c. Trimester ketiga (29-40 minggu)
Pada trimester III, bayi mulai
menendang – nendang, payudara semakin besar dan kencang, puting susu semakin
hitam dan membesar, kadang – kadang terjadi kontraksi ringan dan suhu tubuh
dapat meningkat. Cairan vagina meningkat dan kental. Emosi mulai tidak stabil,
perasaan gembira disertai cemas menunggu kelahiran sang bayi.
3.8 Pemeriksaan Leopold
Leopold
I untuk menentukan tinggi fundus uteri
dan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.
Prosedur
1. Pemeriksa
berdiri di sebelah kanan ibu, menghadap ke arah kepala ibu
2. Kedua
telapak tangan pemeriksa
3. diletakkan
pada puncak fundus uteri
4. Rasakan
bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau kosong)
•
Hasilnya adalah jika kepala janin yang
berada di fundus, maka palpasi akan teraba bulat, keras dan dapat
digerakkan (Ballotement). Jika bokong yg
terletak difundus, maka pemeriksa akan
meraba suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih
besar dan lebih lunak dari kepala, tidak
dapat digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang, palpasi
di daerah fundus akan terasa kosong.
•
tentukan tinggi fundus uteri untuk
menentukan usia kehamilan
Menentukan
usia kehamilan
1. Pada
usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis.
2. Pada
usia kehamilan 16 minggu, fundus
3. dapat
teraba di antara simpisis dan pusat.
4. Pada
usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat.
5. Pada
usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.
6. Pada
usia kehamilan 28 minggu, fundus
7. dapat
teraba 3 jari di atas pusat.
8. Pada
usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat
9. Pada
usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah prosesus
xipoideus.
10. Pada
usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat
teraba di pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat.
Pemeriksaan
Leopold II
Bertujuan
untuk menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi
perut ibu.
Prosedur
1. Kedua
telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang
lembut tetapi cukup dalam untuk meraba
dari kedua sisi
2. Pemeriksa
berdiri di sebelah kanan ibu, menghadap kepala ibu
3. Kedua
telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai di samping kiri dan
4. kanan
umbilikus
5. Secara
berlahan geser jari –jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada
sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki
6. Tentukan
bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi DJJ nantinya.
Hasilnya
adalah bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada beberapa bagian lunak dengan bentuk
teratur, sedangkan bila teraba adanya
bagian –bagian kecil yang teratur dan mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka bagian tersebut adalah kaki, lengan dan
lutut. Bila punggung janin tidak terabadi kedua
sisi mungkin punggung janin berada pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi
posterior)
Leopold
III
Bertujuan
untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di bagian
bawah perut ibu, serta apakah bagian
janin tersebut sudah menyentuh pintu
atas panggul.
Prosedur
1. Lutut
ibu dalam keadaan fleksi
2. Pemeriksaan
ini dilakukan dengan hati – hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi ibu. Coba untuk menilai bagian janin apa yang berada di
sana.
3. Bagian
terendah janin dicekap diantara ibu jari
dan telunjuk tangan kanan
4. Tentukan
apa yang menjadi bagian terendah janin dan apakah bagian tersebut sudah
mengalami engagement atau belum
Hasilnya
adalah apabila bagian janin dapat digerakkan ke arah kranial ibu,
maka
bagian terbawah dari janin belum
melewati
pintu atas panggul. Bila kepala yang berada di bagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala . bila kepala tidak
dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah engaged dan bila tidak dapat diraba
adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.
Leopold
IV
untuk menentukan presentasi dan
engagement(sampai berapa jauh derajat desensus janin dan mengetahui seberapa bagian kepala janin masuk ke pintu atas panggul).
Prosedur
1. Pemeriksa
menghadap ke kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
2. Letakkan
kedua telapak tangan pada bagian bawah
abdomen dan coba untuk menekan ke arah
pintu atas panggul bagian bawah abdomen dan coba untuk menekan ke arah pintu atas panggul
Hasil
yang didapat pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai bagian
janin terbawah yang berada di
dalam
panggul dan menilai seberapa jauh
bagian
tersebut masuk melalui pintu atas panggul.
3.9 Antenatal
Care
Pemeriksaan
antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil. Sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar). Kunjungan Antenatal Care
(ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak
ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk
mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa
komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin,
dkk., 2002). Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil
baik
fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan
dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak
hanya fisik tetapi juga mental.
Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan antenatal
rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai
prioritas.
Program-program
yang di integrasikan dalam pelayanan antenatal terintegrasi meliputi :
1. Maternal
Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
2. Antisipasi
Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)
3. Pencegahan
dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)
4. Eliminasi
Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia
5. Pencegahan
dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)
6. Pencegahan
Malaria dalam Kehamilan (PMDK)
7. Penatalaksanaan
TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta
8. Pencegahan
Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)
9. Penanggulangan
Gangguan Intelegensia pada Kehamilan (PAGIN).
2.
Tujuan Antenatal Care
Baru
dalam setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu. Dengan usaha itu
ternata angka mortalitas serta
morbiditas ibu dan bayi jelas menurun. Tujuan pengawasan wanita hamil
ialah menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik
dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan
masa nifas, sehingga keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak
hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care
harus diusahakan agar :
a.
Wanita hamil sampai
akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama
sehatnya atau lebih sehat;
a.
Adanya kelainan fisik
atau psikologik harus ditemukan dini dan
diobati,
b.
Wanita melahirkan tanpa
kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan metal (
3.
Tujuan Asuhan Antenatal yaitu :
1. Memantau
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang bayi;
2. Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi,
3. Mengenali
secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,
4. Mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin,
5. Mempersiapkan
peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal).
4.
Keuntungan Antenatal Care
Dapat
mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil
dapat
diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah sakit. (Manuaba,1998)
5.
Fungsi Antenatal Care
a.
Promosi kesehatan
selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan
b.
Melakukan screening,
identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila
perlu
c.
Memantau kesehatan
selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi.
6.
Cara Pelayanan Antenatal Care
Cara
pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal
menurut Depkes RI yang terdiri dari :
a.
Kunjungan Pertama
1)
Catat identitas ibu hamil
2)
Catat kehamilan sekarang
3)
Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4)
Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
5)
Pemeriksaan fisik diagnostic dan
laboratorium
6)
Pemeriksaan obstetric
7)
Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
8)
Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas
indikasi.
9)
Penyuluhan/konseling.
b.
Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Setiap
wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita
hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal:
1)
Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
2)
Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga
(antara minggu 28 – 36 dan sesudah
minggu ke 36)
4)
Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12
jam Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat
penting.
a.
Trimester pertama sebelum minggu ke 14
1)
Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
2)
Mendeteksi masalah dan menanganinya
3)
Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan
praktek tradisional yang merugikan
4)
Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
5)
Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya
b.
Trimester kedua sebelum minggu ke 28
Sama
seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala –
gejala preeklamsia, pantau tekanan
darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda
c.
Trimester ketiga antara minggu 28-36
Sama
seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
d.
Trimester ketiga setelah 36 minggu
Sama
seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran
di rumah sakit.
Pelayanan/asuhan
standar minimal termasuk “7 T”
a.
(Timbang) berat badan
b.
Ukur (Tekanan) darah
c.
Ukur (Tinggi) fundus uteri
d.
Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)
e.
Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
f.
Tes terhadap penyakit menular sexual
g.
Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
3.10
Persalinan
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian
fisiologi yang normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin
Fisiologi
Persalinan
Persalinan
normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan prematur atau postmatur), mempunyai omset yang spontan (tidak di induksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum
24 jam sejak saat awitannya (bukan
partus presipitatus atau partus lama ), mempunyai janin (tunggal)
dengan persentasi verteks (puncak kepala
) dan oksiput pada bagian anterior pelvis,
terlaksana tanpa bantuan artifisial (seperti forseps), tidak mencakup
komplikasi
(seperti
perdarahan hebat), mencakup kelahiran plasenta yang normal . Kehamilan secara
umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium yang relatif tenang yang memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterin sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan, otot
polos uterus mulai menunjukkan aktivitas
kontraksi secara terkoordinasi, diselingi
dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang
persalinan,
serta
secara berangsur menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulasi yang mengatur aktivitas kontraksi miometrium
selama kehamilan, persalinan, dan
kelahiran
Faktor
Persalinan
Faktor
yang mempengaruhi terjadinya persalinan adalah power yang merupakan kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim plus kerja otot-otot volunter dari
ibu yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu ibu
mengejan,passage merupakan bagian tulang
panggul, servik, vagina dan dasar panggul
(Displacement) dan passenger terutama janin (secara khusus bagian kepala
janin)
plus
plasenta, selaput dan cairan ketuban / amnion
Kala Persalinan
Dalam persalinan terdapat 4 kala persalinan.
kala 1 persalinan
dimulainya
proses persalinan yang ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat
dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap.
fase
kala 1 persalinan
1.
fase laten
*
dimulai dari awal
kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm
*
kontraksi mulai teratur
tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik
*
tidak terlalu mules
2. fase aktif
*
kontraksi di atas 3
kali dalam 10 menit
*
lama kontraksi 40 detik
atau lebih dan mules
*
pembukaan dari 4 cm sampai
lengkap(10cm)
*
terdapat penurunan
bagian terbawah janin
Kala II (kala pengeluaran)
Pada kala pengeluaran janin, his
menjadi kuat dan lebih cepat kira-kira 2-3 menit sekali, karena kepala janin
sudah masuk keruang panggaul, sehingga pada his dirasakan tekanan pada
otot-otot dasar panggul yang secara reflekstoris menimbulkan rasa
mengedan. Karena ada tekanan pada
rektum, ibu juga merasa ingin buang air besar (BAB) dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan dalam vulva yang membuka dan
perineum meregang. Dengan his dan kekuatan mengedan yang terpimpin, maka
lahirlah kepala yang diikuti oleh seluruh badan janin. Pada primigravida, kala
II berlangsung rata-rata 1,5 – 2 jam dan pada multigravida ½ - 1 jam.
Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, uterus keras
dengan fundus uteri setinggi pusat. Beberapa saat kemudian, uterus berkontraksi
lagi untuk pelepasan dan pengeluaran uri. Seluruh proses biasanya berlangsung
20-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran placenta disertai dengan
pengeluaran darah.
Kala IV (kala pengawasan)
Merupakan kala pengawasan selama 2
jam setelah bayi dan uri lahir. Kala IV sangat bermanfaat karena berguna untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Tanda-Tanda
Mulainya Persalinan
Tanda-tanda mulainya persalinan
adalah Lightening yaitu terbenamnya
kepala janin kedalam rongga panggul karena berkurangnya tempat didalam
uterus dan sedikit melebatnya simfisis.
Sering buang air kecil yang disebabkan oleh
tekanan kepala janin pada kendung kemih. Kontraksi Brakton-Hicks pada
saat uterus yang teregang dan mudah
dirangsang yang dapat menimbulkan distenfensi
dinding abdomen sehingga dinding abdomen menjadi lebih tipis dan kulit
menjadi lebih peka terhadap rangsangan.
Tanda-tanda permulaan persalinan
adalah Lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Perut
kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-sering atau susah buang air kecil
karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus. Servik
menjadi lembek, mulai mendatar dan
sekresinya bertambah bisa bercampur darah
Mekanisme
Persalinan
Mekanisme persalinan dibagi atas tujuh
bagian yaitu engagement merupakan
apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul. Penurunan merupakan gerakan bagian presentasi
melewati panggul. Fleksi merupakan
segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul. Putaran paksi dalam adalah pintu
atas panggul ibu memiliki bidang
paling
luas pada diameter transversanya. Ekstensi merupakan saat kepala janin mencapai perinium, kepala akan defleksi
kearah anterior oleh perinium. Rest
itusi dan putaran paksi luar merupakan setelah kepala lahir, bayi berputar hingga mencapai posisi yang sama dengan saat
ia memasuki pintu atas panggul. Ekspulsi
merupakan setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan badan bayi
dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis pubis.
3.11 Perubahan Anatomi dan Fisiologis
Pada Ibu Hamil
1)
Perubahan Sistem Reproduksi
†
Uterus
Uterus merupakan organ otot lunak
yang sangat unik yang mengalami perubahan cukup besar selama kehamilan. Selama
kehamilan, serat otot uterus menjadi meregang dan bertambah besar, atau biasa
disebut dengan istilah hyperplasia. Hal ini terjadi karena pengaruh dari
kinerja hormone dan tumbuh kembang janin pula.
Ukuran uterus sebelum hamil yaitu
berkisar 7,5cm x 5cm x 2,5cm dan berkembang pesat menjadi 30cm x 22,5cm x 20cm
selama kehamilan seiring pertumbuhan janin. Untuk berat uterus sendiri
meningkat 20 kali dari semula, dari 60 gr menjadi 1000 gr.
Pertumbuhan uterus yang terutama
terjadi pada trimester kedua adalah proses hipertropi atau pembesaran ukuran
uterus, hal ini terjadi karena adanya berbagai rangsangan pada uterus untuk
melakukan pembesaran ukuran. Pertumbuhan janin membuat uterus meregang sehingga
menstimulasi sintesis protein pada bagian myometrium uterus.
Pada akhir trimester pertama yaitu
saat umur kehamilan berkisar antara 3-4 bulan, lapisan dinding uterus menebal
dari 10mm menjadi 25mm. Namun saat trimester selanjutnya, lapisan dinding
uterus menipis antara 5 sampai 10mm
Sebelum terjadinya kehamilan, uterus
merupakan salah satu organ yang berada di rongga pelvis, namun saat akhir
trimester I kehamilan uterus menjadi organ yang berada di rongga abdomen. Letak
uterus tidak terlalu anteversi maupun antefleksi. Posisinya di rongga abdomen
cenderung menempati rongga kanan atas, hal ini dikarenakan colon menempati
bagian kiri dari rongga pelvic sehingga posisi uterus saat pertumbuhannya
menjadi cenderung ke sebelah kanan. Tinggi fundus uteri dapat dipalpasi melalui
abdomen bila posisi uterus telah berada di atas simfisis pubis.
Selama kehamilan, lapisan
endometrium uterus menjadi lebih tebal dan lebih banyak pembuluh darah terutama
di bagian fundus uteri tempat implantasi normal plasenta yang biasa disebut
decidua. Decidua kaya akan cadangan glikogen untuk memenuhi kebutuhan blastosit
sebelum terbentuknya plasenta, oleh sebab itulah lapisan deciduas lebih
tebal. yang dialami endometrium menjadi 6-8mm lebih tebal ini disebabkan karena
pertumbuhan janin dan produksi progesterone oleh corpus luteum.
Myometrium merupakan bagian uterus
yang sangat memegang peranan penting yang terdiri daribanyak jaringan otot.
Selama kehamilan, serat otot myometrium menjadi lebih berbeda dan strukturnya
lebih terorganisir dalam rangka persiapan kinerjanya saat persalinan.
†
Serviks
*
Seiring berangsur-angsurnya perubahan uterus selama
kehamilan, serviks pun ikut mengalami perubahan. Struktrur dari serviks berubah
dari yang tadinya kaku menjadi sangat elastic atau lunak yang mana dapat
meregang hingga diameter 10cm atau lebih selama persalinan dan kemudian kembali
lagi ke keadaan semula. Selama kehamilan, pada serviks terjadi peningkatan
massa, kadar cairan dan pembuluh darah
*
mengeluarkan sekret mukus endoserviks
karena pengaruh progesteron untuk perlindungan terhadap infeksi
*
estrogen meningkatkan vaskularitas
sehingga timbul tanda chadwick
*
prostaglandin dilepaskan dari jaringan
untuk perlunakan serviks
*
effacement atau pemendekan terjadi
pada primigravida pada 2 minggu terakhir
†
Vagina
*
jaringan otot mengalami hypertrofi
*
terjadi peningkatan vaskularisasi
*
peningkatan pengeluaran pervaginam
†
Vulva
*
vaskularisasi meningkat
*
warna menjadi lebih gelap
†
Ovarium dan Tuba Falopii
*
Selama kehamilan, ovulasi berhenti karena adanya peningkatan
estrogen dan progesterone yang menyebabkan penekanan sekresi FSH dan LH dari
hipofisis anterior.
*
pematangan folikel baru ditangguhkan
dan hanya satu korpus luteum yang ditemukan dalam ovarium
*
Corpus luteum akan mensekresi progesterone sampai usia
kehamilan 10-12 minggu tepatnya setelah plasenta terbentuk dan berfungsi.
*
tuba fallopii mengalami hipertrofi
*
epitel mukosa menjadi gepeng
†
Payudara
*
Pada 3-4 minggu ada sensasi rasa
nyeri, duktus dan alveoli membesar
*
Pada 6 minggu ukuran payudara bertambah
besar
*
Pada 8 minggu mulai tampak 12-13
nodul kecil disekitar areola, merupakan kelenjar sebasea yang terdapat pada
nipple (puting susu) yang mengalami perubahan, serta menghasilkan sebum
(kelenjar keringat yang ada di puting) yang menjaga agar mammae tetap lembut
dan kenyal
*
Pada 12 minggu puting susu membesar
dan melunak, areola meluas, terjadi pigmentasi (berwarna lebih gelap) dengan
diameter awal 4 cm, diameter maksimal 7 cm
*
Pada 16 minggu terdapat pengeluaran
kolostrum
Perubahan
mammae selama kehamilan
Umur kehamilan
|
Perubahan
|
3-4 minggu
|
Rasa penuh pada paudara
|
6 minggu
|
Terjadi pembesaran dan
sedikit nyeri
|
8 minggu
|
Pelebaran pembuluh darah
vena di sekitar mammae
|
8 minggu
|
Kelenjar montgomery mulai
tampak
|
12 minggu
|
Penggelapan di sekitar areola
dan putting
|
16 minggu
|
Colostrum sudah mulai
dikeluarkan
|
†
Perubahan Sistem Endokrin/Hormon
*
Adenohypophysis (membesar sebesar
50% dan produksi hormon pertumbuhan meningkat)
*
Neurohypophysis (oksitosin)
*
Hormon ovarium (estrogen,
progesteron dan relaksin)
*
Hormon-hormon sel trofoblast (HCG
untuk mencegah degenerasi corpus luteum)
*
Hormon plasenta
*
hCG
*
Estrogen (menstimulasi pertumbuhan
otot-otot uterus dan membuat sensitif terhadap oksitosin, menstimulasi
pertumbuhan duktus-duktus payudara, pertumbuhan puting susu, hiperpigmentasi)
*
Progesteron (mempengaruhi
jaringan-jaringan yang dipengaruhi estrogen, proliferasi dan meningkatkan
vaskularisasi desidua, relaksasi miometrium)
*
Human placental lactogen/HPL
(meningkatkan metabolisme untuk nutrisi fetus terutama metabolisme glukosa dan
lemak
*
Pengaruh umum estrogen adalah
menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah sel.
Sedangkan
pengaruh khususnya :
*
Menyebabkan penebalan dari
nedometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berimplantasi
*
Menyebabkan hipertrofi (pelebaran
pada otot) dari dinding uterus dan hiperplasia (peningkatan ukuran pembuluh
darah) serta lymphatic yang meningkatkan vaskularisasi, kongesti (penimbunan
jumlah darah atau lendir yang berlebih dalam organ tubuh) dan edema (pembengkakan).
Perubahan-perubahan ini mengakibatkan : tanda chadwick (perubahan warna serviks
menjadi biru lipid, tanda goodel (vagina melunak), tanda hegar (istmus tidak
teraba).
*
Hipertrofi
dan hiperplasia otot-otot uterus
*
Hipertrofi dan hiperplasia jaringan
payudara termasuk sistem pembuluh darah
*
leucorrhea, mimisan, hidung
tersumbat, ginggivitis, mual pada awal kehamilan
o Pengaruh
progesteron secara umum adalah peningkatan sekresi dan mengendurkan otot-otot
polos. Sedangkan pengaruh khusus diantaranya adalah :
*
Menyebabkan penebalan dari
endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berinflantasi
*
Mengendurkan otot-otot halus yang
berakibat : meningkatnya waktu pengosongan lambung dan peristaltik,
meningkatkan gastric reflux karena relaksasi cardiac spinchter yang menyebabkan
rasa panas pada perut, penurunan motilitas (gerakan usus melambat) gastro
intestinal yang menyababkan terjadinya konstipasi (susah BAB), pembuluh arteri
dan dinding vena relaksasi dan dilatasi yang meningkatkan kapasitas vena dan
menambah resiko terjadinya hemoroids/wasir.
*
Menjaga peningkatan suhu basal ibu
*
Merangsang perkembangan sistem
alveolar payudara
*
Dengan hormon relaksin dapat
melembutkan/mengendurkan jaringan ikat, ligamen-ligamen dan otot-otot yang
mengakibatkan sakit punggung dan nyeri ligamen
†
Perubahan Sistem Kekebalan
*
Kadar serum IgA dan IgM meningkat
selama kehamilan karena adanya peningkatan resiko infeksi
†
Perubahan Sistem Perkemihan
Selama
kehamilan Sistem Perkemihan mengalami berbagai perubahan structural dan fungsional
dengan banyaknya perubahan structural yang bertahan dengan baik sampai periode
postpartum. Perubahan utama selama kehamilan adalah retensi natrium dan
peningkatan cairan ekstraseluler. BAK cenderung menetapkan
frekuensinya mulai dari kehamilan 6-12 minggu, pada usia kehamilan selanjutnya
perubahan jaringan bagian bawah rongga panggul akan meningkatkan frekuensi BAK
dari biasanya. Setelah 16 minggu pembesaran uterus akan membuat ureter menjadi
dilatasi untuk menampung banyaknya urin.
†
Ginjal
Ginjal ibu hamil harus bekerja
sebagai organ ekskresi primer bagi janin, disamping beruhubungan dengan
peningkatan volume dan metabolisme intravascular dan ekstraseluler. Perubahan
ginjal secara fisiologis selama kehamilan berhubungan dengan efek progesterone dalam
merelaksasikan otot serta tekanan dari perubahan uterus dan perubahan system
kardiovaskuler.
Peningkatan panjang ginjal mencapai
1,5cm, hal ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah, volume pembuluh darah
serta peningkatan cairan ruang interstitial. Ukuran glomerulus bertambah namun
jumlah selnya tidak berubah. Secara keseuruhan, struktur mikroskopik ginjal
wanita hamil dan tidak hamil sama saja.
Bagian-bagian ginjal seperti calix
renal, pelvis renal dan ureter mengalami dilatasi, perpanjangan, peningkatan
tonus otot dan penurunan gerak peristaltic. Perubahan tersebut mengiringi
terjadinya hemodinamik, filtrasi glomerulus dan kinerja tubular. Dilatasi calix
renal, pelvis renal dan ureter dimulai pada trimester pertama dan menetap
sampai trimester ketiga pada lebih dari 90% wanita.
Pada 85% wanita, ureter yang
berdilatasi ke arah kanan lebih banyak daripada ke arah kiri, mungkin
disebabkan oleh dextrorotasi uterus karena adanya kolon sigmoid di kuadran kiri
rongga pelvik.
†
Vesica Urinaria
Kapasitas vesica urinaria meningkat
pada kehamilan mencapai 1000ml. Estrogen mempengaruhi hipertropi lapisan vesica
urinaria. Mukosa vesica urinaria menjadi hiperemis karena peningkatan
ukurannya. Mukosa juga menjadi oedema, makanya rentan terkena trauma atau
serangan infeksi.
Fisiologi Perkemihan Kehamilan
Adanya peningkatan 60% aliran darah
sampai akhir trimester pertama yang kemudian secara bertahap turun sampai akhir
kehamilan. GFR meningkat 50% selama kehamilan yang dimulai segera setelah
konsepsi dan berakhir minggu ke-9 sampai 16.
Kadar glukosa urin dapat meningkat
selama kehmailan. Tubulus mengalami penurunan kemampuan dalam mengabsorbsi
glukosa. Glukosuria umumnya terjadi pada kehamilan. Proteinuria juga umum
terjadi selama kehamilan karena ada eksresi berlebih asam amino, namun
proteinuria dengan hipertensi merupakan masalah serius.
†
Perubahan Sistem Pencernaan
Pada bulan
pertama kehamilan terdapat perasaan tidak enak (nausae), akibat kadar hormon
estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga
morbilitas seluruh taktus digestivusi juga kurang. Makanan lebih lama berada
dilambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus.
Gejalah muntah biasanya terjadi pada pagi hari yang biasa dikenal dengan morning
sickness. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin
berkaitan dengan persepsi wanita tersebut tentang suatu keinginan yang
berlebihan terhadap suatu makanan.
Terjadi
konstipasi karena pengaruh hormone progesterone yang meningkat. Selain itu perut
kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam
rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut
khususnya saluran pencernaan, usus besar,kearah atas dan lateral dan
penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung.
Sistem
gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan. Tingginya
kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol
darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih
asam dan lebih banyak dan asam lambung menurun. Pembesaran uterus menekan
diagfragma, lambung dan intestine.
Gigi
berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam selama masa
kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi.
Pada bulan-bulan
terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitas (pencernaan asam) merupakan
ketidak nyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari pembesaran uterus.
Pelebaran pembuluh darah rectum (hemoroid) dapat terjadi. Pada
persalinan, rectum dan otot-otot yang memberikan sokongan sangat tegang
Selain
itu, terjadi pula:
*
Perubahan posisi lambung dan usus
akibat perkembangan uterus
*
Penurunan tonus dan motilitas
saluran gastro intestinal menyebabkan waktu pengosongan lambung menjadi
lebih lama
*
Penyerapan makanan meningkat
*
Terjadi konstipasi yang dapat
meningkatkan terjadinya haemoroid
†
Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Pada
trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal. Keseimbangan
kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisi khususnya
produk susu terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan
yang normal. Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira 1/3 lebih
banyak kalsium dan posfor. Karies gigi tidak disebabkan oleh dekalasifikasi,
sejak kalsium dan gigi dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang sama pada
saat hamil membuat aktifitas penghancur bakteri email yang menyebabkan karies.
Pada
trimester II, peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara
berjalan wanita berubah secara menyolok. Otot dinding perut meregang dan
akhirnya sedikit kehilangan tonus otot. Selama trimester ketiga, otot rektus
abdominalis dapat memisah menyebabkan isi perut menonjol digaris tengah.
Umbilikus menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan, tonus otot
secara bertahap kembali tetapi, pemisahan otot (diastasi recti) menetap.
Dilain
pihak, sendi pelvis pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur tubuh
wanita secara bertahap mengalami perubahan karenan janin membesar dalam
abdomen.Untuk mengkompensasikan penambahan berat ini, bahu lebih tertarik
kebelakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih
lentur, dapat menyebabkan nyeri tulang punggung pada wanita. Payudara yang
besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva
punggung dan lumbal menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit.
Kram
otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya
tidak diketehui, tetapi berhubungan dengan metabolisme otot, atau postur
yang tidak seimbang.
Wanita muda
yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi
wanita yang tua dapat mengalami gangguan punggung atau nyeri punggung yang
cukup berat selama kehamilan.
†
Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Volume darah yang dipompakan
masing-masing ventrikel setiap menitnya disebut Cardiac Output (CO). Kadar
normal CO untuk orang dewasa sehat yaitu berkisar 5L/min namun dapat pula
meningkat hingga 20-25L/min. Keadaan ini akan berbeda pada masing-masing
individu tergantung aktivitas yang biasa dilakukan. Selama kehamilan, perubahan
dramatis terjadi pada system kardiovaskuler. Perubahan ini diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan ibu sekaligus janin selama kehamilan (Blackburn 2003).
Sirkulasi uteroplasenta turut mengikuti perubahan transport gas, nutisi dan
hasil buangan ibu dan janin.
Adaptasi system kardiovaskuler
kehamilan yang penting terjadi pada trimester awal kehamilan. Menurut hasil
penelitian, system imun dan system hormonal bekerjasama segera untuk mulai
adaptasi hemodinamik. Perubahan Hemodinamik yang paling penting pada sirkulasi
selama kehamilan adalah peningkatan volume darah dan Cardiac Output serta
penurunan tahanan pembuluh perifer. Perubahan yang lain terjadi pada letak dan
ukuran jantung, detak jantung, stroke volume dan distribusi darah (de Swiet
1998).
Volume jantung meningkat dari 70 ml
menjadi 80 ml antara trimester I dan trimester III. Perubahan anatomi dan
fisiologi normal jantung dapat pula mengakibatkan perubahan suara jantung.
Desiran systole dan diastole dapat ditemukan pada usia kehamilan 12-20 minggu.
Pada wanita yang tidak hamil, suara desiran diastole merupakan suatu kelainan,
namun pada wanita hamil hal tersebut tidak terlalu signifikan karena
peningkatan aliran darah pada katup trikuspidal.
Peningkatan Cardiac Output
disebabkan oleh peningkatan denyut jantung dan stroke volume. Peningkatan
Stroke Volume terjadi secara progresif selama trimester pertama dan kedua
berkisar 30% dibandingkan keadaan tidak hamil.
Perubahan uterus yang semakin
membesar juga merupakan pengaruh utama perubahan cardiac output sesuai posisi
tubuh ibu hamil. Pada posisi terlentang, uterus menekan vena cava inferior
sehingga terjadi penurunan aliran darah balik vena serta penurunan
Cardiac Output hingga 20-30%. Hal ini dinamakan dengan sebutan Supine
Hipotensi, yaitu meningkatkan denyut jantung karena terjadi penurunan CO.
Peningkatan volume darah total
termasuk didalamnya peningkatan volume plasma yang begitu signifikan (50%)
dibandingkan peningkatan sel darah merah (18%) juga merupakan sebab peningkatan
CO. Darah yang diperlukan uterus meningkat dari 100ml/min pada akhir trimester
pertama menjadi 500ml/min selama kehamilan. Proses Hemodelusi pada kehamilan
dan penurunan kadar Hb sering menyebabkan anemia fisiologis.
Selain itu terjadi perubahan pula
seperti:
1. Peningkatan
curah jantung pada kehamilan 16 minggu sekitar 40-50% dari biasanya
2. Denyut nadi
meningkat
3. Aliran darah vena balik yang sulit
pada daerah kaki kadang-kadang dapat menyebabkan Varises pada vena kaki dan
vulva. Selain itu, Oedema kaki dapat juga terjadi.
4. Terdapat
sedikit peningkatan tekanan darah sampai umur kehamilan 30 minggu
5. Posisi
terlentang menyebabkan terjadinya supine hypotensi syndrome
†
Perubahan Darah Dan Sistem Pembekuan Darah
Darah mengangkut oksigen, karbondioksida,
nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh tubuh. Selain itu darah juga berfungsi
sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari infeksi, dan merupakan
pemelihara suhu tubuh.
Darah terdiri dua komponen yaitu
plasma (55%) dan sel-sel darah (45%). Plasma mengandung air, protein plasma,
dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%), leukosit dan
trombosit.
Volume darah merupakan kombinasi
dari volume plasma dan volume sel darah merah. Peningkatan volume darah selama
kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada kehamilan ganda.
Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai kehamilan 6
minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme hormonal.
Peningkatan volume plasma yaitu
sekitar 50%, hal ini dimaksdukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan
janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan bayi. Ibu dengan
kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar
daripada ibu dengan kehamilan biasa.
†
Perubahan Sistem Integumen/Kulit
1. Terjadi
pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva dan muka (chloasma)
2. Linea alba
menjadi linea nigra
3. Muncul
striae gravidarum
†
Perubahan Sistem Metabolisme
a. Terjadi
perubahan metabolisme
b. Metabolisme
basal meningkat
c. Masukan makanan
sangat berpengaruh untuk metabolisme ibu dan janin
d. Ketidakseimbangan
akan menyebabkan berbagai masalah seperti hiperemesis, diabetes dan lain-lain.
e. Retensi air
meningkat akibat penurunan tekanan osmotik koloid interstisial
†
Nutrisi Dan Diet
a. Protein dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan uterus, plasenta, payudara. Sangat penting
untuk material herediter, pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga jumlah
yang adekuat sangat diperlukan
b. Karbohidrat
merupakan penyedia energi untuk sel-sel pada tubuh, simpanan energi (glikogen
pada plasenta) untuk pertumbuhan fetus sehingga dibutuhkan asupan karbohidrat
yang besar untuk energi
c. Lemak,
konsenterasi lipid dan kadar kolesterol lipoprotein meningkat sebagai energi
untuk ibu dan janin
d. Mineral,
kebutuhan zat besi meningkat, kadar kalsium dan magnesium menurun
e. Vitamin,
berfungsi untuk mengaktifkan enzim dalam tubuh sehingga suply vitamin dalam
diet harus adekuat
†
Darah Dan Pembekuan Darah
a. Volume
plasma, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu, mencapai maksimum pada 30-34
minggu sampai dengan persalinan
b. Massa RBC,
meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu
c. WBCs,
meningkat selama kehamilan, persalinan dan kelahiran bayi
d. Platelets
meningkat selama kehamilan dalam batas normal
e. Faktor-faktor
pembekuan adalah meningkatnya fibrinogen (I, VII, VIII, IX, X), menurunnya
faktor XI dan XII, sedangkan protrombin (F II) dan F XII tidak berubah
†
Perubahan Sistem Pernafasan
Kehamilan mempengaruhi perubahan
system pernafasan pada volume paru-paru dan ventilasi. Perubahan anatomi dan
fisiologi system pernapasan selama kehamilan diperlukan untuk memenuhi
peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin.
Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia.
Relaksasi otot dan kartilagi toraks
menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi lebih naik sampai 4cm dan
diameter melintang dada menjadi 2cm. Perubahan ini menyebabkan perubahan system
pernapasan yang tadinya pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh karena
itu diperlukan perubahan letak diafragma selama kehamilan.
Kapasitas inspirasi meningkat
progresif selama kehamilan selain itu tidal volume meningkat sampai 40%.
Peningkatan volume tidal ini menyebabkan peningkatan ventilasi pernapasan
permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran
udara selama kehamilan meningkat oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk
nafas dalam daripada nafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernapasan
permenit meningkat 40%. Perubahan ini mengakibatkan resiko hiperventilasi pada
ibu. Walaupun hiperventilasi secara normal menyebabkan alkalosis, hal ini tidak
diakibatkan adanya peningkatan kompensasi ekskresi bikarbonat di ginjal. Namun
hiperventilasi ini disebabkan oleh efek progesterone secara langsung di pusat
pernapasan. Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya dyspnoe dan merasa
pusing saat napas pendek yang biasanya terjadi ketika duduk di bawah.
†
Perubahan Sistem Persyarafan
Fungsi system saraf pusat dan otak
sangat kompleks dan mencakup semua aktifitas mulai dari reflex dasar sampai
perubahan kemampuan kognitif dan emosional. Kinerjanya sangat dberpengaruh dan
dipengaruhi hormone. Perubahan yang terjadi menyangkut ketidaknyamanan tulang
dan otot, gangguan tidur, perubahan sensasi, pengalaman terhadap nyeri.
Hormon kehamilan mempengaruhi system
saraf pusat, namun efek yang ditimbulkan tidak terlalu dimengerti. Banyak
wanita hamil mengeluhkan bahwa kemampuan kognitif mereka menurun selama
kehamilan dengan kesulitan berkonsentrasi kelemahan menyimpan memori. Holdcroft
meyakini bahwa penyusutan otak wanita selama hamil dan kembali normal setelah
persalinan disebabkan oleh perubahan dalam sel individu bukan karena penurunan
jumlah selnya.
Pola tidur berubah selama kehamilan
dan periode postpartum. Wanita hamil yang umur kehamilannya sudah mencapai 25
minggu mengalami lebih banyak tidur dalam. Selama trimester pertama waktu tidur
bertambah namun sering terjadi bangun di malam hari karena adanya kelainan atau
gangguan seperti nocturia, dyspnoe, heartburn, nasal congestion, muscle aches
dan kecemasan.
Perubahan pada telinga, hidung dan
laring terjadi karena perubahan gerak cairan dan permeabilitas pembuluh darah.
Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas bau mungkin
terjadinya perubahan sensasi dan perubahan makanan yang lebih disukai.
Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa pusing dan perasaan tidak
suka terhadap makanannya, terutama untuk makanan yang rasanya pahit selama
kehamilan.
Beberapa hal yang dirasakan ibu
hamil diantaranya :
1. Pusing dan kunang-kunang
Pusing
dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi supine
syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor
dan hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang
lama. Hipotensi postural bisa jadi karena kekurangan volume darah sementara.
2. Meralgia Paresthetica (kesakitan,
mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa disebabkan oleh
tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.
3.
Sindrom Karpel Tunel
Sindrom ini bisa menimbulkan
perasaan terbakar, gatal dan sakit di tangan (biasanya di jempol dan 3 jari
pertama) sakitnya bisa sampai ke pergelangan tangan, naik ke lengan bagian
bawah, dan kadang-kadang sampai ke pundak, leher dan dada.
Sindrom ini menyebabkan luka pada
pergelangan tangan sehingga menyebabkan inflamasi dan penyempitan di saraf
tengah yang menjalar ke telapak tangan.
4. Kejang kaki mendadak
Biasanya terjadi dengan menarik kontraksi otot betis secara
berulang. Hal ini terjadi karena ibu sedang istirahat atau bangun tidur. Kejang
ini dikarenakan rendahnya serum ion kalsium dan meningkatnya fosfat atau
ketidakcukupan intake kalsium. Ketika itu terjadi seharusnya ibu melenturkan
atau meluruskan kaki atau berdiri. Ibu tidak dianjurkan untuk memijat kakinya
karena mungkin saja rasa sakit itu berasal dari tromboplebitis.
3.12 Aspek sosiologi dan budaya pada masa kehamilan serta Baby Blues Syndrome
Beberapa kepercayaan yang ada misalnya di Jawa
Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan
mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan
perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu daerah di jawa barat, ibu yang
kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makanannya agar bayi
yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Di masyarakat betawi berlaku
pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat
menyebabkan ASI menjadi asin. Contoh lain di daerah subang, ibu hamil pantang
makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir bayinya akan besar
sehingga akan mempersulit persalinan.
Selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang
dilahirkan juga rendah. Hal ini dapat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si
bayi. Larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nanas, ketimun dan
lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat
terutama masyarakat di daerah pedesaan.
Di kalangan masyarakat pada suku bangsa nuaulu
(Maluku) terdapat suatu tradisi upacara kehamilan yang dianggap sebagai suatu
peristiwa biasa, khususnya masa kehamilan seorang perempuan pada bulan pertama
hingga bulan kedelapan. Namun pada usia saat kandungan telah mencapai Sembilan
bulan, barulah mereka akan mengadakan suatu upacara.
Masyarakat nuaulu mempunyai anggapan bahwa pada saat
usia kandungan seorang perempuan telah mencapai Sembilan bulan, maka pada diri
perempuan yang bersangkutan banyak diliputi oleh pengaruh roh-roh jahat yang
dapat menimbulkan berbagai bahaya gaib. Dan tidak hanya dirinya sendiri juga
anak yang dikandungannya, melainkan orang lain disekitarnya, khususnya kaum
laki-laki. Untuk menghindari pengaruh roh-roh jahat tersebut, si perempuan
hamil perlu diasingkan dengan menempatkannya di posuno.
Masyarakat nuaulu juga beranggapan bahwa pada
kehidupan seorang anak manusia itu baru tercipta atau baru dimulai sejak dalam
kandungan yang telah berusia 9 bulan. Jadi dalam hal ini ( masa kehamilan 1-8
bulan ) oleh mereka bukan dianggap merupakan suatu proses dimulainya bentuk
kehidupan.
Patokan yang dipakai untuk mengetahui usia kandungan
seorang perempuan adalah dengan meraba bagian perut perempuan tersebut yang
dilakukan oleh dukun beranak (irihitipue). Apabila irihitipue menyatakan bahwa
usia kandungan yang telah mencapai Sembilan bulan, maka ia akan mengisyaratkan
kepada seluruh perempuan dewasa anggota kerabat perempuan tersebut untuk segera
mempersiapkan perlengkapan, peralatan, dan bermusyawarah untuk menentukan waktu
penyelenggaraan upacara (pagi, siang, atau sore).
Sebagai catatan, upacara masa kehamilan tidak boleh
dilaksanakan pada malam, karena malam hari dianggap saat-saat bergentayangan
berbagai jenis roh jahat yang dapat menyusup ke tubuh ibu maupun sang jabang
bayi., sehingga bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (buruk) pada anak
yang bersangkutan.
Penyelenggaran upacara kehamilan Sembilan bulan
melibatkan didalamnya pemimpin upacara dan peserta upacara. Pemimpin upacara
adalah irihitipue (dukun beranak). Peserta upacara adalah para perempuan dewasa
dari soa (kelompok kerabat) perempuan yang hamil dan suaminya. Mereka akan
mengikuti prosesi upacara, baik dirumah maupun di posuno. Selain itu mereka
jugalah yang menyediakan segala perlengkapan, menentukan waktu akan
dilangsungkannya upacara dan sebagai saksi pelaksanaan upacara.
Pada saat jalannya upacara seorang perempuan hamil
yang telah Sembilan bulan, ia akan diantar oleh irihitipue (dukun beranak) dan
kaum perempuan yang ada di dalam rumah atau tetangga yang telah dewasa menuju
ke posuno. Ketika perempuan tersebut berada di depan pintu posuno, irihitipue
membacakan mantra-mantra yang berfungsi sebagai penolak bala. Mantra tersebut
dibacakan didalam hati (tanpa bersuara) oleh irihitipue dengan maksud agar
tidak dapat diketahui oleh orang lain, karena bersifat rahasia. Oleh karena
itu, hanya irihitipue dan keluarga intinya saja yang mengetahui mantra
tersebut.
Ketika selesai membaca mantra, perempuan yang hamil
tersebut diantar masuk ke dalam posuno dan rombongan kemudian pulang
meninggalkan wanita tersebut, irihitipue setiap saat akan mengunjungi mereka
untuk memeriksa keadaan dirinya. Semua keperluan wanita hamil ini dilayani oleh
wanita-wanita kerabatnya. Sebagai catatan, mereka akan tetap berdiam disitu
tidak hanya sampai selesainya upacara kehamilan Sembilan bulan, tetapi sampai
tiba waktunya melahirkan hingga 40 hari setelah melahirkan.
Setelah perempuan hamil tersebut berada di posuno,
maka pihak keluarga akan memberitahukan kepada seluruh perempuan dewasa dari
kelompok kerabat (soa) perempuan hamil tersebut dan dari kelompok kerabat
suaminya untuk berkumpul di rumah perempuan tersebut. Selanjutnya mereka pergi
menuju ke posuno untuk mengikuti upacara masa kehamilan Sembilan bulan. Sebelum
mereka menuju ke posuno, para perempuan dewasa tersebut akan berkumpul
berkeliling di dalam rumah untuk memanjatkan doa kepada upu kuanahatana agar
perempuan yang sedang hamil tersebut selalu dilindungi dan terbebas dari
pengaruh roh-roh jahat.
Kemudian setelah memanjatkan doa di dalam rumah,
mereka menuju ke posuno bersama-sama dan dipimpin oleh irihitipue. Pada waktu
sampai di posuno, mereka kemudian duduk mengelilingi perempuan hamil tersebut,
sedangkan irihitipue mendekati perempuan tersebut dan duduk di sampingnya.
Perempuan yang hamil tersebut kemudian dibaringkan oleh irihitipue lalu
diusap-usap perutnya sambil mengucapkan mantra-mantra yang bertujuan untuk
memohon keselamatan dan perlindungan dari upu kuanahatana.
Pada saat selesainya pembacaan mantra, maka
selesainya pula acara pelaksanaan upacara masa kehamilan Sembilan bulan. Para
kerabat dan irihitipue kemudian pulang ke rumah masing-masing. Sementara
perempuan hamil tersebut tetap tinggal di posuno sampai melahirkan dan 40 hari
setelah masa melahirkan. Untuk keperluan makan dan minum selama berhari-hari di
posuno, pihak kerabatnya sendiri (soanya) akan selalu mengantarkan makanan dan
minuman kepadanya.
Ada beberapa nilai yang terkandung dalam upacara
tersebut, nilai-nilai itu antara lain adalah kebersamaan, gotong-royong,
keselamatan, dan religius.
Nilai kebersamaan tercermin dari berkumpulnya
sebagian besar anggota keluarga dan masyarakat dalam suatu tempat untuk makan
bersama. Ini adalah wujud kebersamaan dalam hidup barsama di dalam lingkungannya.
Dalam hal ini, kebersamaan sebagai komunitas yang mempunyai wilayah, adat
istiadat dan budaya yang sama.
Nilai kegotong-royongan tercermin dari keterlibatan
berbagai pihak berbagai pihak dalam penyelenggaraan upacara. Mereka saling
bantu demi terlaksananya upacara.
Nilai keselamatan tercermin dalam adanya kepercayaan
bahwa pada masa usia kehamilan yang telah mencapai 9 bulan adalah masa yang di
anggap kritis bagi seorang perempuan, karena pada masa inilah ia dan bayi yang
dikandungnya rentan terhadapa bahaya-bahaya goib yang berasal dari roh-roh
jahat yang dapat berakibat buruk pada keselamatan dirinya sendiri maupun
bayinya.
Nilai religius tercermin dalam doa bersama yang
dilakukan oleh kelompok kerabat perempuan, baik sebelum berangkat ke posuno maupun
pada saat berlangsungnya upacara. Tujuannya adalah agar bayi mendapatkan
perlindungan dari roh-roh para leluhur.
Seorang peneliti bernama Savage pada tahun 1875,
telah menulis referensi di literatur kedokteran mengenai suatu keadaan disforia
pasca persalinan. Sindroma ini disebut milk fever karena reaksi emosi yang
muncul bersamaan dengan bekerjanya hormon prolaktin yang merangsang keluarnya
air susu ibu. Perkembangan selanjutnya milk fever dikenal dengan istilah
post-partum blues atau maternity blues yang dewasa ini lebih dikenal dengan
istilah baby blues syndrome. Baby blues syndrome adalah reaksi emosional pada
wanita setelah persalinan.
Baby blues syndrome merupakan sindroma gangguan afek
ringan yang sering nampak pada beberapa saat setelah persalinan sampai beberapa
bulan kemudian, yang ditandai dengan gejala depresi seperti cemas, menangis dan
takut .
Reaksi emosional ini sering sekali kurang dihiraukan
oleh wanita yang baru bersalin. Sebagian wanita menganggap gejolak emosi yang
dialami ini merupakan suatu hal yang wajar sebagai rangkaian dari proses
persalinan. Sindroma ini memang dapat berkurang dan hilang dengan sendirinya
secara perlahan. Belum banyak ibu hamil yang mengetahui bahwa reaksi emosi
tersebut merupakan suatu sindroma yang dapat mengarah kepada gangguan
psikologis yang lebih berat, bila tidak segera diatasi pada sebagian wanita
baby blues sjndrome dapat hilang dengan sendirinya. Namun tak jarang pada
keadaan baby blues syndrome dapat berlanjut ke tingkat gangguan psikologis yang
lebih parah seperti depresi berat (www.infoibu.com, 2006).
Menurut Zulkifli (2007) baby blues syndrome adalah
gangguan hormonal pada ibu sehabis melahirkan yang disertai kesedihan mendalam,
sering menangis,murung, kecewa, merasa letih, susah tidur, hilang nafsu makan.
Biasanya gejala ini akan hilang dalam beberapa minggu.Ada pula yang
berbulan-bulan. Pada kasus yang berat (tidak tertangani) mempunyai
kecenderungan untuk bunuh diri atau terganggu ingatannya sehingga harus segera
diperiksakan ke psikiatri.
Baby blues syndrome adalah perasaan sedih atau tak
mampu yang timbul beberapa hari setelah melahirkan. Baby blues syndrome yang
sering disebut ‘depresi pasca persalinan’ adalah kondisi yang sering terjadi
dan menyerang hampir 50% ibu baru. Baby blues syndrome umumnya terjadi pada 14
hari setelah melahirkan, dan cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga atau
keempat setelah persalinan
Menurut Atus (2008), munculnya baby blues syndrome
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Dukungan sosial
Perhatian dari lingkungan terdekat seperti suami dan
kelurga dapat berpengaruh. Dukungan berupa perhatian, komunikasi dan hubungan
emosional yang hangat sangat penting. Dorongan moral dari teman-teman yang
sudah pernah bersalin juga dapat membantu.
2. Keadaan dan kualitas bayi
Kondisi bayi dapat menyebabkan munculnya baby blues
syndrome misalnya jenis kelamin bayi yang tidak sesuai harapan, bayi dengan
cacat bawaan ataupun kesehatan bayi yang kurang baik.
3. Komplikasi kelahiran
Proses persalinan juga dapat mempengaruhi munculnya
baby blues syndrome misalnya proses persalinan yang sulit, pendarahan, pecah
ketuban dan bayi dengan posisi tidak normal.
4. Persiapan untuk persalinan dan menjadi ibu
Kehamilan yang tidak diharapkan seperti hamil di
luar nikah, kehamilan akibat perkosaan, kehamilan yang tidak terencana sehingga
wanita tersebut belum siap untuk menjadi ibu.
5. Stresor psikososial
Faktor psikososial seperti umur, latar belakang
sosial, ekonomi, tingkat pendidikan dan respon ketahanan terhadap stresor juga
dapat mempengaruhi baby blues syndrome.
6. Riwayat depresi atau problem emosional lain
sebelum persalinan
Seorang dengan riwayat problem emosional sangat
rentan untuk mengalami baby blues syndrome.
7. Hormonal
Perubahan kadar hormon progresteron yang menurun
disertai peningkatan hormon estrogen, prolaktin dan kortisol yang drastis dapat
mempengaruhi kondisi psikologis ibu.
8. Budaya
Pengaruh budaya sangat kuat menentukan muncul atau
tidaknya baby blues syndrome. Di Eropa kecenderungan baby blues syndrome lebih
tinggi bila dibandingkan di Asia, karena budaya timur yang lebih dapat menerima
atau berkompromi dengan situasi yang sulit daripada budaya barat.
Menurut Suririnah (2008) Penyebab munculnya baby
blues syndrome antara lain:
• perubahan hormon
• stress
• ASI tidak keluar
• kelelahan pasca melahirkan, dan sakitnya akibat
operasi
• suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti
perasaan istri maupun persoalan lainnya dengan suami
• problem dengan orangtua dan mertua
• takut kehilangan bayi
• sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu.
• bayi sakit
• rasa bosan si Ibu
ada empat faktor penyebab baby blues
1. Hormonal. Usai bersalin, kadar hormon kortisol
(hormon pemicu stres) pada tubuh ibu naik hingga mendekati kadar orang yang
sedang mengalami depresi. Di saat yang sama hormon laktogen dan prolaktin yang
memicu produksi ASI sedang meningkat. Pada saat yang sama kadar progesteron
sangat rendah. Pertemuan kedua hormon ini akan menimbulkan keletihan fisik pada
ibu dan memicu depresi.
2. Psikologis. Berkurangnya perhatian keluarga,
terutama suami karena semua perhatian tertuju pada anak yang baru lahir.
Setelah persalinan si ibu yang merasa lelah dan sakit pascapersalinan membuat
ibu membutuhkan perhatian. Kecewa terhadap penampilan fisik si kecil karena tidak
sesuai dengan yang diinginkan juga bisa memicu baby blues.
3. Fisik. Keluhan fisik karena aktivitas mengasuh
bayi, menyusui, memandikan, mengganti popok, dan menimang sepanjang hari bahkan
tak jarang di malam buta sangatlah menguras tenaga. Dan jika tidak ada bantuan
dari suami atau anggota keluarga yang lain.
4. Sosial. Si ibu merasa sulit menyesuaikan diri
dengan peran baru sebagai ibu. Dan kini gaya hidupnya akan berubah dratis. Anda
merasa dijauhi oleh lingkungan dan merasa akan terasa terikat terus pada si
kecil
3.13
Pedoman Pengisian Partograf
Partograf adalah alat untuk memantau
kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan
dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan.( saifudin, abdul bari. 2002).
Partograf adalah alat bantu yang di
gunakan selama fase aktif persalinan ( depkes RI, 2004).
Menurut
depkes RI (2004), tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
1. Mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan dengan menilai serviks melalui
pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan dengan normal. Dengan
demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan
terjadinya partus lama.
Menurt
depkes RI (2004) partograf harus digunakan :
1. Untuk semua ibu dalam fase aktif
kala I persalinan sebagai elmen penting asuhan persalinan. partograf harus di gunakan, baik
ataupun adanya penyulit.
2. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, menevaluasi dan
membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan
penyulit.
3. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (
rumah, puskesmas,klinik bidan swasta, rumah sakit,DLL).
4. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu
sekama pesalinan dan kelahiran ( dr. spesialis obstetric ginekologi, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa
kedokteron).
Penggunaan partograf secara rutin akan
memastikan para ibu dan bayinnya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu.
Selain itu juga mecegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan
jiwa mereka.
Mencatat
temuan pada partograf :
1. Informasi tentang ibu
Lengkapi bagian awal ( atas )
partograf secara teliti pada saat mulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai
: “jam” pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan catat waktu terjadinya pecah
ketuban.
2. Kesehatan dan kenyamanan janin
Kolom,lajur dan skala pada partograf
adalah untuk pencatatn DJJ, air ketuban dan penyusupan ( kepala janin ).
a) DJJ
Dengan menggunakan metode seperti
yang di urauikan pada bagian pemeriksaan fisik, nilai dan catat DJJ setiap 30
menit ( lebih sering jika ada tanda – tanda gawat janin).
Kisaran normal DJJ terpapar pada
partograf di antara garis tebal 180. Tetapi,penolong harus sudah waspada bila
DJJ di bawah 120 atau di
b) Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali di
lakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban pecah. Catat temuan –
temuan dalam kotak yang sesuai di bawah
lajur DJJ.
Gunakan – gunakan lambing berikut
ini :
U: ketuban utuh (belum pecah)
J: ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D: ketuban sudah pecah dan air ketuan bercampur darah
K:ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (“kering”)
c) Molase (penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indicator penting
tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul
ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih, menunjujkan
kemungkinan adanya Chepalo Pelvic Disporportion (CPD). Ketidakmampuan akomodasi akan
benar – benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat di
pusahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali untuk
tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal
yang sesuai dan rujuk ibu tangan tanda – tanda disproporsi tulang panggul ke
fasilitas kesehatan yang memadai. Gunakan lambing lambing berikut :
0 : tulang – tulang
kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat di palpasi.
1 : tulang – tulang kepala janin
hanya saling bersentuhan.
2 : tulang – tulang kepala janin
saling tumpang tindih, tapi masih dapat di
pisahkan.
3
: tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih da tidak dapat dipisahkan
Menurut
Depkes (2004), kolom dan lajr kedua pada partograf adalah untuk pencatatan
kemajuan persalinan.
a) Pembukaan serviks
Dengan
menggunakan metode yang di jelaskan di bagian pemeriksaan fisik dalam bab ini,
nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering di lakukan jika
ada tanda – tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan
dari setiap pemeriksaan. Tanda “X” harus di tulis digaris waktu yang sesuai dengan
jalur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan – temuan dari
pemeriksaan dalam yang di lakukakn pertama kali selama fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungkan tanda
“X” dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus).
b) Penurunan bagian terbawah atau
presentasi janin.
Dengan menggunakan metode yang di
jelaskan di bagian fisik bab ini. Setiap kali melakukan pemeriksaan
dalam(setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada tanda – tanda penyulit, nilai
dan catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin.
Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks
umumnya di ikuti dengan turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru terjadi
setelah pembukaan serviks sebesar & cm.
c) Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada di mulai pada
pembukaan serviks 4 jam cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan 1 cm per
jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus di mulai di garis waspada.
Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada. Jika pembukaan
serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per
jam), maka harus di pertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase aktif yang
memanjang, macet, dll). Pertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang di
perlukan, misalnya persiapan rujukan ke fasilitaskesehatan rujukan (rumah sakit
atau puskesmas) yang mampu menangani penyulit dan kegawat daruratan obsetetri.
Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak
atau 4 lajur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan
bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan. Ibu harus tiba di
tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampui.
4. Jam dan waktu
Di
bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak – kotak
yang di beri angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak
dimulainnya fase aktif persalinan.
b) Waktu aktual saat pemeriksaan
dilakukan
Di bawah lajur kotak untuk waktu
misalnya fase aktif, tertera kotak – kotak untuk mencatat waktu aktual saat
pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyebabkan satu jam penuh dan berkaitan
dengan dua kotak waktu 30 menit pada lajur kotak di atasnya atau lajur
kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan waktu aktual pemeriksaan
ini di kotak waktu yang sesuai.
5. Kontraksi uterus
Di
bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan “kontraksi
per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu
kontraksi.
Setiap 30 menit, raba dan catat
jumlah kontraksi dalam 10 menit dengan mengisi angka pada kotak yang sesuai.
6. Obat – obatan dan cairan yang di
berikan
Di bawah lajur kotak observasi
kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat – obat
lainnya dan cairan IV.
a.
Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah
di mulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang di berikan
per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
b. Obat – obatan lain dan cairan IV
catat semua pemberian obat – obatan
tambahan dan atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
7. Kesehatan dan kenyamanan ibu
Bagian terakhir pada lembar depan
partograf berkaitan dengan keehatan dan kenyamanan.
a.
Nadi,
tekanan darah, dan temperature tubuh.
Angka di sebelah kiri bagian
partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
(1) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30
menit selama fase aktif persalinan.
(2) Nilai dan catat tekanan darah ibu
setiap 4 jam selama fase aktif persalinan.
(3)
Nilai dan catat temperature tubuh ibu (lebih sering jika meningkat, atau
di anggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperature tubuh dalam kotak
yang sesuai.
b. Volume urine, protein atau aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urine
ibu sedikitnya setiap 2 jam ( setiap kali ibu berkemih).
8. Asuhan, pengamatan dan keputusan
klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil
pengamatan dan keputusan klinik disisi luar kolom partograf, atau buat catatan
terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu
saat membuat catatan persalinan.
Asuhan,
pengamatan dan keputusan klinik mencakup :
a.
Jumlah
cairan peroral yang di berikan.
b. Keluhan sakit kepala atau
penglihatan (pandangan) kabur.
c.
Konsultasi
dengan penolong persalinan lainnya (dokter obsgyn, bidan, dokter umum).
d. Persiapan sebelum melakukan rujukan.
e.
Upaya
rujukan.
Pencatatan pada lembar belakang
partograf :
Halaman
belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal – hal yang terjadi
selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan –
tindakan yang di lakukan sejak pesalinan kala I hingga IV (termasuk bayi baru
lahir). Itulah sebabnya bagian ini di sebut sebagai catatn persalinan. Nilai dan catatkan asuhan yang di
berikan pada ib u dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong
persalinan mencegah terjadinya penyulit dan
membuat keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini sangat penting untuk
membuat keputusan klinik, terutamam pada pemantaun kala IV (mencegah terjadinya
perdarahan pasca persalinan). Selain itu, catatan persalinan( yang sudah di isi dengan lengkap
dan tepat) dapat pula di gunakan untuk menilai atau memantau sejauh mana telah
di lakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman.
contoh pengisian partograf
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang
wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya
di dalam rahim).Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan,
dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan
merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat
berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin.
Oleh sebab itu seorang wanita yang
sedang mengandung di harapkan melakukan Pemeriksaan ANC, antenatal care
(ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar.
Pasca persalinan beberapa ibu akan
mengalami baby bkues syndrome. Baby blues syndrome adalah perasaan sedih atau
tak mampu yang timbul beberapa hari setelah melahirkan. Baby blues syndrome
yang sering disebut ‘depresi pasca persalinan’ adalah kondisi yang sering
terjadi dan menyerang hampir 50% ibu baru. Baby blues syndrome umumnya terjadi
pada 14 hari setelah melahirkan, dan cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga
atau keempat setelah persalinan
DAFTAR PUSTAKA
-
Cunningham, F Gary.2005.Obstetri Williams edisi 21 vol.1.Jakarta:EGC
-
Prawirohardjo, Sarwono.2010.Ilmu Kandungan.Jakarta:PT.Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
-
Prawirohardjo, Sarwono. 2009.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
-
Sherwood,Lauralee.2012.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi
ke-6.Jakarta:EGC
-
dr.Bambang Widjanarko ,SpOG.histologi alat reproduksi wanita.FKK–Universitas Muhammadiyah Jakarta http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/08/histologi-saluran-reproduksi-wanita.html