Hadiah Terindah buat Kakek
oleh: Septin Agustina
Pagi yang cerah ditemani semilir
angin membuatku serasa sedang duduk di atas awan seperti film kartun
DragonBall. Di pedesaan rumah nenekku memang sangat sejuk udaranya.Tapi aku
jarang sekali bermain kesini,bisa dihitung jari,sudah berapa kali aku
kesini.Bukan karena takut dibilang tempat refreshing kampungan atau apalah,tapi
memang aku kurang suka pada keramaian.Hari ini pun aku kesini karena harus
menemani mama mengantarkan kue bolu buat nenek.Sebenarnya aku sudah ada janji
buat shoping dengan teman-temanku di Phassya Shoping Centre yang dibangun
beberapa bulan lalu yang kebetulan pula sangat dekat dengan perkompleks-an
rumahku.Nenek Saniah atau ibunya mamaku menyambutku dengan sangat girang.Maklum
cucu yang paling jarang berkunjung dan mungkin cucu yang paling disayangi ke-4
dari 23 cucu-cucu beliau.Aku mencium telapak tangan nenek dan setelah basa-basi
aku pergi ke belakang rumah nenek.Disana kutemui kakek sedang mencampuri dedak
dengan nasi basi untuk makan bebek-bebek
peliharaannya.”Assalamualaikum..kek!”kakek menoleh dan tersenyum dengan bahasa
tubuh tak bisa menyambut sungkeman dariku.”Wa’alaikumsalam..apa kabar cucu
kakek yang manis?”
“Alhamdulillah…!”.Aku tumben-tumbenan bisa ngobrol dengan kakek seperti ini.Padahal yang ku tahu beliau itu orang yang dingin dan keras kepala.Beliau menanyakan aku bagaimana di sekolah,teman-remanku dan kegiatanku,serta keluhanku tentang salah satu temanku yang egois dan cuek.Beliau berwanti-wanti kepadaku “Narnia,tak semua orang di dunia ini memiliki sifat yang baik,seperti yang kau inginkan…”aku menantikan lanjutan perkataanya sampai beliau menaruh makanan untuk bebek-bebek bau dan dekil itu.”…kita bukan Tuhan yang bisa berkehendak mengatur orang sesuai dengan keinginan kita.Jadi kau seharusnya kasihan pada temanmu yang memiliki sifat buruk,bimbing ia sampai bisa merubah sifatnya itu.”Kata-kata kakek itu terus terngiang dalam sanubariku.
Sore ini aku pergi dengan mama ke Phassya Shopping
Centre membeli peralatan mandi,serta benda-benda lainnya dalam jumlah dua kali
lipat.Aku penasaran untuk apa barang-barang ini.”Ma…ini buat siapa sih,kok
belinya banyak sekali,khan bisa beli lagi besok kalo’ udah rusak?”
“Kakek dan nenekmumu mau hadirin acara
wisuda kakak sepupumu di IPDN Jatinangor,jadi mama harus nyiapin barang apa aja
yang harus dibawa.”mama masuk ke conter sandal lalu memilah-milih ukuran yang
cocok untuk kakek dan nenek.Aku heran sekali dengan mama,mau-maunya susah-susah
membelikan kakek dan nenek untuk prepare-nya ke Jatinangor.Padahal yang ku tahu setiap kali kakek lewat depan rumah
selesai nyunatan mana mau untuk sekedar mampir di rumahku padahalkan mama-lah
anak terakhirnya dari almarhumah nenekku yang telah meninggal 1 tahun setelah
mama di lahirkan,bahkan satu-satunya anak yang mewarisi nama kakek.Belum lagi
nenekku yang selalu menomor duakan anak-anak tirinya.Namun,sejauh ini nenek
menyayangi semua cucu-cucunya.”Narnia…ayo mama udah selesai belanja,kok kamu
masih bengong disana?Pulang yuk..!”Huummfff….mama memotong lamunanku,aku
berjalan di belakangnya,tapi seperti biasa,mama tak langsung pulang namun
mampir dulu ke foodcourt kesayangan mama.Kali ini aku memesan tobbtokki makanan korea yang terbuat
dari beras dan dibubuhi sambal pedas.Aku ingat saat pertama kali aku
melafalkannya dengan kata”tobtoki” padahal yang benar adalah “toppoki”.Selesai
acara makan-makan kami langsung pulang.
Akhirnya,tibalah waktunya kakek,nenek dan bu’
Dhe serta pak dhe ku berangkat ke Angkasapura International Airport.Aku
mendengar sedikit pembicaraan tentang bu dhe dan mama tentang planning-nya
disana nanti bahwa kakek dan nenek akan dipesankan special chair di acara
wisuda tersebut karena yang datang nanti juga Pak presiden yang lebih dikenal
dengan nama SBY,serta sederet planning yang kurang jelas kudengar.Seminggu
kemudian aku,mama, dan papa menjemput kakek nenek ke AngkasaPura International
Airport.Saat kami datang disana,kulihat baru saja pesawat Garuda Airlines yang di tumpangi kakek,nenek,pak dan bu
dhe-ku landing.Kulihat dari cara berjalannya sepertinya kakeklah yang berjalan
tertatih-tatih itu,yang disampingnya tak lain adalah kak Arnold yang baru saja
selesai wisuda.Setelah lama berbicara di bandara,kami ke rumah bu dhe dulu.Di
ruang tamu,kakek bercerita dengat semangat 45 tentang pengalaman beliau naik kereta api,mengunjungi Blok M Square,dan
mengunjungi tempat-tempat bersejarah.Aku tidak bisa membayangkan kakek yang kolot dan ndeso melepas sandalnya saat masuk ke lift.Saat kakek pergi ke
belakang aku ingat bahwa beliau belum bercerita tentang pengalamannya duduk di
samping pak SBY.”Bu dhe,trus waktu kakek duduk di samping SBY tu gimana
ceritanya?”tanyaku polos.Bu dhe menghela nafasnya.”Sebenarnya sebelum berangkat
ke gedung tempat kakakmu wisuda,bu dhe lupa membawa hp lalu bu dhe kembali ke
hotel.Bu dhe enggak tau kalo’ ada yang
jatuh,bu dhe pergi dengan tergesa-gesa karena acaranya hampir mulai.Waktu
nyampe disana,bu dhe baru inget kalo’ kartu tamu ekslusive-nya ketinggalan di
kamar.Dan…akhirnya uang 700 ribu-nya melayang.”bu dhe mengakhiri ceritanya dengan penuh
penyesalan.
Dalam
mobil,kulihat kakek tertidur dengan pulasnya.Masih ku ingat saat beliau
mengatakan ingin sekali bertemu dengan Pak SBY,dan berjabat tangan dengannya.Tapi,mungkin
memang Tuhan memiliki rencana lain.Beliau tidak di takdirkan untuk harapannya
yang satu itu.Dan mulai saat itu,aku bertekat untuk bersekolah ke IPDN agar
beliau bisa duduk di samping Pak SBY jika aku wisuda nanti.Sesampainya di rumah
kakek,kulihat Monkey setengah berlari ke arah kakek lalu menggonggong ke
arahku.Aku terperanjat,trauma dengan kejadian saat aku kelas 1 SD dulu. Aku
berlari ke arah kakek dan ia ikut berlari seakan ingin menerkamku.Dan kakeklah
yang menenangkanku serta menyuruh Monkey jauh-jauh dariku.”Udah..cucu kakek
yang manis gak usah nangis lagi.Monkey mungkin hanya ingin bermain…”katanya
menenangkanku. Huh..aku heran kenapa kakek ngotot memberikan nama anjingnya
Monkey.Padahal sudah jelas sekali kalau monkey itu bahasa inggrisnya monyet.Belum
lagi nenek malah memanggilnya Senupi.”Snoopy nek yang bener”kataku.”Aah..
bukannya sama saja?”.Aku malas menjawab nenek.”Kakek lebih sreg memanggilnya
Monkey.Nama yang manis bukan?”kakek melengos ke arah sangkar-sangkar
burungnya.Yang lebih disayangi dari pada cucu-cucunya termasuk aku.Lamunanku
terhenti saat mobil Mazda silver ini masuk ke halaman rumahku.
Kini kakek sering sakit-sakitan,beraktivitas sedikit saja membuat sakit jantungnya kambuh.Kami semua sangat prihatin terhadap keadaan kakek yang semakin hari semakin memburuk.Kakek sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit.Namun,tak ada perkembangan.Aku cemas, hal yang tak ku inginkan akan terjadi.
Kini kakek sering sakit-sakitan,beraktivitas sedikit saja membuat sakit jantungnya kambuh.Kami semua sangat prihatin terhadap keadaan kakek yang semakin hari semakin memburuk.Kakek sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit.Namun,tak ada perkembangan.Aku cemas, hal yang tak ku inginkan akan terjadi.
Tiga hari kemudian kakek sembuh,dan diizinkan
pulang oleh dokter. Kami semua sangat senang dengan kemajuan pesat kesembuhan
kakek.Kami sekeluarga mengadakan acara tasyakuran atas kesembuhan kakek.Kulihat
kakek sangat enerjik mengangkat nampan berisi jajan dan minuman.”Pak,sini biar
aku yang bawa.Bapak baru aja sembuh kok kerja kayak gini?”.Mama terlihat
cemas.”Sudah,toh bapak buktinya tak capek kan?Mendingan kau bantu ibumu
sana.”Mama hanya bisa diam.Kakek memang keras kepala,bahkan untuk kebaikannya
sendiri pun masih saja keras kepala.Tapi ada yang aneh dari kakek hari
ini.Wajahnya terlihat lebih bercahaya dari biasanya.Tapi aku tak
menghiraukannya,mungkin baru selesai berwudhu pikirku.Setelah acara selesai
kami sekeluarga berkumpul di teras rumah sambil membicarakan tentang tempat
pemakaman yang baru saja di wakafkan oleh seorang pejabat.”Wah,siapa ya
penghuni pertama kuburan itu?”kakek menggurau .Akhirnya setelah lama kakek
masuk ke kamarnya lalu merebahkan dirinya di dipan.Kakek memanggil papa ke
kamarnya.Kebetulan hanya papa menantu kakek yang menjadi dokter.Kakek mengeluh
tentang sakit yang tiba-tiba di rasakan di jantungnya.”Bapak merasa badan bapak
tak enak,sebaiknya kau panggilkan semuanya,Fiq!”Kami semua datang
tegopoh-gopoh.Kakek menyuruh nenek duduk di sampingnya.”Kau tahu,sepertinya aku
melihat Maryamah tersenyum padaku.Aku sangat merindukannya.Aku ingin sekali
bertemu dengannya sekarang.” Mama dan kakak-kakaknya terisak mendengar kakek
menyebut nama almarhumah nenek.”Kalian hidup yang rukun ya…kalian harus saling
menjaga!”kakek menyunggingkan senyumnya lalu mengucapkan kalimat syahadat
sambil menahan sakitnya.Dan akhirnya…hal yang paling ku takutkan terjadi.Kakek
pergi…pergi untuk selamanya…dan tak akan mungkin kembali lagi.Aku terisak,aku
masih tak percaya dengan apa yang terjadi.Baru tadi pagi kami menyelenggarakan
acara tasyakuran atas kesembuhan kakek.Tapi sekarang…aku melihat kakek telah
terbujur kaku tak berdaya.
Keesokan sorenya setelah di kuburkannya kakek.Aku dan semua keluarga kakek masih berdiri melihat timbunan kuburan kakek di pemakaman yang baru saja di wakafkan ini.Jasad beliau-lah penduduk pertama pemakaman ini.Inilah jawaban atas pertanyaan beliau kemarin saat kita masih bersantai di teras rumahnya.Aku termenung…secepat itukah kau pergi kakek?Lalu bagaimana dengan tekadku padamu tentang keinginanmu untuk bertemu pak SBY?Lamunanku buyar saat ku dengar suara sirine mobil polisi serta sekitar tujuh mobil mewah berhenti di depan gerbang pemakaman baru ini.Aku tak percaya dengan apa yang ku lihat,Pak SBY dengan bu Ani datang melangkah kearah pemakaman ini.Dengan dikawal oleh beberapa polisi keaman.”Assalamualaikum ?”pak SBY menyapa kami semua yang masih terkejut dengan kejadian ini.Dan ternyata beliau kebetulan ingin mengunjungi keadaan desa penghasil kain songket terkenal ini.”Saya merasa seperti ada dorongan untuk masuk ke pemakaman yang baru ini.”jelasnya pak SBY.Oh…seandainya kau bisa melihat Pak SBY sendirilah yang mendatangi tempatmu.Lalu pak SBY ikut mendoakan kubur baru yang tak lain adalah kuburan kakek.Ini sungguh keajaiban..!Subahanallah…apa maksud Tuhan dengan semua ini..?Sungguh rahasia-Nya memang tak dapat kita tebak.Pikirku,inilah hadiah terindah dari Tuhan buat kakek.
Keesokan sorenya setelah di kuburkannya kakek.Aku dan semua keluarga kakek masih berdiri melihat timbunan kuburan kakek di pemakaman yang baru saja di wakafkan ini.Jasad beliau-lah penduduk pertama pemakaman ini.Inilah jawaban atas pertanyaan beliau kemarin saat kita masih bersantai di teras rumahnya.Aku termenung…secepat itukah kau pergi kakek?Lalu bagaimana dengan tekadku padamu tentang keinginanmu untuk bertemu pak SBY?Lamunanku buyar saat ku dengar suara sirine mobil polisi serta sekitar tujuh mobil mewah berhenti di depan gerbang pemakaman baru ini.Aku tak percaya dengan apa yang ku lihat,Pak SBY dengan bu Ani datang melangkah kearah pemakaman ini.Dengan dikawal oleh beberapa polisi keaman.”Assalamualaikum ?”pak SBY menyapa kami semua yang masih terkejut dengan kejadian ini.Dan ternyata beliau kebetulan ingin mengunjungi keadaan desa penghasil kain songket terkenal ini.”Saya merasa seperti ada dorongan untuk masuk ke pemakaman yang baru ini.”jelasnya pak SBY.Oh…seandainya kau bisa melihat Pak SBY sendirilah yang mendatangi tempatmu.Lalu pak SBY ikut mendoakan kubur baru yang tak lain adalah kuburan kakek.Ini sungguh keajaiban..!Subahanallah…apa maksud Tuhan dengan semua ini..?Sungguh rahasia-Nya memang tak dapat kita tebak.Pikirku,inilah hadiah terindah dari Tuhan buat kakek.
In memoar of my grandpa,
Thanks for your love,granpa….
0 komentar:
Posting Komentar